Literasi tidak bisa dipisahkan dari berbagai sektor kehidupan.
Tingkat kemajuan suatu negara ditentukan oleh budaya literasi.
Membaca dan menulis penting untuk menciptakan kebudayaan, menghasilkan pengetahuan baru, dan membangun peradaban yang maju.
Membaca dan menulis adalah alat yang diajarkan Allah kepada manusia untuk berkomunikasi.
Bahkan, surah pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah perintah untuk membaca.
Dalam surah Al-Qalam ayat 1–2, Allah bersumpah dengan pena (qalam) dan apa yang dituliskan.
Dengan qalam, manusia dapat mencatat berbagai pengetahuan untuk disebarluaskan.
Namun, alangkah mirisnya mendapati fakta yang terjadi di lapangan.
Beberapa negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, masih tertinggal dalam hal literasi.
Padahal, kejayaan umat Islam di masa lampau dapat diraih dengan produktivitas para ulama yang sangat menghargai ilmu pengetahuan dengan cara mempelajari, mengamalkan, dan menuliskannya.
Mohammed Faris dalam buku Muslim Produktif mendefinisikan produktivitas adalah membuat pilihan yang cerdas secara terus-menerus dengan energi, fokus, dan waktu untuk memaksimalkan potensi dan meraih hasil yang bermanfaat (hal.2).
Lebih lanjut, Islam memandang produktivitas sebagai alat untuk mencapai produktivitas.
Alat inilah yang bisa dimanfaatkan para pejuang literasi untuk terus mengabadikan diri dalam karya-karyanya.
Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan para pejuang literasi agar tetap produktif:
Bagi pejuang literasi, membaca dan menulis menjadi kegiatan pokok yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dalam berkarya.
Namun, produktivitas tidak dinilai dari sekadar menghasilkan banyak karya saja.
Kualitas tulisan jauh lebih penting dibandingkan kuantitas.
Pastikan karya-karya yang dituliskan bernilai ibadah dan dapat menjadi tabungan amal jariah di akhirat kelak.
Oleh karena itu, hal pertama yang harus dirumuskan sebelum dakwah bil qalam adalah menentukan tujuan berkarya.
Sebagai seorang Muslim, aktivitas apa pun yang dilakukan seseorang harus terarah pada satu tujuan, yakni sebagai bentuk ibadah kepada Allah.
Sebagaimana tujuan penciptaan manusia di bumi ini yang tak lain adalah untuk menyembah Allah.
Jika tujuan pejuang literasi dilandasi iman, maka dia akan dengan selektif memilih bacaan dan lebih cermat saat menuangkan ide dan gagasan ke dalam bentuk tulisan.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Dengan demikian, dia hanya akan menuliskan hal-hal yang bermanfaat dan sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Tujuan ini menjadi fondasi penting yang akan menguatkan langkah saat lelah melanda.
Untuk mencapai produktivitas yang diharapkan, para pejuang literasi perlu membuat perencanaan.
Target ini penting untuk mengarahkan langkah dalam meraih tujuan.
Ada tiga bentuk target yang bisa dibuat, yaitu target jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Membagi-bagi target besar menjadi lebih kecil akan memudahkan eksekusi.
Lebih lanjut lagi, buat prioritas dalam menjalankan target.
Lakukan hal-hal yang penting dan mendesak terlebih dahulu dan tinggalkan aktivitas yang kurang bermanfaat.
Surah Al-Asr menjadi pengingat bagi setiap Muslim untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
Jika tidak, manusia berada dalam kerugian.
Produktivitas pejuang literasi dapat dioptimalkan apabila dia mampu mengelola waktu dengan baik.
Mengerjakan kebaikan, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran melalui tulisan.
Rasulullah telah mengingatkan tentang pentingnya pergaulan.
Beliau menganalogikan orang yang bergaul dengan penjual minyak wangi, maka akan tertular bau wanginya.
Komunitas akan menguatkan langkah dan saling memotivasi untuk terus produktif berkarya.
Komunitas memungkinkan para pejuang literasi untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.
Tentunya komunitas literasi yang dipilih juga harus memiliki misi dan visi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, agar tulisan yang dihasilkan tetap mengacu pada tujuan di atas.
Amalan yang disukai Allah adalah yang dilakukan terus-menerus walaupun sedikit.
Jika seorang pejuang literasi menulis minimal satu halaman setiap hari, maka dia bisa menghasilkan sebuah buku dalam waktu tiga bulan.
Konsisten membaca dan menulis setiap hari meski sedikit, menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas.
Kelima langkah di atas memerlukan energi, fokus, dan waktu agar potensi para pejuang literasi dalam mengembangkan budaya baca tulis dapat dimaksimalkan untuk meraih produktivitas.
Dapatkan buku Muslim Produktif secara online melalui Gramedia.com.