Susah tidur atau insomnia adalah ketidakmampuan tubuh untuk memenuhi kebutuhan tidur yang mencakup kualitas dan durasi tidur, hal ini dapat menyebabkan kelelahan dan meningkatkan risiko terkena penyakit.
Dikutip dari website Kementerian Kesehatan, terdapat tiga jenis insomnia, yaitu kesulitan memulai tidur, kesulitan mempertahankan tidur, dan terbangun secara dini dan sulit tidur kembali.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui penyebab, penanganan dan pencegahan untuk mengembalikan kualitas tidur yang baik.
Di Indonesia sendiri, masalah tidur yang umum dikenal sebagai insomnia telah menjadi salah satu isu kesehatan yang serius.
Prevalensi penderita insomnia diperkirakan mencapai 10% dari total populasi Indonesia, yang berarti sekitar 23 juta jiwa menderita kondisi ini (Medicastore, 2010; Cable News Network Indonesia, 2017).
Insomnia ditandai dengan sulitnya memulai tidur, mempertahankan kondisi tertidur, atau terbangun tanpa bisa tidur kembali yang tentunya memiliki dampak signifikan pada kualitas hidup seseorang.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi masalah insomnia, efeknya terhadap kesehatan dan produktivitas, serta beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini.
Dikutip dari Medical News Today, Insomnia dapat disebabkan oleh banyak faktor.
Faktor-faktor tersebut meliputi gangguan pada jam biologis tubuh akibat jet lag, perubahan jadwal kerja, atau perubahan lain dalam jadwal.
Faktor lingkungan seperti suhu yang tidak nyaman, kebisingan, atau tempat tidur yang tidak nyaman juga dapat berkontribusi terhadap insomnia.
Selain itu, beberapa kondisi tertentu juga menjadi faktor seseorang bisa mengalami insomnia, seperti stres dan masalah kesehatan mental, kurangnya latihan fisik, serta penggunaan obat-obat tertentu dengan resep dokter (prescribed-medicine) yang mengandung zat psikotropika.
Insomnia dapat memiliki dampak yang merugikan pada kesehatan dan produktivitas seseorang.
Selain mengganggu kualitas tidur, insomnia juga dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan kesehatan fisik dan mental.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa insomnia dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, hipertensi, obesitas, dan diabetes (Medicastore, 2010).
Selain itu, insomnia juga dapat berkontribusi pada munculnya masalah mental seperti depresi dan kecemasan (Cable News Network Indonesia, 2017).
Menurut Kessler et al., (2011), dalam konteks produktivitas, insomnia telah terbukti memiliki dampak negatif pada kinerja kerja dan absensi di tempat kerja.
Data dari America Insomnia Survey (AIS), menunjukkan bahwa gangguan ini menyebabkan penurunan signifikan dalam penurunan kinerja kerja sebesar 11,3 hari/tahun untuk satu individu yang mengidap insomnia
Menjaga pola makan yang sehat dan teratur serta menghindari makanan berat atau terlalu banyak cairan sebelum tidur guna mengurangi kemungkinan gangguan pencernaan yang dapat mengganggu tidur.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Melakukan aktivitas fisik, seperti olahraga secara teratur yang dapat membantu tubuh lebih rileks dan menyeimbangkan hormon tidur sehingga mempermudah proses tidur.
Namun, perlu diingat bahwa aktivitas fisik yang terlalu intensif menjelang tidur dapat membuat susah tidur sehingga sangat disarankan untuk menjadwalkan waktu latihan beberapa jam sebelum tidur.
Mengelola stres seperti meditasi, relaksasi otot, atau pernapasan dalam dapat membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kualitas tidur.
Selain itu, mengembangkan rutinitas sebelum tidur yang menenangkan dengan membaca buku atau mandi air hangat juga dapat membantu dalam mempersiapkan tubuh dan pikiran untuk tidur.
Jika insomnia terus berlanjut dan mengganggu kualitas hidup sehari-hari, sebaiknya kamu segera mencari bantuan profesional.
Dokter akan dapat mengevaluasi kondisi tidur dan memberikan saran serta pengobatan yang sesuai untuk mengatasi insomnia.
Terapi perilaku kognitif, terapi tidur, atau pengobatan dengan obat tidur mungkin direkomendasikan tergantung pada tingkat keparahan insomnia.
Pencegahan insomnia sendiri bisa dilakukan dengan mengadopsi gaya hidup sehat, menjaga konsistensi rutinitas tidur, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, menghindari stimulan sebelum tidur, beraktivitas fisik secara teratur, mengelola stres, dan mencari bantuan medis jika diperlukan.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kualitas tidur kita dan mencegah terjadinya insomnia yang mengganggu.
Salah satu olahraga yang bermanfaat membantu kesehatan fisik dan mental adalah dengan melakukan yoga.
Menurut Wang et al. (2020), Yoga dikategorikan sebagai mode aktivitas fisik yang meliputi pengelolaan mental atau mindfulness sebagai komponen penting yang dapat memperbaiki gangguan tidur dengan meningkatkan kadar melatonin, mengurangi hyperarousal, dan mengatasi kelainan jantung dan pernapasan terkait stres sehingga memberikan pendekatan yang komprehensif dalam mengatasi gangguan tidur.
Dalam praktiknya, seseorang dapat menemukan ketenangan batin, relaksasi fisik, dan keseimbangan yang mendukung tidur yang lebih baik.
Dengan secara teratur melibatkan diri dalam yoga, individu dapat memperoleh manfaat jangka panjang dalam meningkatkan kualitas tidur dan kesehatan secara keseluruhan.
Jika kamu ingin mengenal dan mencari informasi lebih dalam mengenai yoga, membaca buku Cantik Berseri dengan Yoga bisa menjadi pilihan sebagai referensi.
Buku ini menjelaskan secara detail mengenai yoga, beragam panduan gerakan-gerakan yoga dalam menghadapi fase-fase tertentu pada wanita, seperti menstruasi, hamil, menyusui, menopouse dan lain sebagainya yang ditulis oleh Rima Rohimawati, seorang praktisi yoga di Indonesia.
Yoga tidak sekadar membantu menghilangkan rasa nyeri dan sakit fisik yang diderita wanita, tetapi juga bisa memfasilitasi ketenangan yang diperlukan wanita untuk mengatasi konflik batin.
Buku ini juga menyajikan panduan gerakan yoga yang dapat dilakukan bersama dengan pasangan dan anak.
Kamu bisa dapatkan buku ini di Gramedia.com atau Gramedia Digital.