Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak Unsur Seni Teater, Pengertian, dan Sejarahnya di Sini!

Kompas.com - 06/02/2023, 18:30 WIB
 Unsur Seni Teater Sumber Gambar: Freepik.com  Unsur Seni Teater
Rujukan artikel ini:
Dardanella: Perintis Teater Indonesia Modern,…
Pengarang: Jaap Erkelens
|
Editor Puteri

Teater adalah suatu bentuk seni, selain seni rupa, musik dan tari.

Teater sendiri di Yunani adalah sebutan untuk tempat melihat pertunjukan-pertunjukan seni tersebut.

Dalam arti yang lebih luas, teater adalah proses menulis, mengembangkan naskah, dan menyajikannya menjadi seni pertunjukan yang indah, bermakna, dan menghibur penonton.

Konsep umum seni teater adalah bentuk seni berupa pertunjukan panggung yang dipentaskan.

Secara etimologis, konsep teater adalah gedung atau auditorium yang digunakan untuk pementasan teater.

Pendapat lain mengatakan sensibilitas teatrikal adalah seni drama yang mengungkapkan tingkah laku manusia melalui gerak, tari, nyanyian serta dialog dan akting.

Unsur Seni Teater

Seni teater adalah istilah lain dari teater dalam arti luas, di mana berlangsung proses pemilihan naskah, interpretasi, produksi, pementasan, dan pemahaman penonton.

Dengan kata lain, drama merupakan salah satu unsur teater.

Sejarah Teater

Pertunjukan teater permanen pertama di Yunani dibangun sekitar 2300 tahun yang lalu.

Teater ini dibangun tanpa atap berbentuk setengah lingkaran dengan tempat duduk penonton melengkung dan undakan yang dikenal dengan amfiteater.

Ribuan orang pergi ke amfiteater untuk melihat teater dan penghargaan diberikan kepada teater terbaik.

Drama Yunani adalah yang pertama membuat dialog antar karakter.

Sebagian besar peristiwa Yunani didasarkan pada legenda.

Drama-drama ini sering membuat penontonnya stres, takut, dan kasihan.

Sketsanya lucu, kasar, dan sering menyindir tokoh-tokoh terkenal.

Setelah 200 SM, aktivitas artistik berpindah dari Yunani ke Roma, seperti teater.

Tetapi kualitas teater Romawi tidak lebih baik dari teater Yunani.

Teater Romawi menjadi penting karena pengaruhnya di kemudian hari selama Renaisans.

Teater pertama kali diperkenalkan di kota Roma pada tahun 240 SM.

Pertunjukan ini dibawakan oleh Livius Andronicus, seorang seniman Yunani.

Teater Romawi merupakan adaptasi dari bentuk teater Yunani.

Hampir di setiap elemen adegan dalam teater Romawi terdapat unsur teater Yunani.

Jenis-Jenis Teater

bentuk seni pertunjukan teater secara khusus, seni teater adalah seni drama yang mengekspresikan tingkah laku manusia melalui gerak, tarian, dan lagu yang direpresentasikan dengan dialog dan akting, seperti:

1. Teater Dramatik

Pada tahap dramatik, perkembangan psikologis karakter sangat tertarik.

Situasi cerita dan setting pementasan ini dibuat sedetail mungkin dan tetap berpegang pada plot.

Drama harus dibuat semenarik mungkin agar penonton tertarik dengan situasi cerita yang diberikan.

Dalam teater dramatik tindakan para aktor perlu ditonjolkan karena akan mempengaruhi emosi penonton agar pesan dan emosi cerita tersampaikan dengan tepat.

2. Teater Gerak

Teater gerak adalah pertunjukan teater yang elemen utamanya adalah gerakan dan ekspresi wajah para pemainnya.

Selama pertunjukan, sangat sedikit atau bahkan tidak ada dialog yang digunakan, seperti dalam pertunjukan pantomim klasik.

Salah satu gerakan teatrikal yang masih populer adalah pantomim atau pantomim karena tidak ada suara sama sekali.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Mime adalah seni yang berusaha mengungkapkan ekspresi pemain melalui gerakan dan ekspresi pemain.

Melalui gerakan ini, makna dan pesan yang ingin disampaikan juga akan terwujud.

3. Teater Boneka

Teater boneka adalah jenis teater yang sering digunakan untuk menceritakan legenda atau cerita yang bersifat religius.

Teater boneka memiliki banyak bentuk dan cara pertunjukan.

Saat memainkan teater boneka, biasanya ada beberapa cara untuk melakukannya, yaitu memasukkan kedua tangan ke dalam boneka dan kemudian memiliki dua tongkat yang berfungsi sebagai pegangan bagi pemainnya.

Tak hanya itu, dua buah tongkat juga digunakan untuk menggerakkan boneka dan dipegang dari bawah.

4. Teater Tragikomedi

Kombinasi teater tragedi dan komik menciptakan genre teater tragedi.

Tujuan dari teater tragedi adalah untuk menampilkan peristiwa yang menyedihkan atau tragis, tetapi untuk menutupinya dengan lelucon yang mengocok perut.

Bentuk paling sederhana dari tragedi adalah cerita tentang seorang tokoh yang mengalami kesialan atau malapetaka yang menimpa seorang tokoh, tetapi dengan akhir yang bahagia.

5. Teater Surealis

Kebalikan dari tahap realistis adalah tahap surealis.

Sementara pertunjukan realistis mencoba membawa adegan mereka lebih dekat ke hal-hal yang menyerupai dunia nyata, teater surealis menggambarkan keanehan dan absurd.

Tujuan dari menampilkan hal-hal aneh adalah untuk memperkuat simbol atau pesan yang ingin disampaikan.

Sutradara teater surealis percaya bahwa tradisi realis menghambat kebebasan berekspresi.

Dengan menonjolkan surealis, sutradara mampu menghadirkan cerita tanpa kontrol sadar atau logika umum.

Bagi kebanyakan orang, pertunjukan surealisme terkadang tampak "kacau", "di luar topik", atau membingungkan.

Secara umum, teknik teater surealis lebih kompleks daripada teater realistik.

Untuk itu, seorang sutradara yang ingin membuat pertunjukan surreal setidaknya harus menguasai teknik pertunjukan yang realis.

5. Teater Realis

Teater realistik adalah genre drama yang mencoba menghadirkan cerita yang sangat mirip dengan realitas kehidupan sehari-hari, baik dari segi seni maupun penceritaan.

Pertunjukan ini mencoba menggambarkan realita nyata dan diadaptasi ke dalam bentuk teatrikal.

Konflik mudah dipahami dan sering kali melibatkan masalah dalam masyarakat secara luas.

Demikianlah penjelasan mengenai unsur seni yang ada di pertunjukan teater.

Kamu bisa baca buku tentang perkembangan teater, seperti buku dengan judul Dardanella Perintis Teater Indonesia Modern, Duta Kesenian Indonesia yang ditulis oleh Jaap Erkelens.

Salah satu rombongan pada dekade pertama setelah Perang Dunia I, menjadi rombongan teater paling inovatif.

Oleh karena itu, tidak berlebihan jika menganggap rombongan ini sebagai pelopor teater modern di Indonesia.

Tidak hanya itu, sebagai kelompok penari dan penyanyi, kelompok ini menikmati sukses besar di Malaya, Singapura, China, Sri Lanka, Myanmar, India, Timur Tengah, Eropa, Afrika Utara, dan Amerika.

Sutan Sjahrir bahkan menyambut rombongan ini ke New York (Agustus 1947) sebagai duta seni rupa Indonesia.

Banyak orang yang kemudian terkenal sebagai bintang film antara lain Fifi Young, Miss Riboet, Tan Tjeng Bok, Ratna Asmara, Ferry Kok, dan Astaman.

Ferry dan Astaman juga menjadi sutradara, begitu pula Andjar Asmara dan istrinya, Ratna Asmara, sutradara perempuan pertama di Indonesia.

Buku ini merupakan hasil usaha Dardanella untuk memaparkan secara detail sejarah “Opera Melayu” di sekitar Nusantara dan sebagian benua Asia, Eropa, Afrika, dan Amerika Utara.

Baca selengkapnya dan dapatkan segera bukunya hanya di Gramedia.com!

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau