Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat Musik Kolintang: Sejarah, Jenis, dan Cara Memainkannya

Kompas.com - 25/10/2022, 12:30 WIB
Alat Musik Kolintang Photo on indonesiakaya.com Alat Musik Kolintang
Rujukan artikel ini:
Alat Musik Nusantara-Kolintang menyuarakan Kesetaraan
Pengarang: Litbang Kompas
|
Editor Rahmad

Alat musik kolintang berasal dari daerah Minahasa, Sulawesi Utara. Kolintang atau kulintang adalah alat musik melodis pukul tradisional dengan nada kayu dan terdiri dari deretan gong kecil yang disusun secara mendatar. Alat musik ini biasanya dimainkan dengan iringan gong dan gendang .

Kolintang yang panjang dan pipih ini adalah bagian dari budaya gong di Asia Tenggara dan telah dimainkan selama berabad-abad di Kepulauan Malaya Timur, Indonesia Timur, Filipina, Brunei, dan Timor. Sejak itu terus berkembang hingga saat ini.

Sejarah Alat Musik Kolintang

Sejarah alat musik kolintang berikut ini berdasarkan sumber dari buku Kolintang: Kisah Alat Musik Khas Minahasa karya E. H. Rauw. Saat itu, ada sebuah desa yang sangat indah dan asri bernama To Un Rano dan desa ini sekarang lebih dikenal dengan nama Desa Tondano.

Pertama-tama, banyak anak muda jatuh cinta dengan desa di kabupaten Minahasa ini karena ada tokoh gadis cantik yang terkenal di seluruh desa. Nama gadis itu Lintang, dia bernyanyi dengan baik dan memiliki suara emas yang nyaring dan merdu, yang membuat banyak orang kagum.

Dahulu kala ada festival pemuda di desa To Un Rano. Saat itu, seorang pemuda gagah dan tampan yang mengenal Lintang muncul dan menyebut dirinya Makasiga. Sederhananya, Makashiga jatuh cinta pada Lintang.

Ia akhirnya memutuskan untuk melamar Lintang. Namun, ada satu syarat agar lamaran Makasiga bisa diterima. Artinya, Makashiga harus menemukan alat musik yang bunyinya lebih merdu daripada suling emas.

Setelah memenuhi keinginan dan persyaratannya, Makasiga berkelana di hutan hanya untuk menemukan alat musik yang diinginkan Lintan. Saat fajar, tubuh Makasiga tampak dingin, tetapi dia terus memotong dan mengeringkan kayu keesokan harinya.

Ketika potongan kayu cukup kering, ambil potongan satu per satu dan buang potongannya di tempat yang berbeda. Saat potongan kayu itu jatuh dan menghantam tanah, tiba-tiba terdengar suara yang sangat nyaring dan merdu.

Makashiga sangat senang karena berkat ketekunan dan kegigihannya, ia berhasil membuat sebuah alat musik. Sederhananya, Makashiga jatuh sakit dan kurus karena terlalu fokus mencari peralatan untuk Lintang, sampai lupa makan dan minum. Dua pemburu menemukannya dan membawanya kembali ke desa.

Namun, Makashiga meninggal karena penyakitnya memburuk. Mendengar bahwa Makashiga telah meninggal, Lintang jatuh sakit parah dan mengikutinya ke alam baka. Cerita ini merupakan cerita rakyat Minahasa tentang asal muasal alat musik Kolintang sebagai alat musik tradisional Minahasa.

Meskipun berasal dari kayu, secara alami alat musik ini menghasilkan suara melodi yang keras ketika dipukul, itulah sebabnya banyak orang ingin mendengarnya. Suara yang dihasilkan bisa mencapai nada tinggi atau rendah tergantung selera pemain.

Cara Memainkan Kolintang

Kolintang adalah alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul dengan tongkat khusus, dan biasanya dipukul dengan jarak 9 buah. Di area ini, pemain memukul kolintang untuk membuat instrumen ini mengeluarkan suara. Selain itu, bunyi kolintang juga tergantung pada teknik dan cara alat dipukul.

Memainkan musik Kolintang ini juga membutuhkan keterampilan untuk menghasilkan suara yang diinginkan. Pelaku pada dasarnya dapat menerapkan kekuatan benturan, tetapi harus mengatur dan merasakan suara yang dihasilkan untuk menciptakan melodi indah yang mereka inginkan.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Agar suara yang dihasilkan terdengar bagus, ujung pemukul atau tongkat biasanya ditutup dengan alas kain, seperti halnya alat musik tabuh yang digunakan dalam musik gamelan. Selain itu, stik yang digunakan juga terdiri dari tiga stik dengan pembagian nomor yang unik.

Misalnya, tongkat nomor 1 biasanya digunakan di tangan kiri, kemudian tongkat nomor 2 dan 3 biasanya diletakkan di antara jari-jari yang cocok dengan akord saat dimainkan. Bermain kolintang juga membutuhkan teknik, seperti berikut ini:

1. Melodi

Melodi dapat dibuat dengan dua pemukul. Jika kamu ingin membuat suara yang panjang, tekan atau getarkan untuk membuat suara yang panjang. Pemain yang dapat menggunakan teknik ini bisa menggantikan melodi pada gitar, biola, dan banyak instrumen ritmik lainnya.

Namun, teknik ini juga memiliki kelemahan. Oleh karena itu, dua melodi yang saling melengkapi dapat digunakan sebagai pengiring penampilan seorang penyanyi.

2. Juke

Juke adalah teknik yang dibutuhkan dalam Orkestra Keroncong dan posisi ini digunakan dengan baik dalam alat musik Kolintang. Teknik juke ini biasanya dimainkan oleh tiga pemain, termasuk satu raket tangan kiri dan dua raket tangan kanan.

Tangan kiri memegang raket dengan cara yang sama seperti raket biasa, tetapi tangan kanan harus memegang pemukul di antara jari-jari dan memukul sambil memegang agar tidak jatuh. Oleh karena itu, trik ini juga cukup sulit untuk dikuasai.

3. Benjo

Benjo, seperti halnya Benjo, adalah teknik yang lebih berorientasi pada peran yang membutuhkan 5-10 pukulan cepat dan dapat dimainkan oleh satu pemain. Tempo yang digunakan juga sangat mempengaruhi suara atau nada yang dihasilkan oleh kolintang.

4. Gitar

Gitar adalah alat musik yang sangat fleksibel untuk digunakan sebagai pengiring dalam bernyanyi, menari dan hiburan. Gitar juga sangat cocok untuk memainkan musik tradisional dengan aransemen kecil dan dapat menghasilkan iringan yang indah.

Dalam permainan kolintang juga dapat digunakan untuk mengisi kekosongan yang dibutuhkan oleh gitar, tetapi tidak semua lagu cocok dengan penggunaan musik kolintang, sehingga permainannya agak terbatas.

5. Bass

Tahukah kamu bahwa bass mungkin tampak seperti instrumen yang tidak berguna, tetapi bass adalah salah satu instrumen terpenting dalam pertunjukan dan lagu tertentu. Nada yang dihasilkan alat musik ini tidak terlalu panjang, sehingga pemain tidak perlu mengatur panjang nada.

Buku Alat Musik Nusantara-Kolintang menyuarakan Kesetaraan yang ditulis Litbang Kompas bisa kamu jadikan referensi untuk belajar banyak tentang alat musik kolintang ini.

Sebagai salah satu jenis alat musik melodis, kolintang jadi musik tradisional Sulawesi Utara yang mencerminkan sikap dan laku egaliter dalam permainannya. Buku ini kamu pesan dan beli di Gramedia.com!

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau