Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Jenis Rumah Adat NTT yang Unik, Bahkan Terkenal Hingga Mancanegara

Kompas.com - 21/12/2022, 17:30 WIB
Rumah Adat NTT Photo by Roomah on rumah.com Rumah Adat NTT
Rujukan artikel ini:
Mbaru Gendang, Rumah Adat Manggarai,…
Pengarang: Dr. Yohanes S. Lon,…
|
Editor Rahmad

Seperti yang kita tahu bahwa Indonesia memiliki banyak rumah adat yang unik dan juga sudah terkenal hingga mancanegara. Seperti rumah adat aceh, rumah adat batak, rumah adat kalimantan, dan sebagainya.

Termasuk dari timur yakni rumah adat NTT yang bahkan pernah mendapatkan penghargaan tertinggi tahun 2021 dari UNESCO Asia Pasifik. Ini tentu hal yang membangkan dan kita patur mengenal dan melestarikannya.

Jenis Rumah Adat NTT

Berikut ini jenis-jenis rumah adat NTT yang perlu kamu ketahui sebagai warisan budaya Indonesia yang berharga.

1. Rumah Adat Musalaki NTT

Rumah Adat Musalaki NTT Rumah Adat Musalaki NTT

Rumah Musalaki adalah salah satu rumah adat yang jadi simbol Nusa Tenggara Timur (NTT). Rumah Musalaki merupakan rumah adat yang paling banyak tersebar dan umum di Nusa Tenggara Timur.

Rumah Musalaki berbentuk segi empat dengan atap menjulang melambangkan persatuan dengan Sang Pencipta.

Bentuk atapnya menyerupai layar perahu, karena penduduk setempat berbicara tentang nenek moyang suku Ende Lio yang menggunakan perahu.

Fungsi rumah Musalaki adalah tempat tinggal kepala suku atau kepala adat kawasan Ende Lio. Fungsi lain dari rumah adat NTT ini adalah sebagai tempat upacara adat, ritual, diskusi dan berbagai kegiatan adat lainnya.

2. Rumah Adat Mbaru Niang

Rumah Adat Mbaru Niang Rumah Adat Mbaru Niang

Rumah adat di NTT yang tidak kalah populer adalah rumah adat Mbaru Niang. Jenis rumah adat ini berasal dari sebuah desa di NTT bernama Desa Wae Rebo. Desain rumah adat Mbaru Niang sangat unik dan berbeda dengan rumah adat lainnya.

Jika jenis rumah adat Musalaki hanya diperuntukan untuk kepala suku, maka jenis rumah adat Mbaru Niang digunakan oleh masyarakat setempat. Konsep arsitektur rumah adat Mbaru Niang sangat unik dan menarik.

Hal ini karena rumah adat NTT jenis ini dibangun berbentuk kerucut memberikan kesan tenda yang sangat besar. Ketinggian jenis rumah adat NTT ini bisa sangat tinggi mencapai sekitar 15 meter.

3. Rumah Adat Ume Kbubu

Rumah Adat Ume Kbubu Rumah Adat Ume Kbubu

Rumah adat ini memiliki bentuk yang unik dengan bentuknya yang bulat. Rumah ini merupakan tempat tinggal suku Dawan di wilayah Timor. Ume sendiri artinya rumah sedangkan kbubu artinya bulat atau bundar.

Struktur rumah adat ini terdiri dari atap, tiang dan dinding. Atap rumah adat Ume Kbubu terdiri dari 9 elemen yang masing-masing memiliki fungsinya masing-masing. Dinding rumah terbuat dari bambu dan berfungsi sebagai tempat menyambung bilah-bilah.

Konsep rumah ini terbagi menjadi beberapa ruangan seperti Tuna, Halal Nana dan Hau Monef. Setiap ruangan memiliki fungsinya masing-masing terkait dengan kegiatan keagamaan tradisional suku Dawan.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

4. Rumah Adat Lopo

Rumah Adat Lopo Rumah Adat Lopo

Rumah Adat Lopo merupakan tempat yang biasa digunakan sebagai tempat refleksi dan tempat upacara adat. Rumah adat ini beratap kerucut dari rumbia. Rumah ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat berdiskusi, tetapi juga sebagai tempat menyimpan hasil pertanian.

Rumah adat Lopo merupakan ciri khas suku Abui di Kabupaten Alor. Material utama rumah Lopo suku Abui adalah bambu dan alang-alang.

Rumah Lopo suku Abui tidak berdinding tetapi terdiri dari tiga tingkat. Setiap level memiliki fungsinya sendiri. Ada yang digunakan sebagai tempat istirahat atau menyimpan makanan.

5. Rumah Adat Sumba

Rumah Adat Sumba
Rumah Adat Sumba

Rumah adat Sumba terdiri dari dua tipe yakni Uma Bokulu dan Uma Mbatangu. Keduanya berada di Kampung Adat Praijing, Desa Tebara, Kecamatan Waikabubak, Sumba, NTT. Rumah dengan plafon tinggi ini terlihat sangat unik dan eksotik.

Rumah adat Sumba berbentuk persegi panjang dan ditopang oleh empat tiang. Rumah ini tidak memiliki jendela, tetapi area terpisah untuk pria dan wanita. Langit-langitnya yang tinggi memiliki makna filosofis di semua tingkatan.

Atap melambangkan dunia atas yang suci sedangkan rangka rumah melambangkan dunia tengah. Sedangkan bagian bawah rumah masuk ke dunia bawah atau dunia kematian.

Rumah adat biasanya digunakan sebagai tempat tinggal dan juga sebagai tempat upacara adat. Itulah berbagai jenis rumah adat Nusa Tenggara Timur yang masing-masing memiliki keunikan dan bentuk tersendiri.

Rumah adat merupakan simbol budaya dan nilai-nilai luhur negara kita tercinta Indonesia. Merawat dan melestarikan budayanya juga menjadi kewajiban bangsa Indonesia. Semoga informasi ini dapat memperkaya pemahaman tentang kekayaan budaya Indonesia.

Buku Mbaru Gendang, Rumah Adat Manggarai, Flores bisa kamu jadikan referensi untuk mengenal lebih jauh tentang rumah adat NTT. Terutama jenis rumah adat Mbaru Gendang yang keunikannya sudah terkenal hingga mancanegara.

Buku ini bisa kamu pesan dan beli di Gramedia.com!

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau