Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa itu Empati? Kenali Juga 5 Kebiasaan Orang yang Punya Empati Tinggi

Kompas.com - 18/11/2021, 19:00 WIB
Sumber foto: Pexels
Rujukan artikel ini:
Seni Mendengarkan
Pengarang: Erich Fromm
|
Editor Almira Rahma Natasya

Dalam berinteraksi dengan sesama manusia, kita perlu mengembangkan apa yang disebut dengan kecerdasan emosional.

Salah satu cara dalam membangun kecerdasan emosional adalah dengan memangun empati agar hubungan interpersonal berjalan dengan lancar dan membangun koneksi yang kuat.

Empati adalah kemampuan seseorang untuk memahami secara emosional tentang apa yang dirasakan oleh orang lain baik itu teman, keluarga, atau pasangan.

Anda mampu melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain dan membayangkan diri Anda di tempat mereka.

Singkatnya menempatkan diri Anda pada posisi orang lain dan merasakan apa yang seharusnya mereka rasakan.

Empati dan simpati seringkali dianggap sama, padahal empati merupakan perasaan terhadap orang lain yang lebih dalam dari hanya sekadar simpati.

Ketika Anda melihat orang lain menderita, Anda mungkin dapat langsung membayangkan diri Anda berada di tempat orang lain dan merasakan simpati atas apa yang mereka alami.

Pada umumnya, kebanyakan kita sudah terbiasa dengan perasaan dan emosi kita sendiri, sehingga untuk masuk dan ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain akan lebih sulit.

Empati bukan hanya cara untuk memperluas batas-batas alam semesta moral Anda, namun menurut para peneliti empati adalah kebiasaan yang dapat kita kembangkan untuk meningkatkan kualitas hidup kita sendiri.

Penelitian dalam berbagai bidang seperti sosiologi, psikologi, dan sejarah, telah mengungkapkan bagaimana kita dapat menjadikan empati sebagai sikap dan bagian dari kehidupan kita sehari-hari.

Lalu, kebiasaan seperti apa saja yang menunjukkan bahwa seseorang memiliki empati tinggi?

5 Kebiasaan Orang yang Memiliki Empati Tinggi

1. Keingintahuan tentang Orang Asing

Orang yang sangat berempati memiliki rasa ingin tahu yang tak terpuaskan tentang orang asing.

Seringkali mereka akan berbicara dengan orang yang duduk di sebelah mereka di bus, atau menyapa dan berbincang dengan orang asing yang mereka temui di taman.

Mereka menganggap orang lain lebih menarik daripada diri mereka sendiri, tetapi perkataan yang dilontarkan tidak terasa seperti sedang menginterogasi.

Rasa ingin tahu memperluas empati kita ketika kita berbicara dengan orang-orang di luar lingkaran sosial yang biasa, menghadapi kehidupan, dan pandangan dunia yang sangat berbeda dari kita sendiri.

Menumbuhkan rasa ingin tahu membutuhkan lebih dari sekadar mengobrol singkat tentang cuaca, yang terpenting justru mencoba memahami dunia di dalam kepala orang lain.

2. Menantang Prasangka dan Menemukan Kesamaan

Kita semua memiliki asumsi tentang orang lain dan menggunakan label kolektif yang mencegah kita menghargai individualitas mereka.

Misalnya Anda sebagai orang Asia meruntuhkan persepsi yang rasis terhadap orang Afrika untuk menemukan kesamaan seperti sama-sama menghadapi masalah kemiskinan.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Hal ini dapat memunculkan kekuatan empati untuk mengatasi kebencian dan mengubah pikiran kita.

3. Mencoba Kehidupan Orang Lain

Orang yang berempati tinggi memperluas rasa empati mereka dengan mendapatkan pengalaman langsung dari kehidupan orang lain.

Hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan menghabiskan liburan Anda dengan tinggal dan menjadi sukarelawan di sebuah desa terpencil.

Eksperimen seperti ini dapat mempertebal rasa empati Anda terhadap bagaimana kehidupan orang lain yang sangat berbeda jauh dari kehidupan Anda.

4. Mendengarkan dengan Baik dan Bersikap Terbuka

Ada dua sifat yang diperlukan untuk menjadi pembicara yang empatik, salah satunya adalah menguasai seni mendengarkan.

Orang yang memiliki empati tinggi akan mendengarkan orang lain dengan khidmat dan melakukan semua yang mereka bisa untuk memahami keadaan dan kebutuhan emosional lawan bicaranya.

Tapi mendengarkan saja tidak cukup, sifat kedua adalah membuat diri Anda terbuka terhadap orang lain.

Mengungkapkan perasaan kita kepada orang lain menjadi sangat penting untuk menciptakan ikatan berasaskan rasa empati yang kuat.

5. Menginspirasi Perubahan Sosial

Kita biasanya berasumsi bahwa empati terjadi pada tingkat individu dan hubungan interpersonal saja.

Namun orang yang berempati tinggi memahami bahwa empati juga dapat menjadi fenomena massal yang membawa perubahan sosial yang mendasar bagi masyarakat.

Empati kemungkinan besar akan berkembang dalam skala kolektif jika benihnya ditanamkan pada anak-anak kita.

Maka dari itu, penting agar kita mengajarkan rasa empati sejak dini agar mencetak individu yang peduli terhadap orang lain.

Selain kebiasaan-kebiasan di atas, perilaku kecil yang dapat Anda terapkan agar menjadi orang yang berempati tinggi adalah dengan menjadi pendengar yang aktif.

Buku Seni Mendengarkan karya Erich Fromm dapat menjadi sarana pengetahuan Anda dalam memupuk rasa simpati.

Buku ini memaparkan tentang masalah-masalah psikologis, beserta seluruh bentuk rasa penderitaan yang ditimbulkannya, yang dijelaskan oleh Erich Fromm melalui metode dalam dunia psikologi yakni terapi psikoanalisis.

Buku ini mengajarkan untuk memulai suatu hubungan dengan mendengarkan, dan buku ini adalah pasangan dari buku Seni Mencintai karya Erich Fromm juga.

Erich Fromm menyuguhkan metode mendengarkan tersebut sebagai sebuah seni yang istimewa.

Anda penasaran dan ingin mengetahui seni mendengarkan lebih lanjut? Dapatkan segera buku ini Gramedia.com!

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com