Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Makanan Khas Papua Terunik, Kamu Wajib Coba!

Kompas.com - 09/02/2023, 09:30 WIB
makanan khas papua Photo on kebudayaan.kemdikbud.go.id makanan khas papua
Rujukan artikel ini:
Seri Budaya Kuliner: Kelezatan Kuliner…
Pengarang: Litbang Kompas
|
Editor Rahmad

Selain pakaian adat Papua yang ikonik, mereka juga punya makanan tradisional yang unik. Makanan khas Papua biasanya berasal dari tangkapan laut dan hasil kebun. Seperti sagu yang jadi banyak bahan makanan di Papua.

Makanan Khas Papua

Berikut ini beberapa makanan khas Papua yang unik dan recomended untuk kamu coba karena kekhasan dan cita rasanya yang enak:

1. Papeda

Papeda adalah makanan khas Papua, termasuk juga makanan khas Maluku dan beberapa daerah di Sulawesi. Papeda merupakan makanan khas yang paling banyak digemari, bahkan banyak masyarakat yang tinggal di luar Papua yang menyukai masakan ini.

Papeda mengandung karbohidrat seperti nasi. Papeda berwarna putih bening atau agak keruh dan memiliki tekstur lengket seperti lem. Papeda terbuat dari sagu yang biasanya disajikan dengan ikan, daging, kelapa, sayuran dan lain-lain.

2. Lempeng Sagu

Lempeng sagu adalah kue kering yang bisa dimakan langsung atau dicelupkan ke dalam teh panas, kopi, dan kecap ikan. Bentuk dan ukuran kue ini akan berbeda-beda tergantung cetakan dan cara memasaknya.

Lempeng sagu dikenal sebagai roti pipih khas Papua yang terbuat dari sagu, dipres dan dipanggang. Selain dinikmati sendiri, lempeng sagu juga cocok untuk santai minum kopi atau teh bersama teman. Rasa kue ini keras, tawar, dan cepat mengembang di dalam air.

3. Kue Bagea Sagu

Bagea Sagu merupakan kue khas Papua yang terbuat dari tepung sagu dan kenari. Tak hanya dikenal sebagai oleh-oleh khas Papua, kue bagea sagu juga banyak diproduksi di Maluku, Sulawesi Utara.

Kue manis ini terbuat dari tepung sagu yang memiliki tekstur agak keras saat dikunyah. Biasanya, kue-kue ini dicelupkan ke dalam minuman terlebih dahulu untuk melunakkan teksturnya yang keras.

4. Sagu Bungkus Ulat Sagu

Sagu bungkus ulat sagu adalah makanan tradisional Papua yang membutuhkan pembakaran di atas arang selama 15-25 menit. Makanan khas Papua yang satu ini biasanya dimakan saat hangat bersama Papeda.

5. Udang Selingkuh

Udang selingkuh adalah masakan khas daerah Papua yang menggunakan jenis udang air tawar dan tekstur udang ini mirip dengan lobster. Disebut dengan nama udang selingkuh karena memiliki capit yang berbentuk seperti kepiting.

Penduduk setempat percaya bahwa udang berkerabat dengan kepiting. Saat disajikan, udang ini biasanya direbus, digoreng, dan juga dibakar. Saat diasapi, biasanya hanya ditambahkan bumbu atau garam, ada juga yang tidak.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Terlepas dari teknik pembuatannya, ciri khas cita rasa masakan ini tetap terlihat. Seiring berjalannya waktu, bumbu yang digunakan untuk memasak udang pun mulai beragam, ada yang menggunakan saus tiram, lada hitam, saus padang, dan juga asam manis.

6. Ikan Bakar Manokwari

Ikan Bakar Manokwari adalah makanan khas Papua Barat yang memiliki rasa yang berbeda karena menggunakan sambal khas yang hanya terdapat di Papua.

Sambal spesial ini berasal dari bumbu spesial yang digiling hingga teksturnya sempurna dan biasanya disajikan mentah.

7. Kue Lontar

Kue lontar merupakan kue susu khas Papua yang bagian tengahnya memiliki tekstur lembut dan rasa manis walaupun pinggiran kuenya cukup keras dan menutupi bagian tengahnya.

Kue ini terbuat dari margarin, tepung terigu, vanila dan susu. Kue lontar berukuran lebih besar dari pie susu Bali. Ini karena loyang kue lebih besar, sehingga ukuran kue yang dihasilkan akan lebih besar.

8. Sambal Colo-colo

Sambal colo-colo adalah sambal khas Papua yang rasanya pedas dan asam. Rasa asamnya berasal dari air jeruk nipis. Sambal colo-colo cocok dengan ikan bakar dan nasi panas.

Bahan sambal ini adalah cabai, bawang merah, tomat, dan air jeruk nipis. Selain Papua, sambal ini juga menjadi sajian di Ambon, Maluku.

9. Aunu Senebre

Aunu Senebre terbuat dari nasi dan ikan teri yang dicampur dengan daun talas dan kelapa, kemudian dikukus jadi satu.

Makanan ini mudah ditemukan di Papua. Rasanya asin, gurih, dan teksturnya garing. Masakan ini biasanya disantap dengan papeda atau umbi-umbian lainnya.

10. Cacing Laut

Cacing laut adalah makanan khas Papua yang kaya nutrisi untuk tubuh. Cacing laut bisa dimasak dengan cara dipanggang, di sate, dan bumbu balado. Cacing laut asli Raja Ampat bagian utara ini sudah menjadi makanan ringan sehari-hari warga Kepulauan Ayau.

Buku Seri Budaya Kuliner: Kelezatan Kuliner Papua bisa kamu jadikan referensi mengetahui lebih banyak tentang makanan khas Papua. Tidak hanya pakaian adat Papua dan budayanya yang unik, kulinernya juga tidak kalah ikonik dan recomended untuk kamu coba.

Buku ini bisa kamu pesan dan beli di Gramedia.com!

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau