Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Bernegosiasi ala Pebisnis di Tiongkok

Kompas.com - 30/04/2024, 09:00 WIB
Buku Seni Negosiasi Superior Sumber Gambar: Dok. Elex Media Komputindo Buku Seni Negosiasi Superior
Rujukan artikel ini:
Seni Negosiasi Superior: Taktik, Siasat,…
Pengarang: Leonie McKeon
|
Editor Ratih Widiastuty

Berbicara mengenai negosiasi, setiap orang akan melakukan berbagai cara untuk memenangkan sebuah negosiasi.

Ini adalah kegiatan yang dinilai sulit, sekaligus membuat orang merasa tertantang untuk menang saat negosiasinya berkaitan dengan apa yang ingin mereka capai.

Sekarang, ketika kita melakukan pencarian di internet untuk mencari tahu tips-tips negosiasi, kita akan disajikan dengan deretan daftar yang disepakati sebagai tips terbaik agar dapat unggul saat bernegosiasi.

Setiap laman memberikan tips berbeda-beda.

Akan tetapi, secara garis besar terdapat beberapa poin yang perlu dipahami negosiator pemula sebagai dasar melakukan negosiasi, yakni menjadi pendengar yang baik.

Hal yang dilakukan pertama sebelum bernegosiasi adalah melakukan diskusi.

Dalam hal ini, negosiator biasanya akan berusaha memberikan kesan pertama yang kuat, sebelum beralih menyampaikan tujuan bernegosiasi.

Sering kali, negosiator lupa untuk memberikan lawan bicaranya kesempatan untuk menyampaikan kesan mereka karena sibuk berusaha mengendalikan pembicaraan dan menunjukkan dominasinya.

Oleh karena itu, negosiator perlu menjadi pendengar yang baik.

Lawan bicara akan ikut berusaha menyampaikan maksud mereka bersedia melakukan negosiasi dan dari situ pelaku negosiasi harus mendengarkan dengan baik poin-poin yang disampaikan.

Ajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang jawabannya tidak hanya sekadar ya atau tidak.

Kita pasti ingin kegiatan negosiasi untuk berjalan dengan lancar dan membangun hubungan yang sungguh-sungguh dengan lawan.

Dengan demikian, disarankan untuk tidak memberikan kesan terburu-buru saat melakukan negosiasi.

Kemampuan Negosiasi Perlu Dilatih

Kemampuan bernegosiasi tidak bisa dikuasai seseorang dalam waktu sehari sebelum melakukan negosiasi.

Dalam hal ini, negosiasi bukan hanya soal tawar-menawar harga yang akan berhenti saat kita mendapatkan harga yang kita inginkan, melainkan mengenai tawar-menawar seluruh elemen dari kesepakatan tersebut.

Kita bisa saja menyebut bahwa hal ini biasa kita lakukan dalam keseharian.

Akan tetapi, sering kali kita akan menyerah sebelum mencapai kesepakatan, entah kita akan batal membeli atau tetap membeli dengan kesepakatan yang ditawarkan.

Selain itu, untuk tempat-tempat tertentu yang kita kunjungi sering kali tidak memberi kita kesempatan untuk negosiasi.

Hal ini disebabkan harga yang dipasang sudah tetap dan tidak bisa berubah.

Dengan begitu, ketika kita hanya melakukan negosiasi sesekali saja, kita tidak mungkin dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan negosiasi yang kita miliki tidak dapat berkembang dengan baik.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Pelajari Diri Sendiri

Hal lain yang perlu dilakukan seorang negosiator sebelum melakukan negosiasi adalah mengenali diri sendiri.

Kita mungkin sudah mengetahui bagaimana kita harus mempelajari latar belakang lawan bicara yang akan diajak bernegosiasi.

Ini biasa dilakukan karena kita ingin memahami lawan dan berusaha memprediksi respons mereka.

Memahami diri sendiri sebagai seorang negosiator juga merupakan salah satu strategi dalam bernegosiasi.

Semakin kita mengenali diri sendiri dan respons yang kita lontarkan, akan semakin besar kendali yang kita punya terhadap situasi dan lawan bicara.

Negosiasi dalam Budaya Tiongkok

Sebelumnya, di daerah Barat, para pebisnis di sana tidak tumbuh dalam budaya yang mengharuskan mereka untuk selalu bernegosiasi.

Umumnya, negosiasi hanya dibutuhkan saat mereka ingin membeli barang atau jasa tertentu saja.

Hal ini tidak memungkinkan bagi kita untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang luas terkait kegiatan tersebut.

Kesulitan dalam bernegosiasi juga berkaitan dengan bahasa yang digunakan pebisnis.

Ketika kita tidak biasa melakukan negosiasi, kita akan kesulitan untuk membicarakannya.

Dengan demikian, saat kita bertemu dengan seorang negosiator yang sudah mulai belajar negosiasi sejak kecil, kita sebenarnya sedang menghadapi tantangan yang mustahil untuk ditaklukan.

Hal ini pun berbeda jauh dengan pengalaman orang-orang yang tumbuh di Tiongkok.

Pebisnis Tiongkok terkenal unggul dalam hal bernegosiasi disebabkan mereka tumbuh dalam budaya yang mengharuskan mereka bernegosiasi untuk setiap barang atau jasa yang ingin dibeli.

Selain itu, mereka juga memiliki bahasa yang mereka gunakan untuk berdiskusi mengenai situasi yang terjadi selama negosiasi sehingga mereka tidak perlu khawatir lawan bicaranya mendengar apa yang didiskusikannya.

Bernegosiasi merupakan keterampilan yang membutuhkan pengetahuan dan praktik.

Untuk mempelajari lebih dalam mengenai negosiasi ala pebisnis di Tiongkok dapat dibaca lebih lanjut dalam buku Seni Negosiasi Superior oleh Leonie McKeon.

Tiongkok penuh dengan pasar-pasar tempat orang selalu melakukan kesepakatan.

Oleh sebab itu, orang-orang Tiongkok sering dianggap sebagai orang yang pandai dalam bisnis dan bernegosiasi.

Buku ini membahas 24 strategi dari 36 Strategi Tiongkok dalam melakukan negosiasi superior.

Ini dinarasikan berdasarkan cerita the Art of War, yaitu strategi perang Tiongkok kuno yang relevan hingga saat ini.

Dapatkan segera buku Seni Negosiasi Superior di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau