Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Pernah Katakan Omongan Toxic Berikut Ini Kepada Teman Kamu

Kompas.com - 17/02/2022, 18:00 WIB
Sumber Gambar: Freepik.com
Rujukan artikel ini:
The Moment Of Lift
Pengarang: Melinda Gates
|
Editor Ratih Widiastuty

Ketika ada seorang teman atau kerabat dekat yang membagikan keluh kesahnya, mungkin kamu sering kali memiliki dorongan untuk menyemangati atau memberikan nasihat terkait masalah yang tengah mereka hadapi.

Meskipun memiliki maksud dan tujuan yang baik, namun tahukah kamu jika terkadang tanpa kamu sadari ucapan atau omongan kamu justru bisa membuat mereka merasa lebih berkecil hati?

Hal seperti ini sekarang umum dikenal dengan istilah toxic positivity, yaitu kondisi di mana seseorang terus mendorong orang lain untuk melihat sisi baik dari masalah yang sedang di hadapi orang tersebut dan seakan tidak memvalidasi emosi negatif yang dialaminya.

Jika kamu menyampaikan kalimat-kalimat toxic ini kepada teman yang sedang tertimpa masalah, kamu bisa membuat mereka jadi semakin sedih dan stres, yang jika dibiarkan berlarut-larut bisa berujung pada depresi.

Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk lebih berhati-hati dengan omongan yang kamu ucapkan kepada orang lain dan memiliki kesadaran bahwa sering kali mereka hanya ingin didengarkan dan dimengerti.

Jadilah seorang pendengar yang baik dengan memberikan empati dan berusaha memahami kondisi yang dialami oleh teman kamu secara utuh, tanpa meremehkan dan membanding-bandingkan perasaan negatif yang mereka rasakan.

Berikut ini adalah beberapa contoh dari omongan toxic yang sebaiknya kamu hindari untuk diucapkan kepada orang lain.

Contoh Omongan Toxic yang Perlu Dihindari

1. “Masih ada orang yang lebih susah daripada kamu”

Kamu mungkin mengira teman kamu akan merasa lebih baik jika mengetahui bahwa dia bukanlah satu-satunya orang yang mengalami kesulitan dan bahkan orang lain memiliki penderitaan yang lebih buruk dibandingkan dengannya.

Namun yang terjadi justru sebaliknya, kamu jadi terkesan tidak memvalidasi kesusahan yang teman kamu alami dan seakan meremehkan jika masalah yang dihadapinya bukanlah apa-apa dan tidak perlu dipikirkan.

Padahal setiap orang yang hidup di dunia pada dasarnya memiliki masalah dan kesulitan masing-masing yang harus dihadapi, serta tidak ada tingkatan yang mana yang lebih menderita dibandingkan yang lain.

Semua masalah tersebut valid dan wajar jika menimbulkan emosi atau perasaan negatif bagi orang yang bersangkutan tanpa perlu dibanding-bandingkan dengan orang lain.

Akan lebih baik jika kamu menyampaikan kalimat yang menunjukkan bahwa kamu memahami dan turut bersedih dengan kesulitan yang dialami oleh teman kamu dibandingkan dengan mengucapkan kalimat toxic ini.

2. “Kamu seharusnya merasa beruntung tidak mengalami yang lebih buruk”

Kalimat toxic yang satu ini biasanya diucapkan kepada seseorang yang baru saja mengalami musibah, seperti kecelakaan, kebakaran rumah, pencurian, dan lain-lain.

Kalimat tersebut biasanya dimaksudkan agar orang yang tertimpa musibah bisa mengambil sisi positif dari kejadian yang dialaminya bahwa setidaknya dia masih selamat dan tetap bertahan hidup.

Namun bagaimanapun musibah tetaplah musibah, yang tentunya akan membuat orang yang bersangkutan merasa sedih, kesal, bahkan pada beberapa kasus tertentu juga bisa menyebabkan trauma.

Kamu tidak seharusnya mendorong orang tersebut untuk tetap mencari sisi positif dari pengalaman buruk yang baru saja dilaluinya, karena hal itu hanya akan memperburuk keadaan.

Cobalah posisikan diri kamu jika kamu mengalami hal yang serupa dengannya, apakah kamu akan tetap mengatakan hal yang sama?

3. “Tidak perlu dipikirkan, ambil positifnya saja”

Memiliki pikiran positif memang bukanlah suatu hal yang buruk, namun kamu perlu menyadari bahwa perasaan negatif juga merupakan hal yang wajar untuk dimiliki oleh seseorang dan tidak seharusnya dihindari.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Mengabaikan emosi dan perasaan negatif tidak pernah menjadi solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan, maka kamu pun tidak seharusnya mendorong orang lain untuk mengabaikan perasaan negatif yang dialaminya.

Menghindari emosi dan perasaan negatif, secara tidak langsung hanya membuat seseorang menumpuk emosi-emosi tersebut jauh di dalam dirinya, dan seperti bom waktu, suatu saat emosi-emosi yang tertahan itu bisa saja meledak dan menimbulkan efek yang lebih buruk.

Oleh karena itu, biarkan teman kamu merasakan dan membagikan kesedihan yang sedang dirasakannya .

Pengertian dan empati yang kamu berikan akan sangat berarti baginya dan bisa membuat perasaan teman kamu menjadi lebih baik.

Nah, itulah ketiga contoh omongan toxic yang jangan sampai kamu ucapkan kepada teman atau kerabat yang tengah menceritakan masalah dan kesedihan yang dialaminya kepada kamu.

Dengan memahami hal ini, kamu akan menjadi seorang pendengar yang baik bagi orang-orang di sekitar kamu dan bisa meningkatkan hubungan di antara kalian menjadi semakin erat lagi.

Salah satu cara paling ampuh yang bisa kamu lakukan untuk menghindari ucapan atau omongan toxic ini adalah dengan menumbuhkan rasa empati dan kepedulian kamu terhadap orang lain.

Terdapat berbagai cara yang bisa membantu kamu untuk menumbuhkan dan mengembangkan perasaan empati ini, salah satunya yaitu dengan membaca buku.

Buku The Moment of Lift yang ditulis oleh Melinda Gates bisa menjadi buku pilihan yang pas untuk kamu baca.

Tidak hanya memiliki seorang suami yang hebat, yaitu Bill Gates, Melinda pun tidak kalah rendah hati dan juga menginspirasi.

Melalui buku ini, Melinda membagikan kisah-kisah inspiratif berharga dari orang-orang yang dijumpainya selama bekerja dan bepergian ke berbagai belahan dunia.

Kisah-kisah inspiratif inilah yang menjadi salah satu alasan Melinda bersama dengan Bill mendirikan Bill and Melinda Gates Foundation, sebuah yayasan nirlaba terbesar untuk mendanai program-program pemberdayaan masyarakat, terutama untuk memperjuangkan dan mengangkat hak-hak perempuan.

Melinda sebagai penulis akan mengajak kamu untuk berkeliling ke berbagai sudut dunia melalui pengalaman yang ia bagikan dan melihat bagaimana para perempuan berjuang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik bagi anak-anaknya.

Beberapa cerita yang dipaparkan di dalam buku akan membuat hati kamu hancur, namun cerita-cerita lain juga akan melambungkan harapan.

The Moment of Lift merupakan buku yang akan menyentuh perasaan kamu dan menumbuhkan rasa empati yang tinggi, khususnya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan kesetaraan gender.

Kamu bisa mendapatkan buku The Moment of Lift ini dengan mudah melalui online di Gramedia.com.

Dapatkan juga gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Klik di sini untuk segera dapatkan vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau