Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Perbedaan Etika dan Simpati, Serta Hubungannya dengan Kecerdasan Emosional

Kompas.com - 12/11/2021, 13:00 WIB
Sumber foto: Freepik
Rujukan artikel ini:
Make Your Emotion Work For…
Pengarang: J. Maurus
Penulis Okky Olivia
|
Editor Almira Rahma Natasya

Sebagai negara yang memiliki keberagaman suku, budaya, bahasa, dan agama, Indonesia sangat menjunjung tinggi norma serta etika yang mengatur masyarakat untuk saling menghargai dan bertoleransi satu sama lain.

Saat berinteraksi di lingkungan masyarakat, setiap individu diharapkan memiliki etika yang baik dalam berucap maupun berperilaku, demi menjaga hubungan baik antar sesama.

Selain memiliki etika yang baik, bersikap simpati terhadap orang lain juga penting untuk dimiliki, karena sikap simpati ini akan menunjukkan bagaimana sisi sosial kita saat berinteraksi dengan orang-orang di sekitar, dan bisa juga memberikan pengaruh positif ke dalam kehidupan.

Kebanyakan orang pasti sudah sering mendengar kata etika dan simpati, tapi tidak semua orang mengetahui dan memahami perbedaan di antara keduanya, dan bagaimana contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut ini adalah perbedaan etika dan simpati yang harus kamu ketahui.

Etika

Etika adalah suatu nilai atau norma yang menjadi pedoman seorang individu dalam bergaul dan berinteraksi di masyarakat, etika ini mengatur seseorang dalam berucap dan berperilaku supaya bisa diterima dengan baik di lingkungannya.

Dalam dunia pendidikan atau dunia kerja, etika ini dianggap sebagai salah satu kunci kesuksesan seorang individu, karena biasanya etika cenderung menempati posisi atas dibandingkan dengan skill dan kecerdasan.

Berikut ini beberapa contoh etika baik yang bisa diterapkan seorang individu dalam kehidupan sehari-hari:

  • Mengucap salam dan mencium tangan orang tua sebelum melakukan aktifitas.
  • Membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan, karena sampah yang menumpuk di sembarang tempat pasti akan mengganggu kenyamanan orang lain.
  • Saat melakukan kesalahan, cobalah untuk mengakuinya dan segera minta maaf.
  • Tidak egois atau mementingkan diri sendiri.
  • Tidak meremehkan dan menghina orang lain.

Simpati

Jika arti etika adalah suatu norma yang mengatur perilaku individu dalam berinteraksi, maka simpati adalah sikap prihatin atau berbelas kasih saat melihat kondisi atau kejadian yang dialami oleh orang lain di sekitar kita.

Orang yang mudah bersimpati biasanya akan lebih cepat merasakan apa yang sedang dirasakan oleh orang lain.

Contoh yang paling umum adalah saat kita melihat orang terdekat sedih karena suatu hal. Saat itu, kita juga ikut merasakan kesedihannya walaupun sebenarnya kita tidak mengalami secara langsung, maka ini bisa disebut sebagai sikap simpati.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Baik etika maupun simpati, keduanya sama penting dan memiliki peran besar dalam menjaga hubungan baik antar individu dengan individu lainnya.

Selain itu, sikap etika dan simpati ini juga berhubungan langsung dengan kecerdasan emosional.

Kecerdasan emosional adalah kemampuan yang sudah dimiliki seseorang sejak lahir untuk bisa memahami, mengendalikan, dan mengevaluasi emosinya, sementara emosi ini juga berkaitan dengan pergaulan dan interaksi seseorang dengan lingkungannya.

Jika seorang individu tidak bisa mengendalikan emosinya, maka dia akan dicap sebagai orang yang tidak punya etika dan membuatnya sulit diterima di lingkungan masyarakat.

Walaupun sudah dimiliki sejak lahir, kecerdasan emosi ini sebenarnya bisa diasah seiring dengan bertambahnya usia dan kedewasaan, serta tergantung dari lingkungan tempat kita tinggal.

Untuk belajar bagaimana cara mengembangkan emosi ke arah yang lebih positif, kamu bisa baca buku Make Your Emotion Work For You: Mengembangkan Emosi Positif karya J. Maurus.

Buku ini ditujukan untuk kalangan manapun yang ingin belajar bagaimana cara mengelola emosi yang baik demi mencapai kehidupan yang bahagia, selain itu kamu juga akan menemukan alasan mengapa kecerdasan emosi ini sangat penting bagi kehidupan manusia.

Setelah belajar bagaimana cara mengelola kecerdasan emosi dalam diri, kamu juga harus belajar bagaimana cara berinteraksi yang baik dengan sesama manusia.

Interaksi yang baik biasanya dimulai dengan mendengarkan, baru kemudian kamu bisa menanggapinya, dan dari sanalah akan muncul sebuah interaksi.

Buku Bagaimana Menjadi Pendengar yang Baik karya Renata bisa kamu jadikan bacaan untuk belajar bagaimana cara menjadi pendengar yang baik, karena dengan mendengarkan orang lain, kamu bisa mendewasakan jalan pikiran kamu, dan kamu juga bisa membantu memberikan saran terhadap masalah seseorang.

Buku ini memang tidak langsung menjadikan kamu sebagai pendengar yang baik, tapi kamu bisa belajar dasar-dasar pemahamannya terlebih dahulu, baru kemudian kamu kembangkan sesuai dengan kemampuanmu sendiri.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau