Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ciri-Ciri yang Mesti Diwaspadai, Tes Seberapa Licik Kamu

Kompas.com - 09/04/2025, 10:00 WIB
Tes Seberapa Licik Kamu Sumber Gambar: Pexels.com Tes Seberapa Licik Kamu
Rujukan artikel ini:
Adult Children of Emotionally Immature…
Pengarang: Lindsay C. Gibson, PsyD
|
Editor Ratih Widiastuty

Kehidupan tidak hanya diisi dengan orang-orang yang baik saja karena banyak pula orang yang berkarakter licik dan harus dihindari agar tidak merugikan kita.

Pasalnya, orang licik amat berbahaya jika dijadikan teman maupun sahabat karena hanya akan memanfaatkan kita demi kepentingan mereka saja.

Berhubungan dengan orang licik hanya akan membuat hidup kita menjadi susah karena tentunya mereka akan melihat keuntungan apa saja yang bisa diperoleh dari kita.

Orang licik akan memanfaatkan siapa saja secara semaunya dan meninggalkan ketika dimintai pertolongan.

Orang licik tidak pernah pantas untuk berteman dengan siapa pun, mereka tak akan pernah dapat menghargai orang lain selain diri mereka sendiri.

Faktor yang membuat seseorang menjadi licik tentunya sangat beragam, contohnya seperti untuk membalaskan dendam atau demi mencapai tujuannya sendiri.

Oleh karena itu, penting sekali untuk mengetahui ciri-ciri orang licik agar bisa terhindar dari mereka atau justru malah diri kita sendiri yang memiliki karakter licik.

Lalu, apa saja ciri-ciri orang licik yang patut diwaspadai? Simak penjelasannya berikut ini.

Ciri-Ciri Orang Licik

1. Tukang Manipulasi

Ciri pertama dari orang licik adalah mereka amat terampil dalam hal memanipulasi orang lain hanya demi kepentingan pribadi.

Mereka akan memengaruhi siapa saja yang dianggap akan menguntungkan meskipun hal tersebut menimbulkan kerugian bagi orang lain.

Orang licik tidak betul-betul membutuhkan orang lain sebagai teman, tapi hanya diperlukan sebagai batu loncatan untuk mendapatkan keuntungan.

Menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan merupakan salah satu bentuk manipulasi dari orang licik.

2. Tidak Bertanggung Jawab

Lari dari tanggung jawab adalah cara bagi orang licik untuk bisa menikmati apa yang mereka inginkan tanpa mau menerima konsekuensinya.

Mereka tidak akan ragu untuk menunjuk orang lain sebagai kambing hitam agar bisa terlepas dari beban tanggung jawab.

Tak adanya rasa tanggung jawab membuat orang licik semakin sulit untuk bisa dipercaya karena mereka hanya ingin untung sendiri.

Mereka akan berbuat kesalahan, lalu kabur tanpa mau memperbaiki kekacauan yang sudah diperbuat.

3. Senang Meremehkan Orang Lain

Orang licik bisa dibilang narsistik karena mereka menganggap diri sendiri selalu benar dan lebih baik dari orang lain.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Mereka juga tidak akan segan untuk merendahkan atau meremehkan orang lain agar bisa terlihat jauh lebih baik.

Bahkan teman dan keluarganya sendiri tidak luput menjadi sasaran untuk diremehkan oleh orang licik sebagai bentuk penghiburan diri.

Saking sukanya meremehkan orang lain, mereka tidak pernah tahu caranya mendukung orang lain.

4. Suka Melihat Penderitaan Orang Lain

Ketika ada orang lain yang sedang dilanda kesulitan, orang licik tentu akan menjadi yang pertama untuk merayakannya.

Alih-alih empati atau menolong, mengucapkan keprihatinan saja mereka enggan.

Orang licik enggan jika ada orang lain yang hidupnya jauh lebih baik dari mereka sehingga tak mengherankan jika hatinya selalu dipenuhi dengan sifat iri dan dengki.

Kesulitan orang lain seolah-olah merupakan berkah bagi orang licik.

5. Bersikap Kejam

Saking rasa empati sepertinya sudah hilang dalam diri orang licik, mereka tidak akan segan-segan untuk bersikap kejam terhadap siapa pun.

Selama ada orang lain yang mengganggu atau merugikan dirinya, orang licik akan berbuat apa pun untuk balas dendam.

Sikapnya yang kejam tentunya amat berbahaya bagi orang-orang di sekitarnya karena mereka biasanya mampu menampilkan akting yang bagus.

Berpura-pura baik di depan orang banyak, tapi bersikap kejam saat tidak ada yang melihat.

Karakter licik mungkin saja bisa timbul akibat pola pengasuhan atau trauma yang diterima saat masih kanak-kanak.

Maka dari itu, penting sekali untuk selalu mau belajar tentang isu kesehatan mental agar bisa lebih paham lagi.

Buku Adult Children of Emotionally Immature Parents bisa menjadi salah satu buku psikologi yang membuka sudut pandang akan tidak semua orang bisa dan siap untuk menjadi orangtua.

Buku ini mengungkap sifat merusak dari orangtua yang tidak matang secara emosi atau tidak hadir, bagaimana orangtua semacam ini menjadikan anak merasa diabaikan.

Tidak cuma itu, buku ini pun akan membimbing pembaca untuk menemukan cara supaya dapat memulihkan diri dari rasa sakit dan kebingungan yang diciptakan oleh pengalaman masa kecil.

Pesan dan beli buku Adult Children of Emotionally Immature Parents di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

5 Rekomendasi Film Indonesia yang Sedih, Siap Bikin Baper

5 Rekomendasi Film Indonesia yang Sedih, Siap Bikin Baper

buku
Buku Certified Hunger Manifesto Tampil di Acara Asia HRBP Forum 2025 Kuala Lumpur

Buku Certified Hunger Manifesto Tampil di Acara Asia HRBP Forum 2025 Kuala Lumpur

buku
Cara Perkembangbiakan Hewan untuk Menjaga Kelestarian Spesiesnya

Cara Perkembangbiakan Hewan untuk Menjaga Kelestarian Spesiesnya

buku
Siapa Bapak Demokrasi Dunia? Kenali Tokoh-Tokoh Besar di Baliknya

Siapa Bapak Demokrasi Dunia? Kenali Tokoh-Tokoh Besar di Baliknya

buku
Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau