Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak 3 Teknik Membaca Puisi Ini Agar Penyampaian Makna Lebih Efektif

Kompas.com - 29/11/2021, 18:06 WIB
Rujukan artikel ini:
The Lyrics of Self-Acceptance
Pengarang: R. Yuki Agriardi
|
Editor Ratih Widiastuty

Puisi adalah salah satu karya yang populer dan dicintai oleh kalangan pecinta sastra.

Karya sastra ini memiliki ciri khas keindahan dari kata-kata, kiasan, ritme, dan makna yang tersirat di baliknya.

Puisi lahir dari berbagai sumber seperti kisah hidup, keindahan, peristiwa, topik hangat, bahkan uniknya dari sebuah benda mati pun dapat dijadikan puisi.

Puisi dibentuk dari struktur yang tersusun dari diksi, majas, imaji atau citraan, dan rima atau irama.

Sebuah puisi dapat digunakan sebagai media untuk mengekspresikan perasaan atau gagasan dari sang penulisnya.

Puisi yang baik adalah puisi yang mampu menyampaikan maknanya kepada para pendegar.

Oleh karena itu, dalam teknik membaca puisi ada cara-cara yang perlu diperhatikan agar puisi tersampaikan dengan baik.

Nah, simak teknik membaca puisi yang baik dan benar berikut ini.

Teknik Membaca Puisi yang Baik dan Benar Agar Penyampaian Makna Lebih Efektif

1. Pahami Bahasanya

Pemahaman pada pesan dari sebuah puisi saja tidak cukup, tapi penting juga dalam memahami kata-kata dalam puisi itu sendiri.

Anda perlu memahami bagaimana menafsirkan dan mengekspresikan emosi yang dibutuhkan dengan benar dengan sepenuhnya memahami apa arti dari teks puisi tersebut.

Jika ada keraguan atau ada kata-kata yang tidak dipahami, ambil kamus dan cari tahu definisinya.

2. Baca Perlahan

Hal ini berlaku juga untuk semua jenis berbicara di depan umum, orang seringkali terburu-buru dalam berbicara ketika di depan orang lain karena gugup.

Dalam membaca puisi, Anda harus selalu ingat untuk bernapas, rileks, dan mengingatkan diri mereka sendiri bahwa apa yang sering dianggap sebagai kecepatan rata-rata saat berbicara biasanya terlalu cepat

Penonton harus diberi waktu untuk menafsirkan dan menginternalisasi setiap bait dari puisi yang dibacakan.

Cara terbaik untuk mengatur tempo dalam membaca puisi adalah berlatih dan meminta kritik serta saran dari orang lain.

3. Temukan Irama Melalui Tanda Baca

Setiap puisi memiliki ukuran tertentu yang telah ditentukan oleh penyair pada setiap baris dan dalam setiap bait dari karya tersebut.

Ada ritme yang tertanam di dalam puisi yang menjadi lepas saat dibacakan karena biasanya penyair memahami musikalitas bahasa.

Rahasia untuk menemukan ritme puisi adalah dengan membacanya dengan keras.

Dengan mengikuti setiap jeda (titik, koma, titik koma, titik dua, jeda baris, tanda hubung, elipsis, dll) dan tidak berhenti di tengah rangkaian kata yang panjang, ritme puisi akan ditemukan.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Kesadaran dan penguasaan teknik dasar ini sangat diperlukan untuk menjadi pembaca puisi yang hebat.

Anda juga perlu mempelajari bagian-bagian penting dari puisi untuk ditempatkan dengan baik.

Untuk mengasah keterampilan berpuisi, Anda bisa membaca rekomendasi buku kumpulan puisi berikut ini:

1. The Lyrics of Self-Acceptance - R. Yuki Agriardi

Buku ini mengungkapkan bahwa setiap fase menuju penerimaan diri tidak bisa disamaratakan dengan hanya satu perspektif saja.

Buku ini diwarnai dengan kontemplasi perjalanan menemukan diri sendiri yang berasal dari pengalaman penulis.

Agriardi dikenal sebagai seniman yang sering berkarya dengan warna biru dan penggambaran binatang, namun di buku ini ia menggunakan penjajaran 100 gambar dan bait yang sangat berwarna.

Buku ini adalah bagian dari seri karyanya yang baru yaitu Future Habitat of Happiness di mana ia mencoba menyelidiki manusia melalui perjalanannya dalam memahami dirinya sendiri.

Disamping itu, manusia sebagai sosok yang selalu berjuang dengan kegilaan dari hari ke hari dalam waktu yang dipenuhi ketidakpastian ini.

Lewat bait-baitnya yang indah, buku ini akan memberikan makna pada Anda tentang pentingnya refleksi diri.

2. Sepotong Hati di Angkringan - Joko Pinurbo

Siapa yang tidak kenal Joko Pinurbo yang merupakan penyair kawakan seligus senior karena kiprahnya di dunia sastra sudah tak usah dipertanyakan lagi.

Sosok yang akrab dipanggil Jokpin ini terkenal dengan buku-buku antologi puisinya yang unik, nyeleneh, khas, dan mengandung unsur jenaka sekaligus satire. Baca selengkapnya terkait Unsur Fisik dan Unsur Batin dalam Puisi.

Tak terkecuali buku puisi terbarunya ini, buku ini cukup unik karena terinspirasi dari sebuah nasi kucing dan kudapan-kudapan khas angkringan.

Selain itu, Jokpin juga menghubungkan angkringan dengan perasaan sepi, tukang becak yang terlelap dalam mimpi, hingga serba-serbi pandemi melengkapi antologi puisi ini.

Ide yang segar, menyentil masalah sosial, dan tak lupa dengan bait yang mudah dipahami menjadi poin-poin unik dalam buku ini.

3. Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau - M. Aan Mansyur

Tak ketinggalan, Aan Mansyur salah satu veteran penyair yang cukup populer juga menulis buku antologi puisi terbarunya.

Buku ini terdiri dari lima babak dengan ditaburi nuansa romantis di setiap babaknya.

Puisi-puisi dalam buku ini menyampaikan tema jatuh cinta, pernikahan, anak, dan tentang harapan serta kekhawatiran pada berbagai hal dalam hidup.

Membaca buku ini akan membuat Anda kembali menelaah perjalanan hidup yang sudah Anda lalui.

Seberapa jauh keindahan yang terpancarkan dari buku-buku puisi di atas? Nah, Anda semakin penasaran? Buku-buku tersebut bisa segera Anda dapatkan di Gramedia.com!

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com