Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puisi Tentang Perjumpaan, Harapan, dan Perpisahan Natasha Rizky 

Kompas.com - 08/04/2025, 10:00 WIB
Buku Ternyata Tanpamu... Sumber Gambar: Dok. Elex Media Komputindo Buku Ternyata Tanpamu...
Rujukan artikel ini:
Ternyata Tanpamu...
Pengarang: Natasha Rizky
|
Editor Ratih Widiastuty

Puisi adalah salah satu medium yang baik untuk menenggelamkan diri dalam refleksi dan pemaknaan atas hidup yang sedang dijalani.

Itulah mengapa, puisi tentang pengalaman kehidupan menjadi tema yang umum ditemukan.

Karya-karya Natasha Rizky bisa dibilang menjadi contoh puisi kehidupan.

Mengandung dan mengundang banyak majas, puisi Natasha Rizky terbaru ini mengangkat tema perjumpaan, harapan, dan perpisahan.

Judul Ternyata Tanpamu... yang dipilih Natasha Rizky menjadi puncak dari pemaknaan mendalamnya terhadap fase-fase hidup yang dilaluinya.

Tidak hanya menjadi usaha mengungkapkan ekspresi diri, puisi adalah sarana yang baik untuk menyerap inspirasi, motivasi, emosi yang dibagikan penulis dalam karyanya.

Majas puisi adalah bagian yang akan menjadi identitas khas penyair puisi.

Natasha Rizky dengan kelihaiannya menempatkan majas dengan baik.

Ketika membaca puisi-puisinya, beberapa istilah atau diksi yang dipilihnya akan bergaung dalam benak.

Misalnya adalah ungkapan, “Susu Ibu, susu murni, paling rasional.”

Terlintas dalam pikiran pembaca yang memiliki memori terhadap iklan dari penjual susu kemasan keliling, kata-kata ini pasti akan mengusik.

Lama-lama pembaca akan bertanya-tanya dan menerka ungkapan tersebut yang mungkin tertinggal dalam pikiran.

Apalagi jika puisi itu berhasil menyentuh sisi terdalam diri pembaca.

Puisi Tentang Kehilangan

Dalam pengantarnya, Natasha Rizky mengungkapkan bahwa kehilangan itu nyata dialami oleh setiap insan.

Entah dalam bentuk meninggalkan atau ditinggalkan, masing-masing tindakan itu menyisakan perasaan kehilangan.

Dalam kehilangan itu, kita akan merasa seseorang mungkin merasa jiwanya sudah tidak utuh lagi.

Kita mungkin pernah mendengar ungkapan-ungkapan senada untuk menggambarkan situasi tersebut.

Misalnya adalah “separuh jiwaku pergi” atau “aku kehilangan belahan jiwaku”.

Frasa-frasa ini menunjukkan beratnya kehilangan yang seolah-olah membuat timpang kehidupan yang sedang dialami.

Melalui puisi Ternyata Tanpamu..., Natasha Rizky hendak menyapa batin-batin tersebut.

Bagaimanapun, ini juga menjadi ungkapan terima kasih Natasha untuk perjumpaannya dengan mereka yang jiwanya mungkin sedang tidak utuh.

Ia menimba inspirasi dari mereka dan ingin membagikannya melalui puisi.

Jika puisi ini belum beresonansi kuat dalam diri pembaca, menurut Aca (sapaan Natasha Rizky), bukanlah sebuah masalah.

Ia berharap suatu saat kita atau para pembaca juga tergerak untuk mengumpulkan kisah-kisah hidup masing-masing dan kelak membagikannya kepada Aca.

Layaknya sebuah fase kehidupan yang bermula dari kelahiran, Natasha Rizky mengawali kumpulan puisi Ternyata Tanpamu... dengan puisi berjudul “Rumah Sakit”.

Dalam puisi tersebut, Natasha Rizky mengeksplorasi kekuatan emosi seorang anak dan ibu yang melahirkannya.

Tak hanya itu, dalam puisi tersebut, Allah ikut dilibatkan sebagai bagian yang melengkapi arti kehidupan itu sendiri.

Setelah puas melukiskan pengalaman perjumpaan-perjumpaan yang dimaknainya, Aca masuk dalam pengalaman ‘Harapan’.

Natasha Rizky memaknai harapan sebagai hidup itu sendiri.

Ia menulis bahwa hidup adalah kumpulan lembar harapan.

Layaknya lembaran buku, hidup ini menyimpan banyak halaman-halaman harapan yang kadang terabaikan, tetapi kadang benar-benar bisa dirasakan secara penuh kehadirannya.

Bahkan, tak dimungkiri, Aca mengakui kehadiran harapan sangat mungkin dirasakan beriringan dengan kehadiran seseorang dalam hidupnya.

Puisi-puisi ‘harapan’ ini menjadi bentuk apresiasinya terhadap setiap tetesan harapan yang menetas dalam kehidupannya.

Salah satunya tetesan harapan itu tampak dalam kehadiran ibunya.

Puisi tentang ibu ini sangat unik.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Natasha Rizky membuat puisi dari sebuah puisi.

Dalam puisi itu, dituliskan bagaimana tokoh dalam puisi tersebut menemukan buku catatan harian masa kecilnya.

Dalam buku tersebut, terdapat sebuah puisi.

Tokoh tersebut tersedu-sedu membaca puisi di dalamnya.

Ia mengenang sosok ibu yang mengajarkan ilmu kehidupan yang berharga, meski hanya dalam sepenggal kisah yang sederhana.

Puisi ini adalah puisi yang menunjukkan bahwa harapan adalah kekuatan ketika setiap pengalaman hidup selalu menyediakan harga yang harus dibayar.

Natasha Rizky mengenalkan fase kehidupan lainnya melalui puisi tentang ‘perpisahan’.

Dalam bagian ini, puisi adalah sarana untuk mengenang dan mencecap arti dari merelakan.

Menurutnya, dalam hidup ini, kita jangan sampai terjebak pada kenaifan bahwa semuanya itu abadi.

Kenyataannya justru lebih berat, tetapi harus direngkuh.

Kita perlu terus-menerus belajar untuk bisa menerima bahwa tidak ada yang bertahan lama di dunia fana ini.

Natasha Rizky sudah mengantisipasi itu semua. Ia terbuka bahwa tahap kehidupan ini pasti menoreh luka, meremukkan hati dan raga.

Namun, apakah kita harus menyerah dengan kenyataan ini? Tidak.

Dalam bagian akhir buku puisi Ternyata Tanpamu..., Natasha Rizky akan menemani kita dan penikmat puisi untuk memeluk bersama-sama segala proses kehidupan ini.

Keraguan memang pasti muncul dalam setiap perjalanan kita.

Namun, ada yang lebih ‘pasti’ daripada keraguan.

Baginya, hal yang pasti dan tak diragukan lagi adalah rahmat dan cinta-Nya yang senantiasa memeluk manusia dan segala perjuangannya.

Di akhir bukunya, ia menemukan kebahagiaan sejati karena ia menemukan yang pasti dan tak berubah.

Ketika kita pasti akan mengalami momen-momen kehilangan, kita tidak akan pernah kehilangan Allah, Sang Maha Cinta.

Puisi Ternyata Tanpamu...

Natasha Rizky melahirkan buku puisi ketiganya Ternyata Tanpamu... setelah sukses melejitkan buku puisi keduanya Kamu Tidak Istimewa.

Bermula dengan buku puisinya yang pertama Catatan Kronik, Natasha Rizky terus mengembangkan bakat dan kelihaiannya dalam menuangkan rasa dalam diksi yang indah.

Kecintaannya pada kepenulisan puisi juga tampak dari pendirian komunitas ‘Diksi Aca’, sebuah wadah literasi di media sosial.

Komunitas ini juga memfasilitasi para anggotanya untuk berkreasi dan mementaskan karya-karya mereka.

Sering dikaitkan dengan Desta, mantan suaminya, Natasha Rizky berhasil menunjukkan kepiawaiannya menjaga eksplorasi kehidupan melalui puisi tanpa terpengaruh berbagai pemberitaan tentang dirinya.

Terlepas dari semua itu, Desta turut mendukung segala langkah hidup yang diambil Aca.

Bahkan, dalam peluncuran buku puisi ketiganya, Desta hadir dan turut membacakan salah satu puisi dalam buku tersebut.

Anak-anak mereka pun juga terlibat dalam pementasan tersebut.

Tampak bakat seni, ketika Megumi, Mishka, dan Miguel, anak-anak dari Desta dan Natasha Rizky, tampil memukau para tamu yang hadir.

Puisi Ternyata Tanpamu... Natasha Rizky ini sangat ringan dibaca tetapi tetap kuat dalam menyampaikan pesan dan makna.

Puisi tentang kehidupan ini mesti masuk dalam jejeran puisi-puisi lain.

Itulah mengapa, puisi ini juga bisa ditemukan dalam kolase buku-buku pengembangan diri.

Puisi adalah sarana yang baik untuk menguatkan pemaknaan kita akan kehidupan dan lahan yang subur untuk menumbuhkan kemanusiaan kita.

Ketika hidup sering menyiratkan banyak hal, majas dalam puisi-puisi Ternyata Tanpamu... mungkin bisa menjadi teman kita untuk bersama-sama menafsirkan hidup sembari memeluk kenyataan.

Pada akhirnya, kita bisa mengisi sendiri titik-titik kosong dari ungkapan “Ternyata Tanpamu...” dan bersyukur.

Dapatkan segera bukunya di Gramedia.com!

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau