Di era digital seperti saat ini, semua orang seakan berlomba-lomba untuk menunjukkan sisi terbaik dalam hidupnya melalui media sosial.
Tidak jarang hal ini menimbulkan perasaan negatif bagi sebagian besar orang, seperti merasa insecure karena membandingkan pencapaian diri dengan orang lain yang dirasa lebih hebat, menjadi pesimis, dan jadi kurang mensyukuri serta menghargai diri sendiri karena merasa tidak bisa melakukan sesuatu sebaik orang lain.
Jika terus membiarkan pikiran negatif ini menguasai isi kepala, kamu hanya akan semakin menyakiti diri kamu sendiri dan hidup dalam kesengsaraan yang tidak perlu.
Permasalahan ini yang juga dialami oleh Henry Manampiring, bahkan ia didiagnosa mengidap Major Depressive Disorder atau depresi oleh psikiater.
Henry sering kali terganggu dengan pikiran-pikiran mendung di dalam kepalanya yang tidak selalu bisa dijelaskan pemicunya dan kerap membuatnya merasa sedih serta dipenuhi perasaan negatif.
Meskipun telah mencoba berbagai cara untuk mengubah cara berpikirnya, namun tidak ada yang benar-benar berhasil sampai Henry menemukan buku How to be a Stoic karya Massiomo Pigliucci.
Henry merasakan efek perbaikan sikap dan mental yang sangat signifikan setelah mempelajari Stoisisme ini dan mempraktikkannya dalam hidup.
Ia merasa menjadi lebih tenang, damai, dan tidak lagi mudah merasa stres dan marah-marah.
Karena besarnya perubahan hidup yang dirasakan berkat filosofi Stoisisme ini, Henry Manampiring berharap bisa membagikan pengalamannya dan secuil pengantar mengenai filsafat Yunani-Romawi Kuno ini melalui buku Filosofi Teras untuk membantu para pembaca yang mungkin sedang dilanda perasaan khawatir, sering merasa resah dan kecewa dalam kehidupan sehari-hari seperti yang juga ia alami dahulu.
Siapa yang menyangka bahwa filosofi Yunani-Romawi Kuno yang sudah ada sejak 2000 tahun lalu dan digunakan oleh Marcus Aurelius masih relevan serta bisa diterapkan hingga saat ini?
Beliau adalah seorang filsuf yang juga merupakan kaisar dan pemimpin perang, untuk membangun jiwa yang kokoh.
Meskipun buku ini hanya dimaksudkan sebagai pengantar dalam mempelajari filosofi Stoisisme, namun penulis telah berhasil merangkum dan membagikan secuil dari ilmu filsafat ini dengan sangat baik melalui contoh penerapan-penerapannya yang dekat dengan kehidupan generasi saat ini.
Tidak hanya sekadar menyuruh seseorang untuk berpikir positif seperti yang biasa ditemui dalam buku motivasi kekinian, namun filosofi Stoisisme memberikan sudut pandang baru dan segar yang dengan sendirinya akan mengikis pikiran-pikiran negatif yang selama ini menghantui kepala.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Dilengkapi ilustrasi menarik menggambarkan topik yang sedang dipaparkan dalam setiap babnya, penulisan dan penuturan yang ringan dengan diselingi gurauan ala Henry Manampiring, Filosofi Teras menjadi buku pengantar filsafat yang menarik dan menyenangkan untuk dibaca.
Tujuan yang ingin dicapai dalam mempelajari Stoisisme dan yang akan kamu dapatkan setelah membaca buku ini adalah sebagai berikut.
Kebahagiaan tidak termasuk ke dalam salah satu tujuan utama yang dicari dalam filosofi ini.
Namun, dapat dipastikan dengan memiliki hidup yang tenteram dan terbebas dari emosi-emosi negatif, serta memiliki keempat kebajikan utama sesuai yang disebutkan di atas, kamu juga akan mendapatkan kebahagiaan sebagai hasil dari penerapan Stoisisme ini.
Dikotomi kendali merupakan prinsip dalam Stoisisme yang menyatakan bahwa ada hal-hal di dalam hidup yang bisa kamu kendalikan dan ada yang tidak.
Hal-hal yang tidak berada di bawah kendali seseorang, yaitu meliputi:
Sedangkan hal-hal yang bisa kamu kendalikan meliputi:
Kemampuan untuk mengelompokkan hal-hal apa saja yang berada di luar dan di dalam kendali ini akan memberikan efek signifikan dalam cara berpikir kamu yang juga akan berdampak terhadap perasaan dan emosi yang kamu rasakan.
Sebagai contoh, jika kamu menyadari bahwa tindakan dan opini orang lain terhadap diri kamu merupakan suatu hal yang berada di luar kendali, maka kamu tidak akan lagi mencemaskan atau merasa khawatir akan hal tersebut, sebab kamu telah memahami bahwa terus terobsesi pada hal-hal yang berada di luar kendali hanyalah sebuah kesia-siaan.
Kamu juga jadi lebih fokus untuk mengontrol hal-hal yang bisa kamu kendalikan saja, seperti pikiran, opini dan persepsi diri sendiri serta mengubahnya ke arah yang lebih positif.
Dengan menerapkan dikotomi kendali dalam kehidupan sehari-hari, kamu akan membebaskan diri dari belenggu emosi dan pikiran negatif yang kebanyakan berasal dari hal-hal yang tidak bisa kamu kendalikan dalam hidup.
Kamu bisa mendapatkan buku Filosofi Teras ini dengan mudah melalui online di Gramedia.com.
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, borong semua buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.