Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Filosofi yang Terdapat Pada Rumah Adat Bali yang Harus Kamu Ketahui!

Kompas.com - 09/12/2022, 13:30 WIB
filosofi rumah adat bali Sumber: tukang taman surabaya filosofi rumah adat bali
Rujukan artikel ini:
Ensiklopedia Negeriku Rumah Adat
Pengarang: Dian K
|
Editor Rahmad

Setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki rumah khasnya sendiri. misalnya ada rumah joglo yang ada di daerah Jawa Tengah, ada rumah Aceh yang ada di daerah Aceh, rumah adat kebaya yang ada di DKI Jakarta, lalu ada rumah honai yang ada di Papua, rumah panjang yang ada di Kalimantan Barat, dan masih banyak lagi nama rumah khas masing-masing daerah di Indonesia.

Tanpa terkecuali daerah Bali. Bali yang dikenal dengan keindahannya juga memiliki rumah adatnya tersendiri. Rumah adat Bali dikenal dengan nama gapura.

Di setiap rumah adat, pasti mempunyai unsur tradisional serta filosofi yang erat kaitannya dengan adat daerah tersebut. Begitu juga dengan rumah Bali. Rumah tradisional penduduk Bali ini juga memiliki filosofi khususnya. Maka, berikut ini adalah ulasan singkat mengenai rumah adat Bali.

Filosofi Pada Rumah Adat Bali

filosofi rumah adat bali filosofi rumah adat bali

1. Filosofi Tri Hita Karana

Yang khas dari rumah adat Bali adalah terdapat gapura candi bentar. Gapura ini menjadi salah satu ikon yang khas dari rumah adat Bali dan keindahannya juga sangat memukau. Di rumah adat Bali, terdapat dua gapura yang merupakan sebuah candi sejajar. Gapura ini adalah jalan masuk menuju ke area halaman rumah Bali.

Sesudah masuk melalui gapura ini, pada bagian depan biasanya terdapat pura yang menjadi tempat untuk beribadah para umat Hindu. Gapura itu juga memiliki anak tangga dan pagar besi yang terhubung satu dengan yang lainnya. Posisi pura biasanya terpisah dari bangunan yang lainnya.

Setiap rumah adat Bali pada bagian depan memiliki gapura candi bentar. Berdasarkan filosofi dari para penduduk Bali, kedinamisan dalam hidup bisa akan tercapai apabila terdapat hubungan yang harmonis antara aspek pelemahan, yaitu hubungan baik, dengan pawongan, yaitu penghuni rumah dan parahyangan.

Dalam pembangunannya, rumah adat Bali harus memiliki beberapa aspek di dalamnya yang dikenal dengan filosofi “Tri Hita Karana”. Tri Hita Karana disebut dengan konsep spiritual, kearifan lokal, sekaligus juga falsafah hidup pada masyarakat Hindu Bali yang memiliki tujuan untuk menciptakan keselarasan pada hidup manusia.

Tri Hita Karana berasal dari Bahasa Sansekerta yang terbentuk dari tiga kata, yaitu Tri yang memiliki arti tiga, Hita yang berarti kebahagiaan atau kesejahteraan, dan Karana yang berarti sebab. Dengan begitu, maka falsafah Tri Hita Karana mengandung makna tiga penyebab kebahagiaan.

Jika dalam rumah adat Bali memiliki aspek Tri Hita Karana, itu dianggap sebagai tiga penyebab dalam kebahagiaan. Tiga kebahagiaan dalam konsep filosofi ini adalah sebagai berikut.

  • Parahyangan, yaitu hubungan yang harmonis dengan Tuhan, parahyangan menegaskan bahwa manusia diharapkan bisa menghaturkan sujud baktinya kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Sang Pencipta Alam Semesta beserta dengan isinya.
  • Pawongan, yaitu hubungan yang harmonis antar sesama manusia. Sehingga menekankan hubungan antar sesama manusia yang bisa diwujudkan dalam hubungan yang ada di dalam keluarga atau pertemanan.
  • Palemahan, yatu hubungan yang harmonis dengan lingkungan alam. Menekankan hubungan antara manusia dengan alam.

2. Aturan Asta Kosala Kosali

Rumah adat Bali juga dibangun menurut aturan Asta Kosala Kosali yang diibaratkan seperti sebuah feng shui yang ada di budaya Cina. Pada saat membangun rumah, maka orang Bali akan memperhatikan kearah mana bangunan tersebut menghadap.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Hal yang dipercaya pada ajaran ini adalah sebagai sesuatu yang suci atau keramat akan dibuat menghadap kearah gunung. Hal itu disebabkan oleh gunung yang dipercaya sebagai sebuah benda keramat. Arah ini dinmakan dengan istilah kaja.

Sedangkan untuk hal yang dipercaya tidak suci akan dibuat dengan mengarah kearah laut yang disebut dengan kelod.

Oleh karena itu, pura di desa yang dipercaya sebagai sesuatu hal yang suci akan dibuat menghadap ke arah kaja atau gunung, sementara pada pura dalem atau kuil yang berkaitan dengan kematian akan dibuat menghadap ke arah kelod atau laut.

Itulah filosofi pada bangunan rumah ada Bali yang bisa kamu ketahui. untuk mengetahui beragam rumah adat nusantara lainnya, kamu bisa membaca buku Ensiklopedia Negeriku Rumah Adat karya Dian K.

https://www.gramedia.com/products/seri-ensiklopedia-negeriku-rumah-adat?queryID=94e6057713b5e7896326626af2cf5e41

Buku ini berisikan pengetahuan tentang berbagai rumah adat yang terdapat di penjuru nusantara. Buku ini dilengkapi juga dengan ilustrasi yang lucu dan menarik sehingga pembaca bisa secara langsung melihat serta memahami perbedaan-perbedaan yang dimiliki pada setiap rumah adat yang ada di Indonesia tanpa harus mengunjungi setiap daerahnya.

Melalui buku ini diharapkan mampu menambah wawasan tentang kebudayaan yang ada di Indonesia.

Buku ini bisa langsung kamu pesan melalui gramedia.com.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com