Setiap orang pasti memiliki problematika dalam hidup.
Tak jarang masalah tersebut berlarut-larut dan sampai mengganggu aktivitas.
Pastinya, kita semua ingin hidup tenang dan terbebas dari masalah tersebut, sehingga kita sering mencari cara untuk mengatasinya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membaca buku-buku khususnya buku self improvement.
Selain terdapat tips dan trik mengatasi berbagai permasalahan, membaca buku self improvement juga seringkali menimbulkan rasa tenang dan menambah inspirasi untuk menjadi lebih baik lagi.
Jika hanya melihat dari judulnya, beberapa dari kita mungkin akan berpikir bahwa buku ini mengajarkan kita untuk tidak peduli, menjadi bodo amat akan segala hal.
Namun faktanya, buku terjemahan dari buku The Subtle Art of Not Giving a F*ck ini berisi tentang sebuah ajakan untuk dapat memilah mana yang penting untuk dipikirkan dan mana yang seharusnya kita buang jauh-jauh.
Mark Manson berupaya untuk menyelamatkan orang-orang yang sering terhambat hidupnya bukan karena ia gagal atau tidak mampu, namun karena orang tersebut tidak dapat memilih dan memikirkan semua hal meskipun itu merugikan dirinya.
Buku setebal 256 halaman ini berisi berbagai seni untuk kita pelajari, salah satunya adalah bahwa kita berhak untuk hidup bahagia, dan memilih prioritas mana yang paling penting untuk kita pikirkan.
Buku ini membahas mengenai hal-hal krusial yang sering orang-orang pertanyakan dalam hidup, berisi keresahan yang banyak dialami anak muda tentang hidup, karier, passion, sampai finansial.
Seperti apakah lebih baik mengikuti passion yang belum tentu menghasilkan atau mengikuti apa yang banyak orang kerjakan.
Buku setebal 256 halaman ini dibagi dalam lima bab yang akan membuat pembacanya berpetualang untuk semakin mengenali dirinya sendiri.
Ada penjelasan tentang gaya belajar, materi tentang ikigai, dan akan dijelaskan bahwa kita tidak harus berdiri pada satu bidang, melainkan kita dapat menguasai beberapa bidang sekaligus.
Lebih menariknya lagi, buku ini berisi banyak grafik yang membuat pengalaman membaca semakin seru dan tidak monoton.
Buku yang baru terbit pada November 2021 ini banyak menyita perhatian publik.
Selain karena sampulnya yang menarik dengan banyak kata-kata “sensitif”, buku ini mengangkat isu sensitif tentang anak dan orangtua yang mengena bagi banyak orang.
Mengambil tema besar tentang edukasi kesehatan mental, dalam buku ini juga akan banyak pembahasan mengenai luka masa kecil, insecurity, kecemasan, hingga tujuan hidup.
Dengan ramainya topik self healing yang dibahas masyarakat belakangan ini, buku What’s So Wrong About Your Self Healing mencoba untuk memberikan sisi lain bahwa proses penyembuhan tidak dapat lepas dari proses spiritual, yaitu pendekatan manusia dengan penciptaNya.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Insecurity menjadi fenomena yang dirasakan hampir semua orang. Ada yang insecure karena bentuk tubuh, pekerjaan, finansial, skill atau kemampuan, hingga tentang masa depan.
Alvi Syahrin dalam buku ini mencoba untuk mengajak pembacanya agar tidak kalah dalam insecurity, melainkan berdamai dan melihat dari sudut pandang yang lain.
Ada 264 halaman dalam buku ini yang terbagi dalam 45 bab dan akan membantumu menemukan kelebihan dan menerima kekurangan yang kamu punya.
Buku ini ditulis dalam bahasa yang santai sehingga mudah dipahami dan tidak akan membuat siapapun yang membaca merasa digurui.
Apa yang kita jalani saat ini terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan kecil yang kita lakukan setiap harinya, sehingga jika kita membiasakan untuk membentuk kebiasaan baik, maka akan menghasilkan perubahan positif di kemudian hari.
Buku ini menjelaskan bahwa kehidupan dapat dirubah, tidak langsung dari perubahan besar, melainkan bertahap dari dari yang paling kecil, dimulai ketika kita terbangun setiap pagi.
James Clear dalam Atomic Habits memberikan trik-trik sederhana yang dapat kita praktikkan sehari-hari berdasarkan teori-teori psikologi.
Selain itu, ada kisah-kisah inspiratif dalam buku ini yang menjadi bukti bahwa perubahan besar dimulai dari membentuk kebiasaan-kebiasaan kecil.
Bagi para dewasa awal yang sedang diserang oleh quarter life crisis, buku ini adalah teman yang cocok untuk dijadikan bacaan ketika senggang.
Seperti sahabat yang dapat mendengarkan dan mengerti, tulisan-tulisan Geulbaewoo dalam buku ini seperti memeluk dan menenangkan pembacanya yang sedang lelah dengan kehidupan.
Disajikan mirip seperti bait-bait puisi, menggunakan sapaan “kamu” dan dituliskan dengan bahasa sederhana yang ringkas, buku ini seperti buku motivasi yang tidak berbelit-belit, namun mampu mengena bagi pembaca.
“It’s okay to be not okay, gak apa-apa gagal sesekali”, adalah kata-kata penenang yang akan terpikirkan dalam benakmu ketika membaca buku ini.
Buku ini berfokus pada tema self esteem, tentang seni menghargai diri sendiri.
Di dalamnya terdapat 24 latihan untuk meningkatkan kepercayaan diri.
Selain itu, 356 halaman dalam buku ini terbagi dalam tujuh bab yang masing-masing memiliki pembahasan menarik dalam kaitannya dengan self esteem.
Ada bab yang mengajak kita untuk lebih aware tentang pentingnya kepercayaan diri, ada bab yang menjelaskan pengelolaan emosi, dan ada pula bab yang berisi tips dan trik untuk meningkatkan kepercayaan diri.
Selain membaca, buku ini terdapat lembar-lembar yang dapat diisi sebagai kegiatan harian sebagai evaluasi.
Itulah rekomendasi buku self improvement paling laris untuk mengubah hidup lebih baik.
Jika kamu tertarik untuk membelinya, kamu bisa mengunjungi laman Gramedia.com untuk mendapatkan buku-buku tersebut dengan berbagai penawaran menarik!