Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Cara Efektif Mengatasi Kenakalan Remaja

Kompas.com - 24/12/2024, 16:00 WIB
Cara Mengatasi Kenakalan Remaja Sumber Gambar: Pexels.com Cara Mengatasi Kenakalan Remaja
Rujukan artikel ini:
Non-Toxic Parenting: Memahami dan Menghadapi…
Pengarang: Dk Publishing
|
Editor Laila Wulanalfi

Mengatasi kenakalan remaja sering kali menjadi tantangan besar bagi orang tua, pendidik, dan masyarakat luas.

Masa remaja adalah periode transisi yang penuh dengan perubahan fisik, emosional, dan sosial, atau dalam proses ini remaja sedang mencari identitas diri dan mencoba berbagai batasan.

Dalam proses ini, tidak jarang mereka menunjukkan perilaku yang dianggap nakal atau memberontak.

Namun, daripada melihat kenakalan remaja sebagai masalah yang harus dihukum, kita bisa memandangnya sebagai kesempatan untuk membantu mereka berkembang dan menemukan arah yang positif.

Dengan pendekatan yang lebih santai, penuh kasih sayang, dan pengertian, kita dapat membantu remaja mengatasi masa-masa sulit mereka dan mengarahkan energi mereka ke hal-hal yang lebih konstruktif.

Cara Mengatasi Kenakalan Remaja

1. Menjadi Teman Curhat

Daripada selalu mengkritik atau memarahi, cobalah menjadi teman curhat buat si remaja.

Dengarkan cerita mereka tanpa menghakimi.

Terkadang mereka hanya butuh didengar dan dimengerti.

Dengan begitu, mereka jadi merasa dihargai dan lebih terbuka untuk bercerita tentang masalah yang dihadapi.

Selain itu, cobalah untuk tidak langsung menilai atau menghakimi situasi yang mereka ceritakan.

Misalnya, jika mereka bercerita tentang perselisihan dengan teman, jangan langsung berkata, “Kamu pasti salah!” atau “Kenapa kamu begitu?”

Sebaliknya, bantu mereka melihat situasi dari berbagai sudut pandang.

Tanyakan, “Apa yang membuat kamu merasa begitu?” atau “Bagaimana menurutmu temanmu merasa?”.

Buatlah suasana nyaman dan terbuka sehingga mereka tidak merasa takut atau cemas untuk bercerita.

Dengan menjadi teman curhat, kita bisa membangun kepercayaan dan kedekatan yang lebih dalam dengan remaja.

2. Berikan Contoh yang Baik

Remaja cenderung meniru apa yang mereka lihat.

Jadi, pastikan kita sebagai orang dewasa memberi contoh yang baik.

Mulai dari hal kecil seperti menjaga kebersihan, bersikap sopan, hingga menunjukkan cara menghadapi masalah dengan kepala dingin.

Ingat, tindakan kita bisa lebih berpengaruh daripada sekadar kata-kata.

Misalnya, jika kita ingin mereka belajar untuk lebih bertanggung jawab terhadap kebersihan diri dan lingkungan, mulailah dari diri sendiri.

Biasakan untuk selalu merapikan tempat tidur, mencuci piring setelah makan, dan menjaga kebersihan rumah.

Tanpa perlu banyak bicara, mereka akan melihat dan memahami bahwa menjaga kebersihan adalah hal yang penting.

Selain itu, dalam bersikap sopan, tunjukkan etika yang baik dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Saat berbicara dengan mereka, gunakan bahasa yang sopan dan hindari kata-kata kasar.

Ketika berbicara dengan orang lain, baik itu teman, tetangga, atau bahkan petugas pelayanan, tunjukkan sikap menghargai dan menghormati.

Para remaja akan melihat bagaimana kita berinteraksi dan akan cenderung meniru sikap tersebut.

3. Beri Batasan yang Jelas

Batasan dalam mendidik remaja memainkan peran penting dalam membentuk perilaku yang positif dan bertanggung jawab.

Namun, penting untuk memastikan bahwa batasan yang kita tetapkan tidak hanya diberlakukan secara sewenang-wenang, melainkan juga dapat dipahami dan diterima oleh mereka.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Ketika menjelaskan aturan, buatlah komunikasi yang jelas dan transparan.

Misalnya, jika kita mengatur waktu pulang malam, jangan hanya menetapkan jam tanpa alasan yang jelas.

Jelaskan mengapa jam tersebut dianggap wajar dan penting untuk keamanan serta kesehatan mereka.

Dengan memberikan penjelasan yang masuk akal, remaja lebih mungkin untuk memahami dan menghargai aturan yang diberlakukan.

Selain itu, penting juga untuk mengomunikasikan konsekuensi dari pelanggaran aturan tersebut secara jelas.

Bukan hanya sekedar memberitahu tentang sanksi atau hukuman yang akan diterima, tetapi juga mengapa konsekuensi tersebut diperlukan.

Contohnya, jika aturan tentang penggunaan gadget diberlakukan, jelaskan bahwa penggunaan yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan waktu belajar dan tidur, serta dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka.

4. Berikan Apresiasi

Jangan pelit untuk memberi pujian dan apresiasi saat mereka melakukan hal yang baik.

Apresiasi sederhana seperti “kamu hebat” atau “terima kasih ya” bisa membuat mereka merasa dihargai dan termotivasi untuk terus berbuat baik.

Ingat, semua orang suka dipuji, termasuk remaja.

Misalnya, ketika mereka membantu menyelesaikan pekerjaan rumah atau memperlihatkan kepedulian terhadap adik-adiknya, jangan ragu untuk mengucapkan terima kasih dengan tulus.

Kata-kata seperti "Terima kasih sudah membantu, kamu sangat membantu hari ini," atau "Kamu sungguh baik hati sudah membantu pelajaran ini," akan membuat mereka merasa dihargai atas usaha dan kontribusinya.

Selain itu, bukan hanya mengenai tindakan, tapi juga tentang sikap dan perkembangan mereka sebagai individu.

Misalnya, jika mereka menunjukkan kemajuan dalam mengelola emosi atau meningkatkan keterampilan sosial mereka, jangan sungkan untuk memberi pujian.

Katakan sesuatu seperti "Aku bangga melihat betapa sabarmu saat menghadapi situasi sulit," atau "Kamu semakin pandai dalam berkomunikasi dengan teman-temanmu, itu luar biasa!"

5. Jaga Komunikasi Terbuka

Komunikasi yang baik adalah kunci.

Hindari komunikasi satu arah yang hanya berupa perintah atau larangan.

Coba untuk lebih sering berdialog dan mendengarkan pendapat mereka.

Buat suasana yang nyaman agar mereka merasa bebas untuk berbicara tanpa takut dihakimi.

Misalnya, alih-alih langsung memarahi saat mereka terlambat pulang, cobalah tanya dulu, “Kenapa kamu terlambat pulang tadi? Apa ada sesuatu yang terjadi?”, pertanyaan seperti ini menunjukkan bahwa kita peduli dengan perasaan dan pengalaman mereka.

Setelah mereka bercerita, kita bisa lebih memahami situasinya dan memberikan nasihat yang lebih tepat dan bijaksana.

Selain itu, cobalah untuk tidak selalu berbicara tentang masalah atau aturan.

Luangkan waktu untuk berbicara tentang hal-hal yang mereka sukai, seperti hobi, teman, atau mimpi mereka di masa depan.

Nah, itu dia 5 cara efektif untuk mengatasi masalah kenakalan pada remaja yang perlu kamu ketahui.

Mengatasi kenakalan remaja memang bukan tugas yang mudah, namun dengan pendekatan yang santai, penuh kasih sayang, dan pengertian, kita bisa membantu mereka melewati masa-masa sulit dalam hidup mereka.

Mempelajari cara untuk memecahkan kode masalah remaja bisa dengan membaca buku Non-Toxic Parenting: Memahami dan Menghadapi Persoalan Remaja.

Buku parenting ini akan memberikan penjelasan termasuk cara-cara ideal bagi orang tua untuk merespons tingkah laku anak remaja melalui pemahaman psikologi di baliknya dan menerapkan solusi terbaik.

Selain itu, buku ini juga memberikan tips praktis yang dapat langsung diterapkan orang tua kepada anak saat kejadian langsung atau untuk jangka panjang.

Agar lebih jelas, dapatkan segera buku Non-Toxic Parenting: Memahami dan Menghadapi Persoalan Remaja di Gramedia.com atau Toko Gramedia favoritmu.

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau