Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Fungsi Sutet pada Sistem Transmisi Energi Listrik?

Kompas.com, 15 Februari 2025, 13:00 WIB
Apa Fungsi Sutet Pada Sistem Transmisi Energi Listrik Sumber Gambar: Dok. Kementerian ESDM Apa Fungsi Sutet Pada Sistem Transmisi Energi Listrik
Rujukan artikel ini:
Detoks Sehat Dengan Jus
Pengarang: Desyana Rostika P
Penulis Hana Sjafei
|
Editor Laila Wulanalfi

Sutet digunakan pada sistem transmisi energi listrik.

Meski demikian, masyarakat awam terhadap fungsi sutet pada sistem tranmisi energi listrik.

Sebelum membahas fungsi sutet pada sistem transmisi energi listrik, sebaiknya kita mengerti arti sutet dan fungsi sutet secara umum.

Arti Sutet

Sutet merupakan singkatan dari saluran udara tegangan ekstra tinggi yang memiliki rentang tegangan listrik 500kV.

Sutet menjadi istilah yang sering kita dengar di Indonesia.

Penggunaan rentang tegangan tinggi karena sistem distribusi dan tegangan listrik di Indonesia luas.

Sejarah Pertama Kali Listrik di Indonesia

Melansir laman Kementerian ESDM, sejarah pertama kali listrik di Indonesia berawal saat pembangkit listrik pertama di Indonesia muncul diperuntukan untuk keperluan pabrik pada akhir abad ke-19.

Saat itu, pembangkit listrik dibangun oleh perusahaan pabrik gula dan pabrik teh Belanda.

Kemudian, listrik baru tersedia untuk umum ketika perusahaan listrik bernama Nederlandche Indische Electriciteit Maatschappij (NIEM) dibangun.

Institusi ini berpusat di Belanda, sementara di Batavia, NIEM membangun PLTU di Gambir di tepi Sungai Ciliwung.

PLTU berkekuatan 3200+3000+1350 kW tersebut merupakan pembangkit listrik tenaga uap pertama di Hindia Belanda dan memasok kebutuhan listrik di Batavia dan sekitarnya.

Perusahaan itu berekspansi ke Surabaya dengan mendirikan Nederlandsche Indische Gas Maatschappij (NIGM).

Dari kondisi tersebut, pasokan listrik menyebar ke kota-kota besar di Jawa.

Beda Sutet dan Transmisi Lainnya

Sutet alias saluran udara tegangan ekstra tinggi 500 kV merupakan saluran transmisi udara yang kabelnya memiliki tegangan listrik 500 kV ketika beroperasi.

Secara prinsip, sebenarnya tidak ada perbedaan dengan saluran transmisi jenis lainnya, namun perbedaan sutet dan transmisi lainnya itu terletak pada batas tegangan operasinya.

Transmisi 150 kV berarti bekerja pada tegangan 150 kV, sementara itu transmisi 500 kV bekerja pada tegangan 500 kV.

Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa semakin tinggi tegangan saluran transmisi maka kemampuannya menyalurkan daya listrik juga semakin besar.

Fungsi Sutet Secara Umum

Seperti yang kita ketahui, bahwa fungsi sutet secara umum adalah untuk menyalurkan listrik dari pusat pembangkit listrik menuju pusat-pusat beban yang jaraknya amat jauh.

Keberadaan sutet ini membuat penyaluran listrik menjadi lebih efisien karena tanpa adanya energi listrik, maka aktivitas setiap individu akan terhambat.

Sementara listrik menjadi energi yang sangat dibutuhkan untuk menghubungkan sumber energi dengan penggunanya terutama di dalam lingkup rumah tangga, perkantoran, maupun kawasan industri.

Keberadaan sutet ini membuat energi listrik dapat tersalurkan dengan baik kepada konsumen.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Sutet menjadi merupakan bagian infrastruktur energi kelistrikan.

Infrastruktur ini akan menjadi pendukung sistem ekonomi dan sistem sosial.

Jika dilihat dari kaca mata sosial dan ekonomi sebagai kerangka pembangunan berkelanjutan.

Hal ini lantaran kemampuannya untuk mendukung kegiatan tersebut sebagai infrastruktur vital dan strategis.

Hal ini bisa dilihat melalui UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Tertulis sutet ditetapkan sebagai jaringan prasarana utama dan sistem primer yang dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah NKRI.

Sayangnya, sering kali terjadi konflik pemanfaatan ruang antara keberadaan SUTET pemanfaatan ruang di sekitarnya.

Fungsi Sutet pada Sistem Transmisi Energi Listrik

Setidaknya ada tiga fungsi Sutet pada sistem transmisi energi listrik, yakni:

1. Saluran Udara Tegangan Ektra Tinggi (SUTET) 200 kv – 500 kv

Biasanya saluran transmisi yang digunakan di Indonesia memiliki kapasitas sebesar 500 kv.

Hal ini bertujuan agar drop tegangan yang berasal dari nampang kawat bisa direduksi secara optimal.

2. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 30 kv – 150 kv

Sutet di bagian ini memiliki operasi sebesar 30 kv hingga 150 kv.

Terdapat konfigurasi jaringan pada transmisi ini, umumnya single atau double sirkuit.

Hal ini mengartikan yang mana satu sirkuit terdiri dari tiga phasa dengan tiga kawat.

3. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 30 kv – 150 kv

Saluran tranmisi ini termasuk saluran kabel bawah tanah yang menyalurkan energi listrik melalui kebel yang dipendam di dalam tanah.

Pemasangan kabel berada di kawasan kota karena dinilai lebih rapi dan tidak mengganggu keindahannya, bahkan saluran transmisi ini tidak mudah terganggu karena kondisi cuaca atau alam.

Selain memiliki banyak fungsi, keberadaan sutet juga memberikan dampak yang kurang baik, khususnya masalah kesehatan jika berada di dekat dengan pemukiman warga.

Hal ini disebabkan karena adanya radiasi dari tegangan tinggi arus secara jangka panjang.

Oleh karena itu, jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan agar imun tubuh kuat dan terhindar dari berbagai kondisi yang tidak diinginkan.

Buku Detoks Sehat dengan Jus yang ditulis Desyana Rostika P bisa kamu baca sebagai referensi dalam usaha kamu dalam menjaga kesehatan.

Buku ini akan menjelaskan bagaimana cara menerapkan pola hidup sehat dalam jangka panjang dengan melakukan detoks "racun" yang disebabkan oleh polutan, logam berat, hingga bahan kimia berbahaya.

Dalam buku ini akan dibagi menjadi beberapa bagian bab yang meliputi tentang bagaimana menjaga hidup sehat, menjaga pola makan dan asupan gizi, bagaimana menjaga berat badan supaya tetap stabil, serta lengkap dengan resep-resep membuat jus khusus untuk kesehatan.

Penasaran dengan isi bukunya? Kamu bisa dapatkan bukunya di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau