Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cari Tahu Perbedaan Surat Resmi dan Tidak Resmi Berikut Ini

Kompas.com - 18/03/2023, 18:00 WIB
Surat Resmi dan Tidak Resmi Sumber Gambar: Pexels.com Surat Resmi dan Tidak Resmi
Rujukan artikel ini:
Strategi Sukses Menguasai Surat-Menyurat
Pengarang: Petrikor Immanuel
|
Editor Ratih Widiastuty

Di era digital yang semakin modern dan canggih ini, cara berinteraksi sudah dapat dilakukan dengan akses yang mudah serta cepat akibat perkembangan teknologi dan informasi.

Namun, dahulu, surat menyurat merupakan salah satu pilihan untuk berkomunikasi jarak jauh yang memudahkan siapa saja untuk saling berhubungan, baik individu maupun organisasi.

Hingga saat ini, surat masih tetap digunakan sebagai sarana komunikasi tertulis yang dipilih oleh masyarakat.

Hanya saja media menulis surat saat ini sudah bukan lagi di atas selembar kertas, tapi menggunakan keyboard sebagai alat tulis berbentuk e-mail yang dikirim dalam bentuk digital serta daring.

Surat sendiri biasanya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu surat resmi dan surat tidak resmi yang dari segi fungsi, format, serta isi tentunya sangat berbeda.

Contohnya, surat resmi biasanya digunakan untuk keperluan formal, sementara surat tidak resmi biasanya bersifat jauh lebih pribadi.

Surat merupakan alat komunikasi yang menghubungkan dua atau lebih orang untuk menjalin interaksi melalui media tulisan yang dilatarbelakangi oleh suatu kepentingan.

Berdasarkan tujuannya, individu dapat menulis maksud hingga isi hatinya dalam sebuah surat dengan tujuan pesan yang disampaikannya bisa diterima dan dimengerti oleh sang penerima surat.

Maka dari itu, agar tidak kebingungan untuk membedakan antara surat resmi dan surat tidak resmi, simak perbedaannya berikut ini.

Perbedaan Surat Resmi dan Surat Tidak Resmi

1. Bahasa yang Dipakai

Hal pertama yang sangat kentara dari perbedaan antara surat resmi dan surat tidak resmi adalah penggunaan bahasanya.

Biasanya surat resmi akan menggunakan bahasa yang formal dan baku, sedangkan surat tidak resmi bahasanya akan terasa jauh lebih santai, baik dari segi kalimat ataupun pilihan katanya.

Cara penyampaian dari surat resmi juga cenderung lebih singkat, padat, lugas, dan efektif agar dapat mudah dimengerti.

Sementara surat tidak resmi disampaikan secara lebih santai sehingga bisa sangat panjang karena tidak ada aturan khusus di dalamnya.

2. Kepala Surat

Dalam surat resmi biasanya penggunaan kepala surat atau kop surat sering digunakan tergantung dengan organisasi dan instansi yang menerbitkannya.

Sedangkan dalam surat tidak resmi, kepala surat tidak digunakan, sehingga langsung pada isi suratnya.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Tidak hanya menggunakan kepala surat, surat resmi juga biasanya disertai dengan nomor surat serta sering kali menambahkan dokumen lain sebagai lampiran.

Sedangkan dalam surat tidak resmi, kepala surat dan nomor surat tidak diperluas karena sifatnya yang apa adanya dan santai.

3. Isi Surat

Sudah bisa dipastikan jika surat resmi tentunya akan berisi hal-hal formal yang berhubungan dengan perusahaan maupun organisasi tertentu.

Sedangkan surat tidak resmi berisi hal-hal yang jauh lebih personal dan santai sehingga sifatnya jauh lebih luwes.

Isi surat resmi biasanya berhubungan dengan bisnis, pekerjaan, atau kegiatan acara yang membutuhkan jalur komunikasi yang formal.

Sedangkan isi surat tidak resmi lebih berhubungan pada hal-hal pribadi seperti bertukar kabar atau melepas rindu dengan orang yang disayang.

4. Fungsi Surat

Surat resmi kerap dipilih sebagai sarana untuk menginformasikan dari satu pihak ke pihak lainnya mengenai suatu hal.

Tidak hanya itu, surat resmi juga berfungsi sebagai alat bukti tertulis yang mesti dipertanggungjawabkan mengenai pedoman kerja dalam melakukan aktivitas tertentu.

Sedangkan fungsi dari surat tidak resmi adalah lebih bersifat umum dan pribadi untuk hanya sekedar mengebor atau beramah-tamah.

Surat tidak resmi lebih melibatkan empati, simpati, dan rasa dalam setiap barisan kalimat serta susunan katanya sehingga punya makna yang jauh lebih mendalam.

5. Stempel

Perbedaan terakhir adalah biasanya surat resmi turut menyertakan stempel atau cap untuk menegaskan sifatnya yang formal.

Sementara surat tidak resmi tidak perlu membubuhkan stempel karena memang bersifat jauh lebih santai.

Nah, agar kamu dapat menguasai cara menulis surat resmi dengan baik dan benar, khususnya sehubungan dengan bisnis dan perjanjian, maka buku Strategi Sukses Menguasai Surat Menyurat dalam Bisnis dan Perjanjian dapat dijadikan pilihan yang tepat untuk mempelajarinya.

Apalagi kemampuan dalam menulis surat resmi sangat diperlukan bila berhubungan dengan hal-hal penting, seperti jual-beli, sewa, kerja sama, kuasa, dan urusan bisnis lainnya.

Buku ini akan membantu kamu dalam membuat surat yang diperlukan sesuai dengan standar yang baku sehingga akan membantu para sekretaris, admin, dan siapa pun yang tengah mengalami kesulitan administrasi.

Pesan bukunya di Gramedia.com sekarang juga!

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau