Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kompor Biogas Kotoran Sapi Ramah Lingkungan? Ini Alasannya

Kompas.com - 06/09/2022, 10:00 WIB
Rujukan artikel ini:
BIOGAS Fermentasi Limbah Peternakan
Pengarang: Ahmad Wahyudi
|
Editor Almira Rahma Natasya

Banyak limbah hasil alam dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik, bahkan kotoran hewan ternak juga kini bisa jadi alternatif energi terbarukan.

Salah satunya adalah kotoran sapi yang dapat dijadikan sebagai pengganti kompor bahan bakar minyak atau populer dikenal dengan biogas.

Biogas bisa menjadi alternatif pengganti energi dari fosil seperti gas alam dan minyak bumi yang tidak dapat diperbarui dan terbatas.

Kompor biogas kotoran sapi juga dinilai ramah lingkungan karena dalam prosesnya.

Penggunaan produk tersebut dapat mengurangi faktor yang merusak lingkungan.

Lebih lanjut, mengapa kompor biogas kotoran sapi ramah lingkungan? Simak penjelasannya di bawah ini.

Apa Itu Biogas?

Sebelum memahami alasan mengapa kompor biogas kotoran sapi ramah lingkungan, kita perlu mengetahui lebih dahulu tentang konsep dasar dari biogas.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, biogas adalah gas yang terbuat dari kotoran ternak.

Secara umum, biogas termasuk salah satu jenis energi alternatif yang tidak menggunakan bahan dari fosil.

Dalam prosesnya, biogas diperoleh dari aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik yang dapat didaur ulang.

Energi alternatif ini umumnya dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti gas Elpiji, pembangkit listrik, dan bahan bakar kendaraan.

Karena termasuk alternatif energi terbarukan dan tidak berasal dari fosil, biogas dianggap mampu menjaga ketersediaan energi bagi masyarakat.

Proses Mengubah Kotoran Sapi Menjadi Biogas

Proses pembuatan biogas dari kotoran sapi dimulai dari penguraian yang dilakukan di ruang bawah tanah atau lubang tertutup.

Untuk membuat biogas, kotoran sapi dimasukkan ke dalam lubang atau ruang di bawah tanah hingga kemudian akan terurai.

Proses tersebut merupakan metode pengolahan dan pemanfaatan kotoran ternak atau limbah organik yang disebut biodigester.

Setelah mengalami penguraian yang dibantu oleh bakteri atau dikenal sebagai proses dekomposisi, kotoran sapi akan menghasilkan gas metana.

Gas metana itulah yang dapat digunakan sebagai salah satu sumber alternatif energi panas untuk bahan bakar kendaraan hingga pengganti gas Elpiji.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Mengapa Kompor Biogas Kotoran Sapi Ramah Lingkungan?

1. Tidak Mencemari Lingkungan dan Berasal dari Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui

Gas metana (CH4) yang dihasilkan dari kotoran sapi dapat menjadi salah satu penyebab pemanasan global lebih besar dibandingkan gas karbon dioksida (C02) jika tidak dikelola dengan baik.

Oleh karena itu, lewat proses biodigester, kotoran sapi diubah menjadi energi lebih ramah lingkungan dan dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif.

Pemanfaatan dan proses pengolahan tepat guna dapat membuat kotoran sapi tidak mencemari lingkungan karena merupakan sumber energi yang dapat diperbarui.

2. Mengurangi Polusi Udara

Sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, kompor biogas kotoran sapi dapat menghasilkan api biru bersih dan tidak menimbulkan asap dibandingkan minyak tanah atau kayu pakar.

Secara langsung, kompor biogas kotoran sapi dapat membantu mengurangi polusi udara yang dihasilkan dari asap pembakaran seperti pada bahan bakar minyak.

3. Merupakan Hasil Daur Ulang dari Limbah Kotoran Sapi

Kotoran sapi termasuk limbah organik yang masih dapat didaur ulang dan dikelola dengan tepat guna, salah satunya sebagai sumber energi alternatif kompor biogas.

Sementara limbah dari proses pembuatan biogas dapat digunakan sebagai pupuk yang bermanfaat bagi perkembangan tumbuhan maupun kesuburan tanah.

Nah, itulah seputar informasi terkait mengapa kompor biogas kotoran sapi ramah lingkungan yang perlu kamu ketahui.

Di Indonesia, pengembangan biogas masih belum maksimal dan masih banyak hal yang perlu dibenahi.

Meski begitu, biogas rumah tangga di Indonesia setidaknya telah mencapai sekitar 47 ribu unit dengan menghasilkan biogas sebanyak 75.044,2 m3/hari atau sekitar 26,72 juta m3/tahun.

Jika kamu tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang pengelolaan biogas yang tak hanya berasal dari kotoran sapi tetapi limbah organik lain, kamu bisa membaca buku Biogas: Fermentasi Limbah Peternakan.

Buku ini akan memberikanmu pemahaman terhadap proses pengelolaan limbah organik menjadi biogas dan pupuk organik.

Selain itu, buku yang ditulis oleh Ahmad Wahyudi dan Listiari Hendraningsih ini juga akan membahas tentang bagaimana penggunaan reaktor biogas dalam sistem usaha peternakan terpadu dapat menghemat pemakaian pupuk hingga meningkatkan kesehatan masyarakat.

Buku Biogas: Fermentasi Limbah Peternakan dapat menjadi alternatif bacaan yang berguna dalam pengembangan pengelolaan biogas agar bisa digunakan secara maksimal sebagai salah satu energi ramah lingkungan.

Untuk menambah khazanah keilmuan, terutama bagi kamu yang tertarik dalam mengembangkan pemanfaatan limbah ternak, buku ini akan sangat berguna.

Dapatkan buku Biogas: Fermentasi Limbah Peternakan secara online melalui Gramedia.com.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Contoh Pantun untuk Guru, Penuh Makna Mendalam

Contoh Pantun untuk Guru, Penuh Makna Mendalam

buku
Ciri-Ciri yang Mesti Diwaspadai, Tes Seberapa Licik Kamu

Ciri-Ciri yang Mesti Diwaspadai, Tes Seberapa Licik Kamu

buku
Gamifikasi Pembelajaran: Pengertian, Manfaat, dan Contohnya

Gamifikasi Pembelajaran: Pengertian, Manfaat, dan Contohnya

buku
Tokoh-Tokoh yang Memiliki Kepemimpinan ala Nabi Muhammad

Tokoh-Tokoh yang Memiliki Kepemimpinan ala Nabi Muhammad

buku
Apa yang Harus Dilakukan oleh Pengusaha Pemula untuk Bertahan dalam Krisis?

Apa yang Harus Dilakukan oleh Pengusaha Pemula untuk Bertahan dalam Krisis?

buku
11 Kepemimpinan Nabi Muhammad saw.: Teladan Abadi untuk Pemimpin Masa Kini

11 Kepemimpinan Nabi Muhammad saw.: Teladan Abadi untuk Pemimpin Masa Kini

buku
Puisi Tentang Perjumpaan, Harapan, dan Perpisahan Natasha Rizky 

Puisi Tentang Perjumpaan, Harapan, dan Perpisahan Natasha Rizky 

buku
Mengenal Praktik “Salon Pikiran” Edward de Bono untuk Memikat Banyak Orang

Mengenal Praktik “Salon Pikiran” Edward de Bono untuk Memikat Banyak Orang

buku
Ketika Ego Menyerang Diri Sendiri, Adakah Cara Menyelamatkannya?

Ketika Ego Menyerang Diri Sendiri, Adakah Cara Menyelamatkannya?

buku
Mencegah Korupsi dengan Mindset 8 Bentuk Kekayaan ala Robin Sharma

Mencegah Korupsi dengan Mindset 8 Bentuk Kekayaan ala Robin Sharma

buku
Valerie Patkar Kembali Hadir dengan Novel Terbaru: Tengah Tengah

Valerie Patkar Kembali Hadir dengan Novel Terbaru: Tengah Tengah

buku
Ketahanan Pangan sebagai Fondasi Kedaulatan Bangsa

Ketahanan Pangan sebagai Fondasi Kedaulatan Bangsa

buku
Stephane Garnier Berbagi Sifat-Sifat Kucing yang Mampu Meningkatkan Kualitas Hidup Seseorang    

Stephane Garnier Berbagi Sifat-Sifat Kucing yang Mampu Meningkatkan Kualitas Hidup Seseorang   

buku
Istilah “Postive Vibes” Sering Dipakai, tetapi Peran Sesungguhnya Jarang Diketahui!

Istilah “Postive Vibes” Sering Dipakai, tetapi Peran Sesungguhnya Jarang Diketahui!

buku
Belajar Sains dan Matematika dengan Cara yang Menyenangkan

Belajar Sains dan Matematika dengan Cara yang Menyenangkan

buku
Tubuh Itu Hebat! Pelajari Tubuh Manusia dengan Ensiklopedia Super: Tubuhku

Tubuh Itu Hebat! Pelajari Tubuh Manusia dengan Ensiklopedia Super: Tubuhku

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau