Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia Cara Mendidik Anak yang Bandel

Kompas.com - 27/06/2022, 12:00 WIB
Cara Mendidik Anak yang Bandel Sumber Gambar: Canva Cara Mendidik Anak yang Bandel
Rujukan artikel ini:
Me and My Two Daughters:…
Pengarang: Willy Budiman Winata
Penulis Renny Novita
|
Editor Ratih Widiastuty

Menghadapi anak yang bandel merupakan tantangan tersendiri bagi orang tua.

Membuat mereka melakukan tugas yang umum dilakukan oleh anak kebanyakan, bisa sangat menantang dan terkadang membuat orang tua kelelahan menghadapinya.

Anak yang bandel, biasanya keras kepala dan memiliki toleransi yang rendah, terutama ketika apa yang ingin mereka lakukan ditentang oleh orang tua.

Di sisi lain, anak yang berkepribadian kuat seperti anak bandel juga punya segudang potensi, tapi ini tergantung bagaimana orang tua dapat membesarkan mereka dengan cara hormat dan empati untuk dirinya sendiri, juga untuk orang lain.

Cara terbaik untuk membesarkan anak-anak yang keras kepala adalah dengan menerapkan disiplin di dalam kehidupan.

Dengan adanya disiplin, orang tua dapat menunjukkan kepada mereka bahwa perilaku keras kepala mereka itu tidak berhasil.

Cara Mendidik Anak yang Bandel

Disiplin membantu anak memecahkan masalah. Hukuman akan membuat anak menderita retribusi untuk mempunyai masalah. Untuk mengangkat pemecahan masalah, fokus pada solusi, dan bukan pada retribusi” -L.R. Knost.

Jika kamu pernah membaca buku Me and My Two Daughters yang ditulis oleh Willy Budiman Winata, kamu mungkin setuju kalau buku ini adalah buku tentang tips pengasuhan anak atau parenting yang mengasyikan.

Willy biasanya akan menyelipkan cerita tentang anak-anaknya dan menjelaskan pandangan yang didukung dengan penjelasan ilmiah.

Salah satunya adalah tentang memberikan hukuman atau mendidik.

Willy bercerita tentang Aileen, anak perempuannya yang senang sekali bermain Minecraft dan hanya diperbolehkan bermain di akhir pekan dengan durasi yang mereka batasi.

Willy dan istrinya akhirnya sempat menggunakan kesenangan Aileen ini sebagai alat hukuman.

Setiap kali Aileen melakukan kesalahan, maka dia tidak boleh bermain game di waktu weekend.

Aileen bukanlah anak bandel, sehingga dia tidak berani melanggar aturan karena tahu konsekuensinya.

Namun, suatu hari dia melakukan kesalahan dan dia tampak ringan dan menerima kenyataan bahwa dia tidak bisa bermain.

Dari cerita di atas, kita dapat mengetahui bahwa sebagai orang tua terkadang salah menerapkan hukuman.

Cara kita menghukum cenderung bersifat retributif, yaitu anak harus membayar kesalahannya karena melakukan kesalahan.

Hukuman bersifat retributif itu lebih menekankan agar si penerima hukuman menerima rasa sakit atau kehilangan sebesar mungkin.

Tujuan dari pemberian hukuman ini biasanya untuk memberikan efek jera.

1. Memberikan Opsi

Anak-anak yang keras kepala dapat memiliki ide mereka sendiri dan tidak selalu suka diberi tahu apa yang harus dilakukan.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Jika kita memberitahu anak kita yang berumur enam tahun yang keras kepala untuk tidur sebelum jam 9 malam, yang kita dapatkan adalah teriakan “Tidak!”.

Berikan anak pilihan dan bukan perintah.

Kita bisa bertanya pada mereka, apakah dia ingin dibacakan cerita A atau B sebelum dia tidur.

Jika anak masih terus membangkang dan menolak tidak mau tidur, katakan padanya dengan tenang bahwa itu bukanlah salah satu pilihan.

Ulangi perkataan itu sebanyak yang dibutuhkan, tetapi kuncinya adalah tetap bersikap tenang.

2. Memberikan Konsekuensi

Konsekuensi tidak sama dengan hukuman.

Tujuan dari konsekuensi adalah mengedukasi anak untuk memahami perilaku yang dia lakukan, dan bukan mencoba membuatnya merasa jera.

Anak yang bandel akan berhenti berulah ketika dia menyadari kesalahannya sendiri.

Rasa jera itu sering kali ada masa kadaluwarsanya, tetapi jika anak belajar mengenai batasan, ia akan berlatih bersikap dalam batasan.

Sebelum menetapkan konsekuensi, tentukan dulu perilaku apa persisnya yang kita ingin ia lakukan.

Misalnya jika anak mencari banyak alasan untuk tidak mengerjakan tugasnya.

Sebagai orang tua, kita bisa menerapkan konsekuensi menunda waktu bermain dia.

Jika dia tidak bisa mengerjakannya sekarang, dia bisa mengerjakannya nanti tetapi dia akan kehilangan kesempatannya bermain.

Waktu yang seharusnya dia bisa pakai bermain, sekarang habis karena dia bersikap malas-malasan mengerjakan tugasnya.

Menerapkan prinsip konsekuensi membutuhkan usaha dan disiplin yang lebih ekstra.

Orang tua perlu memikirkan konsekuensi yang sesuai konteks dan sesuai dengan fase perkembangan anak-anak.

Oleh karena itu, orang tua juga perlu memahami tahapan perkembangan anak dengan membaca buku parenting yang menunjang.

Salah satunya adalah buku Me and My Two Daughters yang bisa kamu dapatkan di Gramedia Digital dalam bentuk e-book.

Kamu juga bisa dapatkan buku parenting lainnya di Gramedia.com.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau