Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Bangsa Indonesia Masih Harus Berjuang Lagi Mempertahankan Kemerdekaannya?

Kompas.com - 04/06/2022, 09:00 WIB
Mengapa Bangsa Indonesia Masih Harus Berjuang Lagi Mempertahankan Kemerdekaannya Sumber Gambar: Freepik.com Mengapa Bangsa Indonesia Masih Harus Berjuang Lagi Mempertahankan Kemerdekaannya
Rujukan artikel ini:
Bunga Rampai Sejarah Indonesia
Pengarang: Moehkardi
|
Editor Ratih Widiastuty

Kemerdekaan Indonesia resmi diproklamasikan oleh presiden dan wakil presiden pertama Indonesia, yaitu Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta.

Perjuangan dan pengorbanan sampai kita berada di titik tersebut sungguh sangat berat.

Butuh ratusan tahun bagi Indonesia untuk lepas dari cengkeraman penjajah yang silih berganti.

Tentu kamu sudah akrab dengan peristiwa proklamasi kemerdekaan tersebut, bukan? Namun ternyata, peristiwa sakral tersebut tidak serta merta menjadikan Indonesia negara yang bebas.

Negara-negara yang merasa memiliki hak terhadap Indonesia masih membayang-bayangi negara kita sampai beberapa tahun berselang sejak kemerdekaan Indonesia.

Mereka tidak mengakui kemerdekaan tersebut.

Para penjajah terus berupaya untuk kembali menjadikan negara kita daerah jajahannya.

Selepas proklamasi, Indonesia sibuk menata pemerintahan.

Bersamaan dengan itu, gangguan dari negara-negara asing juga membuat kita kewalahan. Baca selengkapnya terkait Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Pertempuran yang Terjadi Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

1. Pertempuran di Surabaya

Sebelum merdeka, Indonesia merupakan daerah kekuasaan Jepang.

Ketika Jepang kalah dalam Perang Dunia II, seluruh daerah jajahannya jatuh ke tangan Sekutu, di bawah organisasi bernama Allie Forces Netherland East Indies (AFNEI).

Kedatangan AFNEI ke Indonesia membawa masalah karena Belanda ikut membonceng di bawah nama Netherland Indies Civil Administration (NICA).

Insiden pertama terjadi di sebuah hotel di Surabaya bernama Hotel Yamato pada tanggal 19 September 1945, hanya beberapa bulan berselang sejak proklamasi.

Sebuah bendera Belanda dikibarkan di halaman Hotel Yamato dan menyulut kemarahan sekelompok pemuda.

Mereka menyobek bendera merah-putih-biru tersebut hingga hanya tersisa warna merah-putih, yang merupakan warna bendera Indonesia.

Insiden ini memicu sejumlah pertempuran yang memakan nyawa baik dari pihak Indonesia maupun Belanda.

Pertempuran ini kemudian memuncak pada tanggal 10 November 1945.

Ultimatum yang diberikan AFNEI atas pemberontakan rakyat Surabaya ditolak oleh Gubernur Jawa Timur. Peperangan tak bisa dielakkan.

Untuk menghormati peristiwa ini, Tugu Pahlawan dibangun di Surabaya dan Hari Pahlawan diperingati setiap tanggal 10 November.

2. Pertempuran Ambarawa

Pertempuran ini terjadi di Semarang.

Diawali dengan kedatangan NICA yang berniat untuk membebaskan tawanan Belanda, pada tanggal 20 Oktober 1945.

Hal ini memicu kemarahan para pejuang Indonesia di Semarang.

Pasukan NICA dipukul mundur sampai ke Ambarawa.

Gugurnya seorang Letnan Kolonel dalam pertempuran ini semakin membakar amarah para pejuang Indonesia.

Pada tanggal 12 Desember 1945, para pejuang menyerang ke Ambarawa.

Pertempuran itu terjadi hingga Sekutu terdesak ke Semarang pada tanggal 15 Desember 1945.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Pertempuran ini diabadikan dalam Monumen Palagan Ambarawa.

Tanggal 15 Desember 1945 kini diperingati sebagai Hari Infantri.

3. Bandung Lautan Api

Sekutu yang diboncengi NICA juga tiba di Kota Bandung pada tanggal 13 Oktober 1945.

Mereka datang dengan alasan hendak menawan tentara Jepang yang tersisa.

Lama-lama, mereka mulai berusaha menguasai Kota Bandung.

Ultimatum dari Sekutu dan NICA dijatuhkan pada tanggal 21 November 1945 untuk mengosongkan Bandung Utara.

Hal ini memicu pertempuran, dan membelah Bandung menjadi dua area–Bandung Utara, yang dikuasai Sekutu, dan Bandung Selatan, dikuasai oleh Tentara Keamanan Rakyat.

Ultimatum kedua dari Sekutu dan NICA terjadi pada tanggal 23 Maret 1946.

Karena kondisi rakyat yang tidak memungkinkan untuk pertempuran lainnya, pemerintah meminta Tentara Keamanan Rakyat untuk memenuhi ultimatum tersebut.

Namun penyerahan Bandung Selatan tidak dilakukan dengan sukarela.

Tentara Keamanan Rakyat lalu membumihanguskan Bandung Selatan, hingga kejadian itu dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api.

4. Pertempuran Medan Area

Kedatangan tentara Sekutu dan NICA menimbulkan keresahan pada rakyat Medan sehingga dibentuklah sekelompok pejuang dengan nama Barisan Pemuda.

Pada tanggal 13 Oktober 1945, lencana kebanggaan Barisan Pemuda diinjak-injak oleh seorang tentara Belanda.

Tak terima akan penghinaan tersebut, pertempuran pun pecah.

Tentara Belanda menerima perlawanan dari rakyat Medan yang marah dan akan kehadiran mereka, hingga mereka makin lama makin terdesak.

Tanggal 1 Desember 1945, Belanda menetapkan beberapa garis batas pertempuran dan aturan-aturan lain yang tentu saja tidak dipatuhi oleh rakyat Medan.

Perlawanan terus diberikan oleh rakyat Medan, meskipun Belanda akhirnya menduduki Kota Medan pada tanggal 10 Agustus 1946.

Pertempuran-pertempuran di atas terjadi di banyak daerah di Indonesia pasca kemerdekaan.

Tercatat ada 19 pertempuran melawan Sekutu dan Nica dari tahun 1945 sampai 1949, dengan titik-titik pertempuran tersebar di seluruh penjuru Indonesia.

Rakyat Indonesia harus kembali berjuang mempertahankan kemerdekaan yang sudah ada dalam genggaman, dan berusaha agar kedaulatan negara kita diakui dunia.

Jika kamu tertarik untuk membaca sejarah lengkap Indonesia, kamu dapat membacanya di buku berjudul Bunga Rampai Sejarah Indonesia karya Moehkardi.

Buku ini membahas peristiwa-peristiwa sebelum dan sesudah proklamasi, revolusi nasional, serta biografi tokoh-tokoh penting yang terlibat.

Dengan penjelasan yang ringkas dan menarik, kamu akan mengetahui lebih jauh tentang kejadian-kejadian yang terjadi seputar kemerdekaan Indonesia.

Segera dapatkan buku ini dan buku lainnya hanya di Gramedia.com!

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau