Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muka Simetris adalah Muka yang Dinilai Lebih Estestis, Benarkah?

Kompas.com - 17/11/2022, 14:00 WIB
Muka Simetris Sumber Gambar: Canva Muka Simetris
Rujukan artikel ini:
Cantik Itu Luka
Pengarang: Eka Kurniawan
Penulis Renny Novita
|
Editor Almira Rahma Natasya

Banyak penelitian yang meneliti tentang hubungan antara muka yang simetris dengan kecantikan.

Hasilnya ditemukan bahwa wajah yang mendekati simetris lebih cantik dibandingkan yang asimetris.

Sebenarnya, bagaimana sih bentuk muka simetris itu?

Muka Simetris adalah Muka yang Dinilai Estetis

Tentu saja tidak ada wajah yang 100% simetris, tetapi para artis cantik dunia seperti Beyonce, Kim Kadarshian, Scarlett Johansson, Kendall Jenner, Princess Grace Kelly, Bella Hadid memiliki nilai muka simetris sekitar 89 - 95%.

Sementara berdasarkan perhitungan Golden Ratio Theory, Amber Heard - mantan istri Johnny Depp, memiliki simetris muka mendekati sempurna, yaitu 99,7%.

Muka simetris sering disebut juga sebagai muka yang estetis adalah bagian kiri muka yang dihitung dari beberapa titik tertentu sama dengan bagian kanan muka.

Selain ukuran yang sama antara bagian kiri dan kanan, proporsi muka juga penting dalam menentukan apakah sebuah muka itu estetik atau tidak.

Secara ilmiah, karakteristik kuantitatif kecantikan disebut dengan golden ratio atau phi ratio atau divine ratio.

Perhitungan Golden Ratio adalah dengan cara mengukur panjang dan lebar wajah, kemudian panjang dibagi dengan lebar.

Hasil ideal yang didefinisikan sebagai golden ratio adalah 1,6 atau phi ratio.

Ini berarti muka orang cantik adalah mereka yang mempunyai panjang muka 1,6 kali lebih panjang dibandingkan lebarnya.

Proporsi muka estetis ini berawal dari filsuf Yunani Aristoteles yang mendefinisikan keindahan sebagai “sebuah ketidaktepatan” proporsionalitas yang harmonis atau estetis.

Sejak itu, berbagai proporsi estetika pun diusulkan oleh para ahli.

Selain penelitian terkait proporsi estetika, para ilmuwan juga meneliti hubungan antara muka simetris dengan tingkat kesehatan dan kebiasaan hidup seseorang.

Manusia, seperti semua makhluk vertebrata, mempunyai gen yang sama, yang diaktifkan dalam sel yang sama, dengan dosis yang sama, dan pada waktu yang sama.

Pada beberapa bagian muka, bagian kiri merupakan cerminan dari bagian kanan.

Namun, seiring dengan perkembangan manusia, terdapat fluktuasi gen dan juga kita menciptakan kebiasaan-kebiasaan yang membuat muka berubah antara bagian kiri dengan bagian kanannya.

Misalnya saja kebiasaan kita mengangkat alis di salah satu bagian muka.

Kebiasaan ini sama saja dengan melakukan latihan otot untuk muka kita.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Bahkan biasanya kita melakukan ekspresi wajah ini beberapa kali sehari dan ini kita lakukan tanpa kita sadari.

Pada sisi yang tidak terlatih, kelopak mata akan mulai terkulai dan memberikan kesan lebih lelah.

Ketidaksimetrisan antara mata kiri dan mata kanan ini dapat kita perbaiki dengan melakukan latihan teratur dengan yoga wajah atau kita juga bisa dengan sadar mengangkat alis yang lebih lemah.

Jika ini terus dilakukan dapat membuat muka lebih simetris, yang artinya berarti membuat muka tampak lebih menarik dan cantik.

Menjadi menarik dan bahkan cantik tentu dianggap sebagai suatu kelebihan tetapi menjadi cantik tidak selalu membawa kepada sebuah kehidupan yang bahagia untuk seseorang, seperti misalnya Dewi Ayu di dalam novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan.

Dewi Ayu mempunyai paras cantik yang didapatkan dari ayah yang seorang Belanda dan ibu yang merupakan blasteran Belanda - Indonesia.

Terlepas dari kenyataan bahwa dia merupakan produk inses kedua orangtuanya (satu ayah berbeda ibu), kecantikan Dewi Ayu hampir sempurna.

Sayangnya, kehidupan dia perih dan sedih dari semenjak kecil sampai dia menutup usia.

Cerita yang mengambil setting masa penjajahan Belanda, masa penjajahan Jepang, Orde Lama dan Orde baru menjelaskan secara detail bagaimana kehidupan pada masa itu.

Novel Cantik itu Luka membawa pembaca seakan berada di masa yang diceritakan.

Karena parasnya yang cantik, Dewi Ayu terpaksa menjadi pelacur dan melayani tentara Belanda dan Jepang.

Dari pekerjaannya ini dia melahirkan tiga anak perempuan dengan paras rupawan dan satu anak terakhir yang tidak cantik.

Berbanding terbalik dengan mukanya, Dewi Ayu memberi nama anak itu Cantik.

Novel Cantik itu Luka kini telah terbit dalam edisi terbaru yaitu edisi 20 tahun.

Untuk para pecinta novel, jangan lewatkan novel yang bahkan sempat diulas oleh New York Times dan terakhir pada tahun 2018 mendapatkan penghargaan bergengsi Prince Claus Award dari Kerajaan Belanda.

Novel Cantik itu Luka bisa kamu dapatkan di Gramedia.com atau toko buku Gramedia terdekat di kotamu.

Jangan ketinggalan juga promo terbaik agar belanja lebih hemat.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

Promo Diskon Promo Diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau