Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Verbal Abuse bagi Kesehatan Mental

Kompas.com - 26/02/2022, 09:00 WIB
Sumber Foto: Mart Production Pexels.com
Rujukan artikel ini:
Gesture
Pengarang: Zaka Putra Ramadani
Penulis Lika Purnama
|
Editor Ratih Widiastuty

Ketika berbicara tentang kekerasan, kita mungkin akan langsung terpikirkan berbagai kekerasan fisik atau physical abuse.

Padahal, kekerasan yang juga sering terjadi dan tidak kalah berbahaya adalah kekerasan verbal atau verbal abuse.

Pada beberapa kasus bahkan physical abuse dan verbal abuse seringkali terjadi bersamaan.

Mengenal Pengertian dari Verbal Abuse

Mengacu pada American Psychological Association Dictionary, verbal abuse merupakan kata-kata yang sangat menyakitkan, mengancam, atau menghina yang disampaikan secara lisan maupun tulisan oleh seseorang dengan maksud merendahkan, atau mengancam penerimanya.

Menurut Gunnur Karakurt, peneliti dari Case Western Reserve University, verbal abuse sering digunakan sebagai upaya untuk mendominasi, dan mempertahankan kekuasaan seseorang atas orang lain.

Verbal abuse dapat terjadi pada siapa pun yang berada dalam sebuah hubungan.

Entah pasangan, adik-kakak, orang tua-anak, maupun hubungan pertemanan bahkan rekan kerja.

Sayangnya, meskipun verbal abuse cenderung dapat dengan mudah diidentifikasi sebab mengandung teriakan, umpatan, atau kata-kata kotor, namun tidak semua orang yang menjadi korban verbal abuse ini dapat menyadarinya.

Meskipun tidak seperti kekerasan fisik yang dapat meninggalkan bekas terlihat pada tubuh, namun verbal abuse berdampak langsung pada kesehatan mental korbannya.

Tanda Seseorang Melakukan Verbal Abuse

Pada kondisi tertentu, verbal abuse bisa sangat sulit disadari oleh korbannya.

Bisa jadi karena pelaku melakukan berbagai manipulasi yang membuat semua hal yang dilakukan seolah terlihat wajar.

Namun secara umum, ada beberapa tanda yang dapat dilihat ketika seseorang melakukan verbal abuse:

  1. Terlalu sering berkomentar negatif dan meremehkan perasaan serta apa yang menjadi preferensi orang lain
  2. Menyalahkan orang lain atas perilaku atau tindakan mereka sendiri atau hal-hal yang tidak dapat mereka kendalikan
  3. Mengancam atau mengintimidasi
  4. Memanggil dengan kata sapaan yang menghina, kasar, atau tidak pantas
  5. Menuduh tanpa dasar
  6. Menegur di depan publik dengan tujuan merendahkan
  7. Membuat seseorang menjadi sasaran lelucon mereka, tanpa peduli orang tersebut tersinggung atau tidak.

Tipe-Tipe Verbal Abuse

1. Gaslighting

Ini adalah tindakan manipulatif yang bertujuan untuk melemahkan kepercayaan diri seseorang.

Tindakan gaslighting ini membuat pikiran seseorang kacau dan membuat orang tersebut mempertanyakan kewarasan mereka sendiri.

Contoh gaslighting yang sering terjadi, “itu nggak seperti yang kamu pikirkan” atau “kamu terlalu khawatir berlebihan”.

2. Judging

Judging adalah tindakan meremehkan dan menentang harga diri seseorang.

Biasanya menggunakan kata “kamu” sebagai penegasan,

“Kamu tidak layak dicintai”

“kamu tidak punya kesempatan bahagia”

“Orang-orang tidak suka kehadiranmu”

3. Blaming

Tindakan manipulatif ini menyudutkan korban dan membuat korban percaya bahwa ia bertanggung jawab atas semuanya dan layak untuk disalahkan.

Contohnya, “ini sebabnya karena kamu pelupa, karena itu semuanya berantakan

4. Memanggil Nama dengan Tidak Seharusnya

Jenis verbal abuse ini berupa seseorang yang menyebut nama orang lain secara negatif dengan tujuan merendahkan, misalnya:

Bodoh”, “Idiot”, “dungu”, atau menggunakan nama-nama hewan.

5. Threats

Verbal abuse juga dapat berupa ancaman dan intimidasi.

Pelaku berupaya untuk membuat korban ketakutan apabila tidak menuruti apa yang ia inginkan, misalnya:

Kalau kamu nggak mau melakukan ini, mending kita putus aja

Dampak Verbal Abuse bagi Kesehatan Mental

Verbal abuse memiliki dampak yang sangat buruk pada kesehatan mental.

Pada jangka pendek sesaat setelah menerima kekerasan secara verbal, korban mungkin akan merasa bingung, takut, dan juga hopeless secara bersamaan.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Parahnya, verbal abuse juga akan mempengaruhi kognitif, emosional, bahkan kondisi fisik seseorang, misalnya jadi susah berkonsentrasi, gampang berubah mood, menjadi temperamen, hingga meningkatkan detak jantung tidak beraturan.

Pada jangka panjang, verbal abuse dapat memicu kondisi gangguan kesehatan mental yang lebih buruk lagi, misalnya gangguan kecemasan, gangguan mood, stress kronis, low self esteem, hopelessness, PTSD, hingga depresi.

Sebab jika verbal abuse ini terjadi berulang-ulang, dapat membuat seseorang kehilangan kepercayaan atas dirinya sendiri dan merasa bingung terhadap konsep diri yang ia miliki.

Apalagi jika verbal abuse telah dialami sejak kecil, efeknya akan lebih parah lagi, sebab verbal abuse ini dapat membuat mereka kesulitan mempercayai orang lain, dan akan bermasalah dalam kontrol emosi kelak ketika mereka tumbuh sebagai orang dewasa.

Mengatasi Verbal Abuse

Jika kamu merupakan salah satu korban atau sosok yang ingin menolong orang lain keluar dari lingkaran menyakitkan ini, maka ada beberapa cara yang dapat dicoba.

1. Mengenali Verbal Abuse

Langkah pertama yang dapat dilakukan untuk mengenali verbal abuse adalah dengan mengenalinya dan menghentikan tindakan denial yang selama ini dilakukan.

Mengingat kondisi ini mungkin membingungkan bagi korban karena pertimbangan banyak hal terkait hubungan.

2. Bertindak Tegas

Bertindaklah secara tegas kepada pelaku bahwa mereka tidak boleh lagi merendahkan, mengintimidasi dan mengontrol segala hal yang kamu lakukan.

Katakan pula apa konsekuensinya jika perlakuan tersebut masih diteruskan.

Tentu saja hal ini mungkin berat karena membutuhkan keberanian ekstra, namun ini penting untuk dilakukan agar pelaku mengetahui bahwa kamu juga memiliki kekuatan sendiri.

3. Buat Batasan

Jika memungkinkan, jauhkan diri kamu dari pelaku kekerasan verbal sejauh mungkin.

Batasi geraknya di hidupmu, dan luangkan waktu untuk berkumpul dengan orang-orang yang menyayangimu.

Membuat jarak dengan pelaku akan memberikan kamu kesempatan untuk melakukan banyak evaluasi atas apa yang terjadi selama ini.

Kebersamaan dengan orang-orang terdekat juga akan membuatmu sedikit terhindar dari rasa hampa dan rasa kesepian.

4. Putuskan Hubungan

Jika memang setelah melakukan banyak hal namun tetap tidak ada tanda-tanda kekerasan itu dapat berhenti, maka ini saatnya kamu mengambil keputusan terpenting untuk memutuskan hubungan dengannya.

Namun sebelum melakukannya, diskusikan hal ini baik-baik dengan teman terdekat, keluarga, ataupun konselor yang dipercaya.

5. Minta Bantuan Profesional

Jika kekerasan verbal ini mulai mengarah pada kekerasan fisik yang dapat membahayakan nyawamu, jangan pernah ragu untuk meminta bantuan pada pihak berwenang agar kamu dapat perlindungan.

Atau jika verbal abuse ini membuatmu merasa terpuruk dan mengganggu kegiatan sehari-hari, jangan ragu pula untuk menemui psikolog/psikiater untuk dapat berkonsultasi.

Itulah bahaya verbal abuse bagi kesehatan mental.

Verbal abuse ini dapat sangat membingungkan bagi korban, sebab pelaku mungkin tidak bertindak kasar setiap waktu.

Bahkan pada orang yang sangat manipulatif, pelaku dapat mengatur cara agar korban tetap memaafkan meskipun telah berulang kali melakukan kesalahan.

Untuk itu, karena salah satu faktor dari verbal abuse ini adalah komunikasi, maka sangat penting bagi kita untuk dapat memahami dengan baik apa yang orang lain coba sampaikan pada kita.

Buku Gesture karya Zaka Putra Ramadani dapat menjadi bacaan yang tepat untuk kamu dapat belajar mengenai seni berkomunikasi.

Buku ini mengajak kita untuk melatih kemampuan membaca pesan dari bahasa tubuh lawan bicara.

Berisi 210 halaman, di dalam buku ini terdapat teori-teori komunikasi yang dipadukan dengan keilmuan psikologi perkembangan.

Tak hanya itu, dengan membaca buku ini, kita juga sekaligus mempelajari perilaku lawan bicara yang dapat diamati, termasuk mendeteksi lawan bicara yang sedang berbohong.

Jika kamu tertarik membaca buku Gesture karya Zaka Putra Ramadani, kamu dapat menemukannya dengan mudah di Gramedia.com. Selamat membaca!

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau