Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahami 5 Perbedaan Kebijakan Fiskal dan Moneter Berikut Ini!

Kompas.com - 25/12/2024, 13:00 WIB
Perbedaan Kebijakan Fiskal dan Moneter Sumber Gambar: Freepik.com Perbedaan Kebijakan Fiskal dan Moneter
Rujukan artikel ini:
Kebijakan Fiskal, Perubahan Iklim, dan…
Pengarang: Parjiono, Agunan P. Samosir,…
|
Editor Laila Wulanalfi

Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dalam ilmu ekonomi adalah dua konsep penting yang dipakai oleh pemerintah serta bank sentral dalam mengelola perekonomian suatu negara.

Walaupun dua kebijakan ini mempunyai tujuan untuk mendapatkan stabilitas ekonomi, tapi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter mempunyai perbedaan dalam implementasi dan pengaturannya.

Terdapat beberapa perbedaan pada kebijakan fiskal dan kebijakan moneter yang paling mendasar.

Kebijakan fiskal sendiri mengacu pada kebijakan pemakaian anggaran belanja pemerintah dan pajak untuk memengaruhi kondisi perekonomian, khususnya bagi kondisi makroekonomi seperti menciptakan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, dan inflasi.

Sementara kebijakan moneter merupakan seperangkat alat yang dipakai oleh bank sentral suatu negara dalam mengendalikan jumlah uang yang beredar secara keseluruhan serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menerapkan strategi seperti merevisi suku bunga serta mengganti persyaratan cadangan bank.

Walaupun kedua kebijakan ini mempunyai tujuan yang sama, yakni untuk memengaruhi aktivitas ekonomi agar mencapai pertumbuhan yang seimbang, tapi ada perbedaan mendasar di antara keduanya.

Apa saja perbedaan antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter? Simak penjelasannya berikut ini.

5 Perbedaan Kebijakan Fiskal dan Moneter

1. Pelaku

Kebijakan fiskal akan diatur oleh pemerintah lewat proses legislatif dan eksekutif.

Kebijakan fiskal dalam penerapannya dijalankan lewat pengaturan APBN.

Hal ini termasuk kebijakan terkait pajak, pengeluaran pemerintah, serta pendanaan defisit atau surplus anggaran.

Sementara kebijakan moneter diatur oleh pihak bank sentral, seperti di Indonesia dikelola oleh Bank Indonesia.

Akan tetapi, kedua pihak itu sama-sama mesti mempertanggungjawabkan pekerjaan mereka kepada DPR (Dewan Perwakilan Rakyat).

2. Instrumen

Kebijakan fiskal biasanya menggunakan instrumen seperti perubahan dalam tingkat pengeluaran pemerintah (menaikkan atau menurunkan belanja publik).

Selanjutnya, kebijakan fiskal lainnya seperti perubahan dalam sistem pajak (menaikkan atau menurunkan pajak) serta perubahan dalam kebijakan anggaran demi mencapai target-targetnya.

Sedangkan kebijakan moneter memakai instrumen seperti dalam operasi pasar terbuka (pembelian atau penjualan sekuritas pemerintah), suku bunga acuan, intervensi langsung di pasar valuta asing, dan persyaratan cadangan bank.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

3. Waktu Penerapan

Kebijakan fiskal kerap membutuhkan waktu yang jauh lebih lama untuk diimplementasikan sebab harus melewati proses legislatif.

Tidak hanya itu, kebijakan fiskal juga cenderung mempunyai dampak langsung dan spesifik pada sektor-sektor tertentu dalam perekonomian.

Sedangkan kebijakan moneter sering kali jauh lebih fleksibel dan bisa diimplementasikan dengan cepat oleh bank sentral.

Kebijakan moneter pun cenderung mempunyai dampak yang lebih luas serta tidak langsung terhadap perekonomian secara keseluruhan.

4. Fokus

Kebijakan fiskal mempunyai fokus untuk memengaruhi tingkat kegiatan ekonomi lewat perubahan dalam pajak, pengeluaran pemerintah, atau pendanaan anggaran.

Sementara kebijakan moneter berfokus untuk mengelola suplai uang serta tingkat suku bunga dalam perekonomian demi mencapai beberapa tujuan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, dan stabilitas sistem keuangan.

5. Dampak

Kebijakan fiskal mempunyai beberapa dampak terhadap perekonomian, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kebijakan fiskal yang ekspansif dapat menumbuhkan produksi, investasi, dan lapangan kerja.

Sedangkan kebijakan moneter berdampak langsung pada suku bunga, inflasi, dan investasi.

Penting sekali rasanya untuk dapat memahami perbedaan antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter ini agar tidak tertukar.

Alangkah jauh lebih baik apabila pemahaman ini turut ditingkatkan dengan membaca buku Kebijakan Fiskal, Perubahan Iklim, dan Keberlanjutan Pembangunan.

Buku ini mencakup pembahasan pembangunan dan keuangan yang relevan serta beragam dari perundingan perubahan iklim dan pembiayaan perlindungan keanekaragaman hayati hingga urusan kantong plastik dan lahan sawah.

Seluruh tulisan dalam buku ini disusun sedemikian rupa untuk memperlihatkan arah kebijakan sektoral di Indonesia dan perkembangan kebijakan tingkat global.

Tidak ketinggalan, buku ini juga turut mendokumentasikan riset dan menandai perkembangan terkini dari minat kajian para peneliti di Badan Kebijakan Fiskal dan Kementerian Keuangan untuk bidang dan tema terkait.

Buku ini merupakan sumbangan berharga untuk kepustakaan perubahan iklim dan keberlanjutan pembangunan melalui sudut pandang keuangan publik untuk konteks Indonesia.

Segera pesan bukunya sekarang juga di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Mengenal 3 Sistem Ekonomi Dunia yang Perlu Anda Ketahui

Mengenal 3 Sistem Ekonomi Dunia yang Perlu Anda Ketahui

buku
5 Menu Olahan Telur agar Tidak Bosan, Lezat dan Praktis!

5 Menu Olahan Telur agar Tidak Bosan, Lezat dan Praktis!

buku
Mengapa Orang Jelek Selalu Dihina: Fakta Sosial dan Cara Menghadapinya

Mengapa Orang Jelek Selalu Dihina: Fakta Sosial dan Cara Menghadapinya

buku
Buku “Untold Stories – Strategi Public Relations di Industri Kreatif”  Ungkap Kerja Public Relations di Balik Dinamika Isu Industri

Buku “Untold Stories – Strategi Public Relations di Industri Kreatif” Ungkap Kerja Public Relations di Balik Dinamika Isu Industri

buku
6 Tanda Red Flag pada Cowok, Waspadai Hubungan Tidak Sehat!

6 Tanda Red Flag pada Cowok, Waspadai Hubungan Tidak Sehat!

buku
Apa Arti GOAT dalam Sepak Bola? Yuk, Cari Tahu di Sini! 

Apa Arti GOAT dalam Sepak Bola? Yuk, Cari Tahu di Sini! 

buku
6 Kue Basah Tradisional Khas Indonesia, Enak dan Wajib Kamu Coba!

6 Kue Basah Tradisional Khas Indonesia, Enak dan Wajib Kamu Coba!

buku
Ensiklopedia Juga Bisa Dibaca Nyaring! Serunya Belajar Bersama Buku 5 Menit Mengenal Tubuh Sibuk

Ensiklopedia Juga Bisa Dibaca Nyaring! Serunya Belajar Bersama Buku 5 Menit Mengenal Tubuh Sibuk

buku
Arti The Sunset Is Beautiful, Isn’t It?

Arti The Sunset Is Beautiful, Isn’t It?

buku
Berani Bergeser, Berani Memimpin: Menyelami Gagasan John C. Maxwell dalam Buku Leadershift

Berani Bergeser, Berani Memimpin: Menyelami Gagasan John C. Maxwell dalam Buku Leadershift

buku
Mendidik dengan Empati: Refleksi Buku Essential Parenting karya Dr. Na Young Ji

Mendidik dengan Empati: Refleksi Buku Essential Parenting karya Dr. Na Young Ji

buku
Ciri Cowok Temperamental, Penyebab, dan Cara Menghadapinya

Ciri Cowok Temperamental, Penyebab, dan Cara Menghadapinya

buku
Ketika Dewasa Tak Selalu Kuat: Menyelami Buku Setumpuk Surel untuk Setitik Orang Dewasa

Ketika Dewasa Tak Selalu Kuat: Menyelami Buku Setumpuk Surel untuk Setitik Orang Dewasa

buku
10 Olahan Makanan dari Sayuran yang Mudah Dimasak

10 Olahan Makanan dari Sayuran yang Mudah Dimasak

buku
Menemukan Diri lewat Buku Better You: Perjalanan Menjadi Versi Terbaik Tanpa Harus Sempurna

Menemukan Diri lewat Buku Better You: Perjalanan Menjadi Versi Terbaik Tanpa Harus Sempurna

buku
7 Ciri Cowok Posesif yang Harus Kamu Kenali Sebelum Terlambat!

7 Ciri Cowok Posesif yang Harus Kamu Kenali Sebelum Terlambat!

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau