Certified Hunger Manifesto Pada tanggal 19-20 November 2025, penulis buku Certified Hunger Manifesto, Ewaldo Reis Amaral menjadi salah satu pembicara dalam acara Asia HRBP Forum 2025 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Acara ini dihadiri oleh para praktisi Human Resources Business Partner (HRBP) yang berasal dari berbagai negara di Asia dan Asia Tenggara.
Ewaldo, salah satu perwakilan dari Indonesia, turut mengisi sesi tersebut dengan mengangkat gagasan “certified hunger”, yang juga telah dibukukannya dan diterbitkan oleh Penerbit Elex Media Komputindo.
Asia HRBP Forum sendiri adalah forum tahunan yang mempertemukan para profesional HR, People Manager, dan pemimpin bisnis dari berbagai industri.
Forum ini menjadi wadah berbagi praktik terbaik, tren global, dan inovasi terbaru di bidang Human Resources Business Partnering.
Tahun ini, tema besar forum berfokus pada transformasi peran HRBP sebagai katalis strategi bisnis dan akselerator kemampuan organisasi.
Sebagai praktisi pembelajaran organisasi sekaligus penulis buku Certified Hunger Manifesto, Ewaldo meyakini pentingnya membangun budaya belajar baik dalam hidup pribadi maupun dalam pekerjaan.
Menurutnya, minat yang besar pada peningkatan keterampilan (upskilling) dan membarui keterampilan (reskilling) merupakan manifestasi dari prinsip lapar belajar (certified hunger) yang membuat seseorang dapat terus relevan dan berdampak.
Tentunya, prinsip dan sikap ini cepat atau lambat, akan berdampak pada kinerja bisnis sebuah perusahaan.
Gagasan ini lahir dari upaya Ewaldo dalam mengembangkan kerangka kerja yang dapat menyumbang peningkatan kinerja perusahaan, yang juga menjadi fokus dalam lingkup kerja HRBP.
Semua ini dikemas dalam sesi “Certified Hunger: A Learning Framework for HRBPs to Drive Business Impact”.
Dalam risetnya untuk penyusunan kerangka kerja “Certified Hunger”, Ewaldo menjumpai bahwa organisasi-organisasi (termasuk di dalamnya, perusahaan), masih memisahkan aktivitas pembelajaran dari peningkatan dan pengembangan organisasi.
Sering kali, pembelajaran dibatasi sebagai kelas, pelatihan, dan modul-modul pembelajaran bagi karyawan atau anggota.
Padahal, aktivitas pembelajaran adalah sekrup yang turut berkontribusi dalam sistem dan struktur bisnis yang lebih besar dalam sebuah perusahaan.
“Certified Hunger adalah cara berpikir. Ini tentang bagaimana kita sebagai HRBP membangun ekosistem belajar yang berjalan setiap hari, bukan hanya saat ada pelatihan,” ujar Ewaldo.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Oleh karena itu, sebuah perusahaan bisa terus-menerus relevan jika memiliki kerendahan hati untuk belajar.
Tanpa adanya kemauan belajar, kreativitas akan mati, dan perusahaan pun akan kehilangan relevansinya.
Dalam bukunya yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo (grup Kompas Gramedia), Ewaldo memperkenalkan konsep The ‘O’ Cycle, sebuah siklus pembelajaran berkelanjutan yang menekankan: humility & curiosity sebagai fondasi belajar; experiment & feedback sebagai bahan bakar pertumbuhan; serta reflection sebagai ruang untuk mematangkan pembelajaran menjadi kebijaksanaan.
Melalui pendekatan ini, learning harus menjadi business engine, dan tidak lagi dikesampingkan sebagai agenda tahunan.
Sebagai praktisi Indonesia yang turut mengisi di panggung internasional ini, Ewaldo mengharapkan semakin banyak praktisi Indonesia yang juga dapat membawa karya dan pemikiran orisinal ke forum global.
“Saya senang karena framework yang tadinya saya bangun untuk konteks Indonesia ternyata bisa relevan lintas negara. Ini menunjukkan bahwa Indonesia juga mampu berkontribusi pada percakapan global soal learning dan HR,” ungkapnya.
Buku Certified Hunger Manifesto, menjadi salah satu referensi dalam sesi ini, secara khusus di kalangan para HR.
Para peserta forum juga memberikan perhatian besar pada pendekatan Certified Hunger, terutama karena kerangka tersebut mudah diterapkan dalam operasional sehari-hari.
Melalui sesi yang dibawakan oleh Ewaldo, para peserta merefleksikan berbagai hal: bagaimana HRBP dapat mengukur dampak pembelajaran secara konkret; bagaimana membangun peer learning ecosystem di tempat kerja; dan bagaimana menggeser peran HR dari admin training menjadi learning strategist.
Sebagian peserta bahkan menyampaikan ketertarikan untuk mengadaptasi framework tersebut di perusahaan mereka.
Selain penulis buku Certified Hunger Manifesto, Ewaldo juga dikenal sebagai trainer dan konsultan di bidang Learning & Leadership Development.
Ewaldo telah membantu berbagai perusahaan dalam membangun: budaya belajar yang berkelanjutan; sistem pembelajaran internal; kurikulum kepemimpinan; serta strategic learning roadmap yang terhubung dengan kinerja bisnis.
“Buku ini saya tulis sebagai fondasi. Tapi implementasi di perusahaan jauh lebih menarik, karena setiap organisasi punya tantangannya sendiri,” kata Ewaldo berkenaan dengan pengalamannya mendampingi banyak perusahaan dalam usahanya menapak di zaman yang terus berubah.
Tidak mengherankan, pendekatan Certified Hunger kini telah digunakan dalam berbagai program pelatihan, coaching, dan pengembangan organisasi di Indonesia.
Untuk lebih mendalami cara berpikir dan bertindak yang dituangkan dalam buku Certified Hunger Manifesto, Ewaldo Reis Amaral bisa dijangkau melalui media sosialnya @certified.hunger (Instagram) atau via LinkedIn Ewaldo Reis Amaral.
Buku Certified Hunger Manifesto yang terbit pertengahan tahun 2025 ini bisa didapatkan di toko-toko buku Gramedia terdekat dan official Gramedia.com.