Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Interaksi Manusia dengan Alam yang Merusak Lingkungan

Kompas.com - 05/11/2021, 19:46 WIB
Sumber gambar: freepik.com
Rujukan artikel ini:
Bayu Satya: To Save The…
Pengarang: Alberthiene Endah
|
Editor Novia Putri Anindhita

Seiring bertambahnya jumlah populasi manusia di dunia, semakin banyak pula kegiatan yang merusak lingkungan.

Berita buruknya adalah tidak semua sumber daya alam yang selama ini kita eksploitasi dapat diperbaharui.

Imbasnya berakibat pada pencemaran lingkungan yang setiap tahunnya semakin menjadikan bumi ini rusak dan hancur.

Akibat ulah dari keserakahan manusia, kini bumi terasa lebih panas, berpolusi, hingga timbul wabah yang menyerang seluruh dunia.

Sudah banyak tanda-tanda dari rusaknya ekosistem kehidupan di bumi, seperti sulitnya mendapatkan air bersih, udara segar, sampai punahnya beberapa jenis hewan dan tumbuhan.

Manusia seakan tidak kapok untuk membangun relasi yang buruk dengan alam lewat kegiatan-kegiatan mereka yang merusak.

6 Kegiatan Manusia yang Dapat Merusak Lingkungan

1. Pembakaran dan Penebangan Hutan

Banyak alasan yang menyertai manusia merusak hutan, di antaranya seperti mengambil kayu pohon dan membuka lahan baru, tapi tindakan ini justru malah menghancurkan alam itu sendiri.

Menebang pohon secara masif dan tidak dibarengi dengan reboisasi, justru dapat mengakibatkan rendahnya kualitas udara, kekeringan, punahnya beberapa fauna dan flora, global warming, hingga bencana alam yang semakin sering terjadi.

Pembakaran hutan yang dilakukan manusia juga tidak kalah buruk akibatnya bagi lingkungan.

Selain dapat merusak kualitas udara, pembakaran hutan juga mengakibatkan hilangnya habitat makhluk hidup, merusak kesehatan, memperburuk kualitas tanah, hingga dapat mengganggu aktivitas penerbangan.

Apakah ini sepadan dengan hasil yang ditimbulkan dalam jangka panjang? Rasanya sangat tidak bijak jika manusia terus mengeksploitasi hutan tanpa memikirkan keseimbangan alam.

2. Polusi Udara

Ada dua penyebab yang membuat kualitas udara semakin menurun, yaitu asap dari kegiatan pabrik dan penggunaan kendaraan bermotor.

Polusi yang diakibatkan dari pabrik memang sudah menjadi rahasia umum bagaimana selain dapat membantu perekonomian masyarakat, kemunculan pabrik juga turut andil dalam pencemaran udara.

Contoh nyata yang dapat kita lihat adalah negara Pakistan yang memiliki kualitas udara terburuk di dunia, sehingga menyebabkan kematian yang tinggi akibat polusi udara.

Penggunaan kendaraan bermotor juga menjadi penyumbang yang tinggi dalam merusak kualitas udara.

Semakin murah dan mudahnya memiliki kendaraan bermotor, malah semakin mempercepat kerusakan kualitas udara.

Akan lebih bijak jika kita dapat memilih menggunakan transportasi publik, alih-alih kendaraan pribadi untuk sedikit membantu mengurangi pencemaran udara.

3. Membuang Sampah Sembarangan

Kebiasaan yang sudah tertanam dengan cukup kuat dalam diri manusia adalah membuang sampah dan limbah secara seenaknya.

Manusia tidak berpikir panjang akan kegiatan mereka yang mungkin dianggap kecil, tapi memiliki dampak buruk yang besar bagi lingkungan hidup.

Salah satu contoh nyata yang masih kita pergunakan adalah kantong plastik karena alasan ekonomis dan praktis, penggunaan kantong plastik yang berlebihan ternyata kini telah merusak bumi.

Bayangkan saja, kantong plastik yang sulit terurai dan berserakan di mana-mana bisa mengancam keberlangsungan hidup di muka bumi.

Dampak nyata yang sering kita jumpai dari membuang sampah sembarangan, yaitu mulai dari banjir hingga rusaknya ekosistem kehidupan di laut.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Mengurangi penggunaan kantong plastik dan membiasakan diri untuk membuang sampah pada tempatnya, akan sangat membantu untuk tetap menjaga bumi menjadi lebih sehat.

4. Perburuan Liar

Perburuan liar yang kerap dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab, ternyata memiliki dampak yang serius dan nyata dalam merusak lingkungan.

Selain bisa mengakibatkan beberapa jenis hewan punah, perburuan liar pun berdampak pada terganggunya ekosistem alam, sehingga dapat mengganggu rantai makanan.

Perburuan liar juga berdampak pada penyempitan hutan, karena semakin sering hutan tersebut didatangi, semakin banyak jejak transportasi dari manusia yang merusak hutan tersebut.

Menghentikan perburuan liar memang bukan hal yang mudah, tapi kita dapat membantu mengurangi perburuan liar dengan cara tidak membeli hewan-hewan liar untuk dipelihara, atau menginginkan bagian tubuh dari hewan tersebut.

5. Penggunaan Bahan Kimia

Tidak dapat dipungkiri, penggunaan bahan kimia dalam aktivitas sehari-hari memang tidak bisa dihindari.

Mulai dari mencuci pakaian, mengepel lantai, hingga menggunakan pestisida untuk tanaman, merupakan beberapa kegiatan manusia yang menggunakan bahan kimia.

Selain bisa mengganggu kesehatan kita, penggunaan bahan kimia secara berlebihan pun dapat merusak ekosistem alam.

Kepedulian kita pada apa yang kita makan dan pergunakan amat penting, agar penggunaan bahan kimia ini bisa diminimalisir atau bahkan dihilangkan sama sekali.

6. Eksploitasi Sumber Daya Laut Secara Berlebihan

Laut atau bahari memiliki kekayaan yang luar biasa banyak dan bermanfaat bagi kehidupan makhluk hidup di bumi.

Selain dapat memberikan sumber pangan untuk manusia, laut juga menyimpan kekayaan alam yang amat berharga, yaitu minyak bumi.

Namun, eksploitasi yang berlebihan ternyata mengakibatkan kerusakan yang serius terhadap ekosistem makhluk hidup yang ada di laut.

Pengeboran laut untuk mendapatkan minyak bumi sering kali malah mencemari lingkungan akibat kebocoran, sehingga minyak bumi yang mengambang di atas laut dapat mengganggu keberlangsungan kehidupan makhluk hidup yang ada di dalamnya.

Sudah saatnya, kita sebagai manusia untuk lebih meredam hawa nafsu agar tidak terus menerus menggerus kekayaan laut tanpa memikirkan pengaruhnya terhadap lingkungan.

Sadar atau tidak, interaksi manusia dengan alam ternyata tidak seharmonis seperti yang kita bayangkan.

Banyak perlakuan buruk yang kita berikan pada alam akan membahayakan keberlangsungan kehidupan bumi.

Sudah saatnya bagi kita untuk lebih peduli terhadap lingkungan, agar bisa menciptakan interaksi yang lebih baik lagi dengan alam.

Ada satu referensi buku yang dapat kamu baca untuk lebih peduli lagi dengan kondisi alam, khususnya lautan, yaitu buku To Save the Sea yang ditulis oleh Alberthiene Endah.

Buku ini berisi tentang usaha dan pengalaman seorang Bayu Satya, pendiri BAYU SATYA TO SAVE THE SEA OSCT Indonesia, yang didirikan atas dasar kepedulian pada tragedi tumpahnya minyak bumi di lautan.

Bayu Satya sendiri memang sudah menggeluti industri manufacturing peralatan penanggulangan tumpahan minyak dengan merek Slickbar Indonesia.

Selain berisi pengalaman dan dedikasi Bayu Satya terhadap kelestarian lautan Indonesia, buku ini juga dilengkapi dengan beberapa foto yang memperlihatkan aktivitas Bayu Satya selama melakukan dedikasinya.

Buku ini seakan menjadi catatan yang berharga untuk dibagikan kepada pembaca agar bisa lebih peduli lagi terhadap kelestarian lingkungan, khususnya laut.

To Save the Sea bisa kamu dapatkan di Gramedia.com dan temukan lebih banyak buku-buku tentang melestarikan alam di sana.

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com