Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah dan Nama-Nama Raja di Kerajaan Mataram Kuno

Kompas.com - 08/01/2025, 10:00 WIB
Nama Raja Kerajaan Mataram Kuno Sumber Gambar: Kompas.com Nama Raja Kerajaan Mataram Kuno
Rujukan artikel ini:
Sandykala di Timur Jawa (1042-1527…
Pengarang: Prasetya Ramadhan
|
Editor Laila Wulanalfi

Kerajaan Mataram merupakan kerajaan berjuluk maritim yang terletak di Jawa Tengah atau lebih tepatnya berada di wilayah Magelang, Prambanan dan sekitarnya.

Akan tetapi dalam beberapa catatan sejarah menjelaskan bahwasannya letak Mataram bertempat di kawasan kaki gunung dan dikelilingi pesisir sungai Bogowonto, Progo, Opak, dan sungai Bengawan Solo.

Beberapa ahli sejarah memperkirakan bahwa wilayah kerajaan Mataram bertepatan langsung dengan Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing, dan Sindoro.

Pada sisi lainnya bertepat di Pegunungan Serayu, Gunung Lawu, Laut Selatan, serta Pegunungan Seribu.

Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan terbesar yang ada di Nusantara yang menjadi penganut ajaran agama Islam terbesar pada masa itu.

Banyak sekali pedagang muslim dari tanah Arab, Persia, dan India yang berkunjung ke tanah Mataram dan menyebarkan ajaran-ajaran Islam.

Berbagai aturan kehidupan pun juga banyak mereka ajarkan pada masyarakat Mataram saat itu, seperti ajaran Islam, ekonomi, politik, hingga bersosial dan berbudaya.

Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan yang menganut kebudayaan Hindu Buddha, dan memakai bahasa Jawa Kuno dan Sansekerta sebagai bahasanya sehari-hari.

Kerajaan Mataram Kuno pertama kali didirikan oleh keturunan dari keluarga Wangsa Syailendra, atau yang biasa dikenal dengan Raja Sanjaya.

Wangsa Syailendra merupakan dinasti kekuasaan yang turun temurun berdasarkan garis keturunannya.

Pada tahun 732 Masehi, Sanjaya pernah menulis prasasti kuno Canggal yang bertuliskan tentang pendiri lingga dan bangunan candi di atas sebuah bukit, dan dipergunakan untuk menyembah para dewa.

Prasasti Canggal juga bertuliskan kisah Raja Sanna yang sangat bijaksana dan pernah menguasai Pulau Jawa.

Selain Raja Sanna, Raja lain seperti Sanjaya pun ikut tersorot dalam kisah Prasasti Canggal.

Nama Raja Kerajaan Mataram Kuno

1. Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-784 M)

Rakai Panangkaran merupakan Raja Mataram Kuno.

Dia adalah putra dari pasangan Raja Sanjaya dan Dewi Sudhiwara.

2. Rakai Panaraban (784-803 M)

Raja selanjutnya yang pernah menduduki Kerajaan Mataram adalah Sri Maharaja Rakai Panaraban.

Namanya terpahat di dalam prasasti Wanua Tengah III, dan sosoknya sangat adil dan bijaksana.

3. Rakai Warak (803-827 M)

Rakai Warak adalah anak dari Raja Rakai Panaraban, dan namanya juga banyak terpahat pada prasasti-prasasti peninggalan Mataram Kuno.

4. Dyah Gula (827-829 M)

Dyah Gula merupakan anak dari Rakai Warak.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Namanya juga terpahat pada prasasti Wanua Tengah III.

Dyah Gula merupakan penerus Kerajaan yang menjabat sebagai Raja hanya satu tahun karena tidak adanya identitas daerah lungguh yang biasa tertulis di gelar.

5. Rakai Garung (829-847 M)

Rakai Garung merupakan anak dari Rakai Panunggalan.

Rakai Garung merupakan salah satu Raja yang bergelar Sri Maharaja Rakai Garung.

Namanya juga banyak tertulis di berbagai prasasti Wanua Tengah III, sampai naskah Wangsakerta.

6. Rakai Pikatan (847-855 M)

Rakai Pikatan merupakan anak dari Rakai Garung.

Rakai Pikatan merupakan Raja ketujuh yang memimpin Kerajaan Mataram dari tahun 847 hingga 855 Masehi.

Namanya banyak tertulis di prasasti Wantil, prasasti Wanua Tengah III, prasasti Mantyasih, dan naskah wangsakerta.

7. Rakai Kayuwangi

Rakai Kayuwangi merupakan anak terakhir dari Rakai Pikatan.

Diketahui pernah menulis batu prasasti pada tahun 840 Masehi.

8. Dyah Tagwas (855-856 M)

Dyah Tagwas merupakan raja Kerajaan Mataram yang mempunyai gelar Sri Jayakirtiwardhana.

Dyah Tagwas menjadi Raja di Kerajaan Mataram hanya setahun saja, seperti Dyah Gula.

9. Rakai Panumwangan (856-887 M)

Rakai Panumwangan mempunyai gelar Rakai Panumwangan Dyah Dewendra dan Rakai Limus Dyah Dewindra.

10. Rakai Gurunwangi (887 M)

Raja terakhir Kerajaan Mataram Kuno adalah Rakai Gurunwangi atau Dyah Bhadra.

Dirinya juga hanya satu tahun memimpin Kerajaan Mataram karena tidak memiliki identitas daerah lungguh yang biasa tertulis di gelar.

Nah, itu dia daftar nama-nama Raja di Kerajaan Mataram yang perlu kamu ketahui.

Penting untuk mempelajari sejarah dari kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia karena Indonesia kaya akan sejarah yang dimilikinya.

Untuk kamu yang ingin mengenal lebih jauh tentang kerajaan Mataram dan beberapa Kerajaan Nusantara lainnya, kamu bisa membaca buku Sandyakala di Timur Jawa yang ditulis oleh Prasetya Ramadhan.

Buku ini membahas tentang sejarah pembentukan, konflik-konflik yang menghiasi sejarah kerajaan-kerajaan Hindu di Jawa Timur, peristiwa-peristiwa penting yang terjadi, mulai dari kemunduran hingga sandyakala (runtuhnya) kerajaan, perang saudara, dan masih banyak lainnya.

Baca selengkapnya dan dapatkan buku Sandyakala di Timur Jawa hanya di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau