Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Halloween, Perayaan Horor 31 Oktober

Kompas.com - 07/01/2025, 16:00 WIB
Asal usul Halloween Sumber Gambar: Freepik.com  Asal usul Halloween
Rujukan artikel ini:
Tulah Desa Rimau
Pengarang: GUNTUR ALAM
|
Editor Laila Wulanalfi

Setiap tanggal 31 Oktober, halloween selalu dirayakan oleh banyak orang di seluruh dunia, khususnya negara-negara barat.

Pada perayaan ini akan ada banyak orang-orang, khususnya anak-anak yang memakai kostum horor dengan tujuan meminta permen atau coklat ke setiap rumah yang mereka ketuk.

Sebelum meminta permen biasanya mereka akan berkata “Trick or Treat?” sebagai bentuk tradisi halloween.

Tidak hanya itu, dekorasi halloween juga identik dengan labu Jack O Lantern yang dibentuk layaknya monster yang tengah tertawa.

Lantas, apa sebenarnya yang melatarbelakangi asal-usul perayaan halloween? Simak penuturannya berikut ini.

Asal-usul Halloween

Apabila sejarah halloween ditelusuri, maka festival halloween berawal dari tradisi Celtic kuno Samhain, saat orang-orang menyalakan api unggun dan mengenakan kostum khusus untuk mengusir hantu.

Tradisi ini berlangsung sekitar abad ke-8, perayaannya dilaksanakan pada tanggal 1 November.

Bagi orang-orang yang merayakan festival tersebut percaya jika pada malam hari sebelum perayaan, yakni tanggal 31 Oktober, roh orang-orang yang telah tiada akan datang kembali ke rumah mereka.

Saat itu, banyak orang yang percaya jika roh-roh jahat akan datang kembali ke dunia untuk mengganggu bangsa Celtic.

Untuk menakut-nakuti roh jahat tersebut, maka orang-orang Celtic selanjutnya melaksanakan sebuah ritual di puncak bukit dengan cara menyalakan api unggun dan memakai kostum.

Tak hanya itu, mereka juga mengenakan topeng menyeramkan supaya dapat terhindar dari gangguan roh jahat.

Hal inilah yang selanjutnya menjadikan perayaan halloween identik dengan sesuatu yang menyeramkan.

Apalagi setelah bangsa Romawi berhasil menaklukkan bangsa Celtic pada abad ke-1 M, mereka menyatukan perayaan tradisi Romawi dengan Samhain.

Hasil dari penyatuan tersebut dinamakan dengan festival Feralia yang dirayakan setiap akhir bulan Oktober untuk mengenang leluhur yang telah tiada dan penghormatan terhadap Pomona, dewi panen bangsa Romawi.

Perkembangan Halloween

Seiring dengan berjalannya waktu, festival ini mulai populer di berbagai penjuru dunia, salah satunya Amerika Serikat.

Meskipun tidak langsung dapat dirayakan di Amerika Serikat akibat sistem kepercayaan Protestan yang cukup kaku di sana.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Akan tetapi, pada paruh kedua abad ke-19, Amerika Serikat dibanjiri dengan kedatangan imigran baru yang didominasi dari negara Irlandia.

Menurut kabar yang beredar, orang Irlandia adalah yang kemudian mempopulerkan perayaan halloween secara nasional.

Sejak saat itu, halloween pun mulai dirayakan di Amerika Serikat dan di beberapa negara lainnya.

Perkembangan zaman membuat perayaan halloween sudah jauh lebih modern dan unik.

Contohnya seperti di Irlandia, halloween dirayakan dalam bentuk parade yang diisi dengan berbagai macam permainan, menyajikan barmbrack, dan menyalakan api unggun.

Barmbrack sendiri merupakan kue tradisional atau dikenal sebagai kue ramalan yang terbuat dari roti manis dengan buah-buahan kering.

Barmbrack juga biasanya diisi dengan jimat yang dipercaya bisa menggambarkan keberuntungan di masa depan.

Tidak hanya Irlandia yang mempunyai perayaan halloween yang menarik, Meksiko juga memiliki cara yang unik dan berbeda dalam merayakan halloween.

Apabila biasanya halloween identik dengan kostum-kostum yang menyeramkan, orang Meksiko justru akan berkumpul bersama keluarga dan mengenang kepergian orang-orang terkasih yang telah meninggal dunia.

Disertai dengan menyalakan lilin, mendekorasi rumah, dan menghidangkan makanan favorit keluarga yang telah tiada.

Membicarakan halloween tidak lengkap rasanya jika tidak membahas buku horor yang tentunya akan cocok dibaca bagi para penggemar cerita hantu.

Karya terbaru dari Guntur Alam, Tulah Desa Rimau adalah cerita horor dengan kearifan lokal yang dijamin mampu membuat bulu kuduk merinding.

Bercerita tentang sekelompok pemuda yang berprofesi sebagai konten kreator.

Akibat kanal YouTube mereka yang sepi penonton, mereka pun memutuskan untuk membuat konten mengenai mitos kutukan pengantin harimau di suatu desa terpencil.

Kutukan tersebut menyeret gadis berumur 18 tahun dengan ciri fisik tertentu yang menghilang tanpa jejak di sebuah hutan terlarang.

Maka sekelompok pemuda tersebut berniat untuk membuat konten tentang mitos yang melibatkan siluman harimau.

Menarik, bukan? Jika ingin membaca dan memiliki bukunya, segera pesan sekarang juga di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau