Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Cara Efektif Mengatasi Emosi yang Tidak Stabil

Kompas.com - 26/01/2022, 16:00 WIB
Sumber Foto: Canva
Rujukan artikel ini:
Berani Tidak Disukai
Pengarang: Ichiro Kishimi dan Fumitake…
Penulis Renny Novita
|
Editor Almira Rahma Natasya

Temanmu, sebut saja si A, mempunyai emosi yang naik turun seperti roller coaster.

Ketika pagi hari kamu menyapa A di kampus, dia tampak ceria dan berseri-seri.

Selang satu jam, kamu melihat dia duduk sendirian sedang menangis.

Didorong oleh rasa simpati, kamu memberanikan diri untuk bertanya mengapa dia bersedih.

Ternyata, dia merasa kecewa pada teman sekelompoknya yang terkesan tidak mendengarkan pendapatnya.

Kamu pun mulai menyadari kalau ini kerap terjadi pada A, suasana hatinya tidak bisa ditebak dan bisa berubah sekejap mata tanpa peringatan.

Mungkin kamu mengenal seseorang seperti A.

Seseorang yang emosinya terutama emosi negatif, yang dikendalikan oleh faktor luar dan distimulasi pikirannya.

Jika dia senang, maka terlihat sangat senang.

Namun, ketika dia sedang mengalami emosi negatif malah akan membuat situasi menjadi tidak nyaman untuk orang-orang di sekitarnya.

Situasi yang dipengaruhi emosi negatif bisa berlangsung beberapa saat bahkan sampai berhari-hari.

Meluapkan emosi tentu sah-sah saja dilakukan, tetapi ketika menyangkut emosi negatif, sebaiknya kamu lebih banyak melakukan proses internalisasi.

Jangan sampai emosi yang kamu luapkan itu berlebihan sehingga dapat merugikan, baik bagi dirimu maupun bagi orang lain.

Kalau begitu, apakah sebaiknya kita memendam emosi?. Tidak juga.

Memendam emosi negatif malah bisa menimbulkan gangguan pada kesehatan tubuh. It’s okay not to be okay.

Lalu, bagaimana kamu bisa membedakan antara emosi yang normal atau stabil dengan emosi yang tidak stabil?

Seseorang dengan emosi yang tidak stabil adalah seseorang dengan perubahan mood atau suasana hati yang berubah dengan sangat cepat.

Hal ini jelas berbeda dengan seseorang dengan emosi stabil, di mana mereka mampu mengendalikan emosi dan pikirannya.

5 Cara Efektif Mengatasi Emosi yang Tidak Stabil

Jika kamu cepat mengalami perubahan emosi, ada beberapa cara efektif untuk mengatasi emosi yang tidak stabil, di antaranya adalah:

1. Berolahraga

Olahraga bisa meningkatkan dopamin atau zat kimia yang membuat kamu lebih bahagia. Dengan begitu, berolahraga mampu mengurangi emosi negatif.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Jika sulit memulai berolahraga, bisa dimulai dengan kegiatan olahraga yang ringan seperti yoga, karena mampu menurunkan pikiran yang sedang stres.

2. Meditasi

Keuntungan dari bermeditasi adalah kamu bisa menenangkan pikiran dan mengendalikan emosi yang menumpuk, serta membuat pikiran kita menjadi lebih fresh.

3. Tidur dengan Cukup

Emosi yang tidak stabil dan pikiran yang stres bisa juga disebabkan karena kurang tidur.

Cobalah untuk tidur selama 7-8 jam sehari agar tubuh dan pikiran dapat beristirahat.

Jika kamu kesulitan untuk tidur di malam hari, kamu bisa mematikan lampu tidur kamar dan buatlah ruangan terasa lebih dingin sehingga membuat tubuh terasa lebih rileks.

4. Mengonsumsi Makanan Sehat

Apa yang kita konsumsi ke dalam tubuh baik itu makanan maupun pikiran dapat bereaksi terhadap emosi kita.

Keduanya menimbulkan reaksi kimia dalam tubuh, karena itu sangat penting untuk mulai menerapkan hidup sehat dengan mengonsumsi makanan sehat.

Jika kamu ingin lebih aman, sebaiknya bertanya kepada ahli nutrisi tentang makanan yang dapat memberikan efek mengurangi emosi tidak stabil.

5. Berkonsultasi Kepada Spesialis

Poin kelima ini sangat disarankan jika gejala emosi tidak stabil sering terjadi.

Spesialis seperti psikolog dan terapis dapat membantumu menyelidiki penyebab emosi yang tidak stabil secara terperinci, serta bisa memberikan terapi dan pengobatannya.

Sebagai pertolongan pertama, kamu juga bisa membaca buku self-help seperti Berani Tidak Disukai.

Buku laris yang ditulis oleh dua psikolog Jepang, Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga, mempunyai potensi untuk mengubah hidup orang.

Berbeda dengan buku self-help yang biasanya terlalu berat, buku ini ditulis dalam bentuk dialog antara seorang filsuf dan seorang pria yang menemuinya untuk bertanya tentang kehidupan dan permasalahan hidup yang sering kita alami.

Karena bentuknya percakapan dan pertanyaan, kita merasa banyak pertanyaan yang terwakili oleh si pria.

Buku ini merubah sudut pandangmu akan kebahagiaan, dan juga tentang berdamai dengan masa lalu serta trauma yang kita alami.

Buku yang memasukan konsep stoicism di dalamnya ini lebih berfokus pada apa yang bisa kita lakukan, yang ada di dalam kendali kita, termasuk bereaksi dan mengambil keputusan terhadap situasi hidup yang kita hadapi.

Berani Tidak Disukai atau Courage to be Disliked bisa kamu beli di Gramedia.com.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli bukunya dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

Dapatkan Diskonnya! Dapatkan Diskonnya!

Don’t let life make you bitter, instead make it better!

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com