Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak Contoh Teks Cerita Sejarah dan Penjelasannya Berikut Ini

Kompas.com - 15/12/2022, 16:00 WIB
Contoh Cerita Sejarah  Sumber Gambar: Freepik.com Contoh Cerita Sejarah 
Rujukan artikel ini:
History Of Madura: Sejarah, Budaya…
Pengarang: Drs.H.Muhammad Syamsuddin
|
Editor Puteri

Contoh teks cerita sejarah dapat dijadikan sumber pembelajaran karena mampu menyajikan fakta atau kejadian di masa lampau dengan lebih terstruktur, sehingga akan mudah dipahami.

Sejarah merupakan kejadian yang pernah berlangsung di masa lalu dan dicatat oleh manusia untuk diteliti, diinterpretasikan, hingga ditulis ulang dalam narasi yang berbeda.

Sementara teks cerita sejarah sendiri adalah teks yang menceritakan sebuah peristiwa di masa lampau yang mempunyai nilai sejarah.

Lewat teks cerita sejarah, kita bisa mengetahui latar belakang dari sebuah fakta, benda, tempat, hingga kejadian dengan nilai sejarah di dalamnya.

Teks cerita sejarah dibagi ke dalam dua jenis, yaitu teks cerita sejarah fiksi dan teks cerita sejarah nonfiksi.

Dalam teks cerita sejarah fiksi biasanya berisi cerita dengan imajinasi yang berlatarkan sejarah, sehingga dapat menghibur para pembacanya.

Sedangkan teks cerita sejarah nonfiksi berisi rekonstruksi cerita sejarah berdasarkan kejadian sebenarnya dengan tujuan memberikan wawasan pada pembaca akan fakta yang terjadi.

Teks cerita sejarah nonfiksi sendiri mempunyai struktur cerita yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu orientasi, kronologi, dan reorientasi.

Ketiga bagian penting ini dapat menjadi pedoman dalam menuliskan teks sejarah nonfiksi yang efektif dan efisien agar dapat mudah dimengerti oleh pembaca.

Lalu, seperti apakah contoh teks cerita sejarah nonfiksi itu sendiri? Simak contohnya berikut ini.

Contoh Teks Cerita Sejarah

Bandung Lautan Api

1. Orientasi

Hanya dalam kurun waktu tujuh jam pada Maret 1946, sekitar 200 ribu masyarakat mencetak sejarah dengan membumihanguskan rumah beserta harta benda mereka untuk pergi meninggalkan kota Bandung menuju pegunungan di daerah selatan.

Faktanya, sehabis Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945, masyarakat Indonesia belum seutuhnya merdeka.

Kemerdekaan ini perlu diperjuangkan secara perlahan-lahan lewat perjuangan rakyat yang rela mengorbankan apa saja.

2. Kronologi

Ultimatum yang dilakukan masyarakat bertujuan agar Tentara Republik Indonesia (TRI) segera pergi meninggalkan kota Bandung.

Di mana masyarakat tidak rela jika kota Bandung harus dimanfaatkan oleh musuh.

Maka seluruh masyarakat pun pergi mengungsi ke pegunungan di selatan bersama para pejuang.

Keputusan untuk membakar kota Bandung diputuskan lewat musyawarah Majelis Persatuan Perjuangan Priangan (MP3) pada 24 Maret 1946.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Kolonel A. H. Nasution yang menjabat Panglima Divisi menginstruksikan pada masyarakat agar segera meninggalkan kota Bandung.

Bandung sengaja dibumihanguskan oleh TRI dan rakyat dengan tujuan supaya sekutu tidak bisa memanfaatkannya.

Asap hitam pun membumbung tinggi di langit kota Bandung pada saat itu juga.

Kota Bandung pun menjadi gelap gulita dan mencekam, membuat Inggris mulai menyerang memicu sebuah pertempuran sengit.

Di mana sekutu memiliki pabrik mesiu yang ingin segera dihancurkan oleh TRI dengan menugaskan dua orang pemuda bernama Muhammad Toha dan Ramdan untuk meledakkan pabrik mesiu tersebut.

Kedua pemuda itu berhasil meledakkannya dengan melemparkan granat tangan hingga terbakar habis.

Hingga pada saat itu, api masih membakar kota dan Bandung berubah menjadi lautan api.

Membumihanguskan kota Bandung adalah langkah yang tepat mengingat kekuatan TRI dan rakyat pada saat itu tidak akan mampu melawan sekutu yang kekuatannya jauh lebih besar.

Maka, selanjutnya TRI dan rakyat pun melakukan gerilya dari luar kota Bandung.

3. Reorientasi

Istilah Bandung Lautan Api tercipta pertama kali dari seorang wartawan bernama Atje Bastaman yang menyaksikan penampakan kota Bandung yang terbakar dari bukit Gunung Leutik di sekitar Pameungpeuk, Garut.

Di atas puncak, Atje menyaksikan kota Bandung yang berubah menjadi warna merah akibat kebakaran dari Cicadas hingga Cimindi.

Jika kamu ingin mengetahui tentang teks cerita sejarah nonfiksi lainnya, maka buku History of Madura: Sejarah, Budaya dan Ajaran Luhur Masyarakat Madura bisa dijadikan referensi yang tepat.

Buku ini berisi tentang sejarah Madura dari awal hingga saat ini, mulai dari sistem masyarakat, agama, bahasa, budaya, serta struktur sosial dan politik masyarakat Madura.

Tidak hanya itu, disajikan pula ajaran-ajaran luhur masyarakat Madura yang hingga saat ini masih dipegang teguh oleh sebagian masyarakat Madura, baik yang masih menetap di Madura maupun yang tinggal di pulau atau daerah lain.

Dapatkan segera bukunya di Gramedia.com.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

Promo Diskon Promo Diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau