Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Termasuk Ke Dalam Alat Musik Ritmis, Begini Sejarah Alat Musik Tradisional Rebana

Kompas.com - 07/08/2022, 09:30 WIB
sejarah rebana sebagai alat musik ritmis pinterest sejarah rebana sebagai alat musik ritmis
Rujukan artikel ini:
Dhalang, Wayang dan Gamelan
Pengarang: Wawan Susetya
|
Editor Rahmad

Setiap daerah di Indonesia mempunyai keanekaragamannya masing-masing, termasuk dalam hal alat musik tradisional. Salah satu alat musik tradisional yang sampai saat ini masih digunakan keberadaannya yaitu rebana.

Alat musik rebana mempunyai ciri khas dan gayanya sendiri. Sebelumnya, keberadaan alat musik rebana tak lepas dari kebudayaan agama Islam di Jawa. Rebana sendiri merupakan salah satu jenis alat musik ritmis.

Sejarah Rebana

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa perkembangan alat musik rebana di Indonesia tidak terlepas dari kebudayaan agama Islam. Menurut bahasa Arab, musik rebana ini bisa disebut dengan musik sholawatan.

Kegiatan shalawat sendiri merupakan satu ungkapan yang dipenuhi dengan nuansa sastra yang berisikan pujian kepada Nabi Muhammad SAW.

Dalam istilah Jawa, rebana akrab disebut dengan terbang dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan tambourine. Biasanya, alat musik rebana sudah ada sejak empat belas abad yang lalu, yaitu sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

Dalam sejarahnya, tepatnya rebana pertama kali muncul pada abad ke-6 Masehi, saat nabi Muhammad SAW tengah menjalankan hijrah dari Makkah ke Madinah. Saat itu, mereka menyambut Nabi Muhammad SAW dengan rebana sambil bersyair.

Perkembangan agama Islam yang ada di Indonesia juga memberikan pengaruh yang besar terhadap alat musik rebana. Perkembangan rebana ditandai dengan banyaknya festival seni rebana. Festival ini sudah dimulai dari tingkat desa sampai ke tingkat nasional. Serta banyak juga pergelaran seni rebana, baik di panggung hiburan yang bersifat resmi maupun yang tidak resmi.

Di Indonesia sendiri, rebana pertama kali diperkenalkan oleh Habib Ali Muhammad bin Husein al-Habsyi pada abad ke-13 Masehi. Pada awal masuknya Islam ke Indonesia itulah, Habib Ali menggunakan rebana dalam misi dakwahnya menyebarkan agama Islam.

Ia mengenalkan rebana dan juga kasidah dengan cara mendirikan majelis shalawat sebagai bentuk sarana kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW.

Majelis yang ia dirikan itu kemudian banyak menyebar ke berbagai daerah di Kalimantan dan Jawa. Dalam menyebarkan agama Islam, Habib Ali juga mengarang sebuah buku yang berjudul Simthu Al-Durar yang berisi kisah perjalanan hidup Rasulullah SAW.

Di dalam bukunya juga memuat bacaan shalawat sehingga kitab itulah yang akhirnya seringkali dibaca dan diiringi dengan alat musik rebana ketika umat muslim memperingati acara maulid Nabi Muhammad SAW.

Sejak saat itulah, rebana mulai menyebar dan banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia terutama dalam kesenian musik kasidah dan hadrah. Kedua kesenian musik ini dijadikan media dakwah Islam sekaligus sebagai hiburan dalam acara peringatan hari-hari besar Islam.

Saat ini, rebana juga sering digunakan oleh grup vokal seperti grup nasyid. Rebana digunakan untuk mengiringi mereka dalam menyanyikan syair-syair Arab. Dalam perkembangannya, rebana juga berkembang menjadi banyak jenis.

Setiap jenis rebana biasanya berkaitan dengan ciri khas dari kultur budaya suatu daerah tertentu.

Jenis-jenis Rebana yang Tersebar di Indonesia

1. Rebana Ketimpring

Rebana Ketimpring Rebana Ketimpring

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Ini adalah jenis rebana paling kecil yang biasanya memiliki fungsi mengiringi atau mengarak pengantin. Disebut sebagai rebana ketimpring karena memiliki tiga pasang kerincingan.

2. Rebana hadroh

Rebana hadroh Rebana hadroh

Rebana hadroh adalah jenis rebana yang menggunakan tiga buah rebana, yaitu rebana bawa, rebana seling, dan rebana gedug.

3. Rebana Kasidah

Rebana Kasidah Rebana Kasidah

Rebana kasidah merupakan seni musik Islam yang paling populer. Kasidah sendiri merupakan sebuah bentuk puisi Arab yang telah ada sebelum datangnya Islam. Biasanya lagu yang dibawakan dengan rebana kasidah ini bernuansa pujian-pujian kepada Allah SWT.

4. Rebana Maukhid

Rebana Maukhid Rebana Maukhid

Rebana jenis ini mempunyai ukuran yang lebih besar dari rebana hadroh. Rebana maukhid bukan hanya untuk pertunjukan saja, tetapi ditujukan sebagai pengisi acara tabligh.

5. Rebana Biang

Rebana Biang Rebana Biang

Rebana biang adalah rebana yang mempunyai ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan jenis rebana lainnya. rebana ini mempunyai 4 jenis, yaitu ketog, gendung, kotek, dan biang.

Tidak hanya jenis alat musik rebana saja yang termasuk ke dalam alat musik bernuansa agama, ada juga alat musik gamelan. Kamu bisa membaca buku Dhalang, Wayang dan Gamelan untuk memahami alat musik ini.

Dalam buku Dhalang, Wayang dan Gamelan berisikan penjelasan mengenai Dhalang, Wayang, serta Gamelan yang memiliki arti simbol keagamaan dan kehidupan. Di mana pewayangan dikenal oleh ‘manusia jawa’ secara turun temurun. Sang dhalang merupakan sebuah simbol Tuhan, serta wayang melambangkan semua umat manusia.

Buku ini menggambarkan bahwa dalam kehidupan, manusia sebagai wayang diharapkan untuk tidak membangkang terhadap perintah Tuhan.

Dapatkan buku ini hanya di https://www.gramedia.com/

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau