Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Pelajaran Berharga dari Buku The Little Prince yang Bisa Kita Ambil

Kompas.com - 13/05/2022, 13:00 WIB
The Little Prince Sumber Gambar: Aspirasiku.id/Kamila Munna The Little Prince
Rujukan artikel ini:
Pangeran Cilik: Le Petit Prince
Pengarang: Antoine De Saint E.
Penulis Renny Novita
|
Editor Almira Rahma Natasya

The Little Prince merupakan buku yang paling terkenal di dunia dan yang paling sering diterjemahkan.

Sampai saat ini, buku fiksi The Little Prince yang merupakan karangan dari Antoine de Saint-Exupéry telah diterjemahkan ke dalam 150 bahasa dari edisi orisinal dalam bahasa Perancis.

Lalu, mengapa buku ini bisa sangat terkenal? Benarkah banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari ceritanya? Mari kita simak bersama.

Sinopsis Buku The Little Prince

Buku fiksi The Little Prince tidak hanya dapat dibaca oleh anak-anak tetapi juga orang dewasa.

Menceritakan tentang seorang pria yang berprofesi sebagai pilot, ia menabrakan pesawatnya di gurun sahara dan bertemu dengan seorang anak laki-laki.

Keduanya menghabiskan beberapa hari bersama dan si pria mempelajari asal usul si anak laki-laki.

Si anak laki-laki ini ternyata seorang pangeran yang berasal dari sebuah planet kecil di luar angkasa.

Di planet asalnya terdapat tiga gunung berapi, pohon Baobab, dan bunga Sombong yang dapat berbicara.

Suatu hari, si pangeran kecil sangat marah kepada bunga itu dan meninggalkan rumahnya untuk mencari teman baru.

Di dalam perjalanannya, dia bertemu dengan banyak karakter aneh, termasuk rubah yang memberinya sebuah nasihat bagus, yaitu “Hanya dengan hati, seseorang dapat melihat dengan benar. Yang terpenting tidak terlihat oleh mata.

Selama pangeran bercerita, sang pilot banyak menemukan pelajaran.

Sayang di akhir cerita, sang pangeran cilik menghilang meskipun pilot telah mencarinya kemana-mana.

Kira-kira, kemana kah gerangan The Little Prince berada?

Apakah dia bersembunyi? Ataukah dia kembali ke bunganya?

3 Pelajaran yang Bisa Kita Ambil dari Buku The Little Prince

1. Terkadang kita lupa untuk menyimpan sisi kanak-kanak dalam diri kita

Kita semua pernah menjadi anak-anak, dan menyimpan sisi itu bukan berarti kita menjadi kekanakan.

Coba ingat kembali bagaimana kita semasa kecil.

Penuh rasa ingin tahu, memiliki daya khayal tinggi, bahagia dengan apapun yang kita miliki, dan tetap menjalani hari walaupun kehidupan mungkin saja berat, misalnya anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya atau anak yang mengalami kekerasan fisik.

Dengan imajinasi anak-anak, bahkan benda yang tidak menarik pun bisa menjadi objek mainan yang tidak membosankan.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Ketika kita dewasa, kita cenderung menetapkan persyaratan agar kita bahagia.

Kita menjadi orang yang sulit disenangkan tetapi mudah dibuat marah.

Kita menjadi bergantung pada standar yang dipaksakan oleh masyarakat kepada kita, bahkan jika itu tidak ada hubungannya dengan kita.

Hidup sebenarnya menawarkan hal yang sama, yaitu kesedihan dan kegembiraan.

Ketika kita murung dan bersedih, ingatlah diri kita yang ceria sewaktu kecil, di mana seberat apapun hidup yang kita lalui saat itu, kita tetap menjalani hari.

2. Kita hidup dalam dunia yang selalu terburu-buru

Bunga yang dijumpai di gurun oleh The Little Prince mengatakan bahwa manusia tidak mempunyai akar dan itu tidak baik bagi mereka.

Manusia, kita, orang-orang yang mengejar satu peristiwa ke peristiwa lainnya.

Ketika dia duduk, kemudian dia bergerak lagi. Sepertinya tidak tahan untuk tidak melakukan apa-apa.

Fenomena ini disebut dengan FOMO atau Fear of Missing Out.

Padahal hanya dalam keheningan, kita akhirnya menemukan jalan kembali ke akar kita.

3. Melihat dengan hati

Jika kita hanya menilai seseorang dari penampilannya saja, kita tidak akan pernah melihat kedalaman jiwanya.

Seorang wanita yang sangat cantik dan tampak rapi di luar, bisa jadi seseorang yang memiliki perangai yang buruk.

Sebaliknya, seseorang yang secara penampilan memiliki stigma penjahat, misalnya berpenampilan acak-acakan dan memiliki tato, mungkin saja ia adalah seseorang yang memiliki pemikiran yang brilian dan baik hati.

Untuk mengidentifikasi esensi sejati keberadaan seseorang, kita harus melihat seseorang dengan hati yang kita miliki.

Dan ingatlah, anak-anak masih memiliki kemampuan ini.

Tentang Penulis Buku The Little Prince

Antoine de Saint-Exupéry lahir pada 29 Juni 1900 dan sangat tergila-gila dengan pesawat terbang sejak kecil.

Ia kemudian berlatih sebagai pilot dan pernah menerbangkan pesawat yang kemudian terjatuh di gurun seperti yang dikisahkan di dalam buku The Little Prince.

Malang nasibnya, karena di penerbangan yang terakhir pada tahun 1944, Antoine de Saint-Exupéry tidak pernah kembali lagi.

Buku The Little Prince dalam bahasa Inggris bisa kamu dapatkan di Gramedia.com.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com