Transformasi digital yang saat ini sedang terjadi telah membawa perubahan besar di berbagai sektor industri dan bisnis.
Kebutuhan akan profesional di bidang data yang mampu mengolah dan menganalisis suatu data informasi terus meningkat pesat.
Menurut laporan McKinsey, lebih dari 90% perusahaan di seluruh dunia sedang gencar digitalisasi proses bisnis mereka.
Mulai dari sektor perbankan, layanan jasa, hingga manufaktur.
Hal ini menciptakan permintaan yang sangat besar terhadap talenta digital.
Terutama mereka yang memiliki keahlian dibidang data.
Dalam memenuhi kebutuhan untuk menjadi talenta digital ini, dua program studi yang paling prospek kedepan nantinya adalah jurusan Data Science dan Data Analyst.
Lantas, jurusan mana yang lebih prospek untuk karir di masa depan?
Program Studi Data Science menjadi salah satu bidang yang paling dibutuhkan di era transformasi digital saat ini.
Bidang ini menggabungkan ilmu statistik, matematika, dan pemrograman untuk mendapatkan wawasan dari data yang lebih kompleks.
Seorang lulusan Data Science, akan dikenal sebagai seorang Data Scientist.
Mereka akan dituntut untuk menguasai berbagai teknologi canggih seperti machine learning, deep learning, dan artificial intelligence (AI).
Beberapa tools utama yang wajib dikuasai antara lain Python, R, SQL, serta berbagai framework AI/ML.
Seorang Data Scientist juga bertanggung jawab untuk membangun model prediktif yang dapat membantu perusahaan membuat keputusan strategis bisnis yang tepat sasaran.
Misalnya, sebuah perusahaan dapat memprediksi tren pasar, mengoptimalkan operasional bisnis, atau bahkan mengembangkan produk baru berbasis data dari referensi pelanggan.
Karena kompleksitasnya, proses belajar di bidang Data Science terbilang cukup curam.
Dibutuhkan pemahaman mendalam tentang matematika, statistik, dan pemrograman untuk bisa sukses di bidang ini.
Kompensasi sendiri untuk seorang Data Scientist mulai dari pemula sangat menjanjikan.
Berdasarkan data dari Glassdoor Indonesia tahun 2024 berkisar antara Rp 9,2 hingga 20,2 juta per bulan.
Dengan rata-rata gaji mencapai Rp 12,3 juta per bulan.
Program studi Data Analyst memiliki peran yang tidak jauh berbeda dengan Data Science.
Meskipun sama-sama berkecimpung di bidang data, fokus utama seorang Data Analyst adalah menganalisis data untuk membantu pengambilan keputusan strategis bisnis.
Mereka menggunakan tools seperti SQL, Excel, Tableau, atau Power BI dalam mengolah dan memvisualisasikan sebuah data.
Keahlian statistik dan pemahaman mendalam tentang proses bisnis menjadi kunci sukses di bidang ini.
Data Analyst lebih banyak berkutat dengan analisis deskriptif dan diagnostik.
Artinya, mereka bertugas untuk memahami apa yang terjadi dalam proses bisnis berdasarkan data historis, lalu mencari tahu mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Misalnya, seorang Data Analyst di perusahaan e-commerce akan menganalisis pola pembelian pelanggan untuk menentukan strategi pemasaran yang lebih efektif.
Di Indonesia, gaji seorang Data Analyst pemula berkisar antara Rp 7,6 hingga 14,6 juta per bulan.
Dengan rata-rata gaji mencapai Rp 10 juta per bulan.
Sektor yang banyak membutuhkan profesi ini antara lain mulai dari e-commerce, fintech, dan konsultan.
Meskipun terlihat mirip, kedua profesi ini memiliki perbedaan yang sangat signifikan.
Data Scientist memiliki cakupan kerja yang lebih luas dan kompleks tentunya.
Termasuk membangun model prediktif dan mengembangkan algoritma AI/ML.
Sementara itu, Data Analyst lebih fokus pada analisis data untuk mendukung pengambilan keputusan strategis bisnis.
Dari segi kesulitan, Data Science memiliki proses belajar yang lebih curam karena membutuhkan pemahaman mendalam tentang matematika, statistik, dan pemrograman.
Di sisi lain, Data Analyst lebih mudah dipelajari bagi mereka yang memiliki latar belakang bisnis atau statistik.
Meskipun dari dua jurusan tersebut tetap membutuhkan keahlian teknis seperti penguasaan tools analisis data.
Mengacu data dari Kemenkominfo, Indonesia masih kekurangan sekitar 9 juta talenta digital hingga tahun 2030.
Artinya apa? Baik Data Scientist maupun Data Analyst akan terus menjadi profesi yang sangat dibutuhkan di masa depan.
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang mengadopsi teknologi digital, permintaan akan talenta data diprediksi akan terus lanjut meningkat.
Gaji dan benefit untuk kedua profesi ini juga diprediksi akan terus naik seiring dengan persaingan yang semakin ketat.
Perusahaan-perusahaan besar berlomba untuk mendapatkan talenta di bidang data ini terutama di sektor teknologi seperti e-commerce dan fintech akan terus mencari profesional data yang mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan mereka.
Kedua jalur karir ini menawarkan prospek yang cerah tentunya dengan keunggulan masing-masing.
Data Science cocok bagi mereka yang tertarik dengan tantangan teknis dan ingin terlibat dalam pengembangan teknologi canggih seperti AI dan machine learning.
Data Analyst lebih ideal bagi mereka yang lebih tertarik pada analisis bisnis dan pengambilan keputusan berbasis data.
Pilihan antara Data Science dan Data Analyst sebenarnya tergantung pada minat dan kemampuan Anda.
Jika Anda menyukai matematika, pemrograman, dan ingin berkecimpung di dunia inovasi teknologi, Data Science akan menjadi pilihan yang tepat.
Namun, jika Anda lebih tertarik pada analisis data untuk mendukung strategi bisnis, Data Analyst bisa menjadi jalur karir yang lebih sesuai.
Kedua jalur karir ini membutuhkan pemahaman matematika yang mendalam untuk analisis statistik, pemodelan matematika, interpretasi data, dan pengambilan keputusan berbasis angka.
Untuk memulai perjalanan karir di bidang data, salah satu mencakup ini semua ada di buku "Mantra Matematika Praktis SMA/MA/SMK/MAK" karya Mbah Guru Matematika yang menawarkan konsep dasar yang kuat dalam aljabar, statistika, trigonometri, dan kalkulus dasar.
Yang pasti, baik Data Science maupun Data Analyst akan tetap menjadi profesi yang sangat dibutuhkan di masa depan.
Jadi, pilihlah sesuai dengan passion dan tujuan karir Anda!