Saat ini, dunia mengalami kemajuan teknologi yang mengagumkan.
Beragam informasi dapat diakses dengan mudah.
Kamu mau tahu kabar saudaramu yang ada di lain kota, lain provinsi, lain pulau, atau bahkan lain negara? Nggak perlu repot-repot menghabiskan tenaga dan waktu ke sana, karena kamu cukup membuka gadget di tangan.
Dengan adanya kemajuan teknologi yang demikian canggih, tentunya menimbulkan dampak bagi penggunanya.
Layaknya pisau, jika dimanfaatkan dengan baik, ia dapat digunakan untuk memotong sayuran dan dimasak dengan sedap.
Namun, jika tak dapat menggunakannya dengan bijak, maka ia menjadi alat tajam yang mematikan.
Kemajuan teknologi dengan kecanggihannya menimbulkan candu.
Siapa saja dapat terbuai dalam fitur dan beragam layanan yang ada, tak terkecuali netizen Indonesia.
Tak heran, menurut Riset State of Mobile 2023, negara Indonesia menempati posisi satu sebagai negara terlama main handphone dalam sehari selama tahun 2022.
Entahlah, apa kita mesti bangga atau justru prihatin dengan hasil riset tersebut.
Namun yang jelas, riset tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sudah sedemikian lekat dengan gadget.
Nah, yang jadi pertanyaan, lebih dari seperempat hari yang dihabiskan di depan gadget, apakah hal tersebut benar-benar bermanfaat dan produktif? Dilihat dari kacamata Islam, sebagai muslim kita diimbau untuk tidak melakukan perbuatan yang sia-sia dan mubazir.
Dalam nash Al-Qur’an diterangkan untuk tidak membuang waktu.
Wal-‘ashri artinya, “Demi masa”.
Allah sudah memperingatkan kita untuk tidak menyia-nyiakan waktu.
Waktu seperti pedang yang setiap saat bisa memotong kepala kita jika kita tidak memperhatikannya dengan seksama.
Nah, bagaimana caranya supaya aktivitas kita di media sosial menjadi berfaidah? Berikut beberapa tip agar produktif dalam bermedia sosial ala muslim:
Seperti yang tertulis dalam buku Muslim 4.0 terbitan Quanta yang ditulis oleh Yanuardi Syukur dan Tri Putranto, bahwa sebagai muslim, sangat bisa bagi kita untuk berbagi hal positif melalui media sosial.
Istilah kerennya, dakwah bilmedsos.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Di era digitalisasi ini, berdakwah menggunakan piranti medsos menjadi opsi yang efektif.
Konten dakwah yang kita sampaikan dapat menyebar dengan mudah dan ditangkap para penggunanya.
Jangkauannya pun tidak hanya lokal, namun juga global ke seluruh dunia.
Namun, jangan lupa, materi yang kita sampaikan juga harus jelas sanadnya.
Ayat Al-Qur’an, hadis, maupun referensi keislaman lainnya harus dapat dipertanggungjawabkan dan jangan asal tafsir.
Ketika kita sudah memiliki konten untuk di-share di media sosial, maka buatlah konten tersebut dengan kreatif sehingga mampu menarik perhatian banyak orang.
Jangan sampai konten positif atau misi dakwah bil-medsos kurang mendapat perhatian karena kontennya yang monoton dan membosankan.
So, yuk asah terus ide-ide kreatif kita demi misi kebaikan ini agar setiap detik yang dijalani menjadi produktif.
Bermedia sosial membuat kita mudah mendapatkan teman dari berbagai latar belakang.
Manfaatkan jejaring pertemanan sebaik mungkin.
Gunakan etika bermedia sosial yang sesuai dengan tuntunan Islam.
Selain itu, perhatikan juga orang-orang yang kita follow, apakah membawa kebaikan atau justru memberikan dampak buruk kepada kita.
Eits…, silaturahmi online ini jangan malah dimanfatkan untuk ajang caper dan pacaran, ya.
Kalau digunakan untuk hal itu, ya sama saja waktu kita nggak produktif karena digunakan untuk berasyik ria dengan lawan jenis melalui gadget.
Buatlah waktu kita produktif dengan mengikuti dan update informasi terkini, contohnya kabar saudara muslim kita di Palestina.
Nah, itu tadi beberapa tip produktif bermedia sosial ala muslim.
Mulai sekarang, mari gunakan media sosial dengan bijak agar waktu yang kita habiskan dengannya menjadi lebih maslahah.
Produktif melalui wasilah media sosial, kenapa enggak?
Segera dapatkan buku Muslim 4.0 di Gramedia.com.