Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Mengenai Revolusi Ilmiah Berdasarkan Buku Sapiens

Kompas.com - 14/01/2022, 13:00 WIB
Sumber Foto: Canva Pro
Rujukan artikel ini:
Sapiens
Pengarang: Yuval Noah Harari
Penulis Renny Novita
|
Editor Almira Rahma Natasya

Berdasarkan teori Darwin, manusia sekarang adalah hasil evolusi dari simpanse.

Dari penemuan alat berburu di Afrika, kita mengetahui bahwa evolusi pertama manusia adalah di Afrika sekitar 2,5 juta tahun yang lalu.

Kemudian spesies ini menyebar ke bagian dunia lainnya.

Sampai 10.000 tahun yang lalu, bumi kita dihuni bukan hanya satu spesies manusia melainkan beberapa.

Homo Sapiens sebagai salah satu spesies manusia yang berasal dari Afrika Selatan yang berkat kemampuan kognitifnya yang lebih berkembang dari spesies lain telah mampu menyebar keluar dari Afrika sekitar 70.000 tahun yang lalu.

Peristiwa inilah yang menandai asal mulanya revolusi kognitif manusia.

Perbedaan yang sangat mencolok adalah kemampuan Sapiens menciptakan bahasa, belajar, dan mengingat.

Mereka juga bisa bekerja sama dengan kelompok Sapiens lainnya yang tidak mereka kenal dalam jumlah banyak.

Di masa revolusi kognitif, Sapiens mampu berlayar sampai ke Australia sekitar 50.000 tahun yang lalu dan ke Amerika sekitar 16.000 tahun yang lalu.

Mereka juga terus mengembangkan sistem perburuan dan mendomestikasi hewan pertama sekitar 15.000 tahun yang lalu, yaitu anjing

Setelah Homo Sapiens melewati revolusi kognitif yang menempatkan mereka ke posisi puncak rantai makanan, mereka kemudian memasuki revolusi pertanian.

Revolusi pertanian adalah kondisi dimana Sapiens mengalami perubahan gaya hidup yang semula nomaden atau berpindah pindah menjadi menetap di satu daerah yang dekat dengan sumber makanan untuk kemudian bercocok tanam

Selain menjadi menetap, populasi mereka pun bertambah yang menimbulkan permasalahan baru.

Di dalam populasi yang lebih besar, mereka mulai berbagi mitos dan kepercayaan yang memberikan batasan dan aturan yang disepakati di dalam masyarakat.

Selain mitos/cerita/kepercayaan/agama, hal lain yang bisa menyatukan kelompok manusia adalah uang dan negara.

Seperti juga uang yang merupakan nilai mata tukar yang disepakati bersama awalnya, negara adalah sebuah konsep.

Lalu setelah revolusi pertanian yang memberikan banyak pengaruh terhadap kehidupan manusia modern, kemudian muncul revolusi ilmiah sekitar 500 tahun yang lalu dan revolusi industri sekitar 200 tahun yang lalu.

Apa yang Terjadi pada Revolusi Ilmiah

Revolusi ilmiah terjadi di Eropa sekitar 500 tahun yang lalu.

Sejak itu, dunia telah berubah secara dramatis berkat kemajuan teknologi dan meningkatnya populasi.

Harari memperingatkan memperingatkan pembaca bahwa sains dan teknologi berkembang dengan kecepatan yang mengkhawatirkan.

Dia pikir para ilmuwan sering bermain-main dengan teknologi baru tanpa memikirkan dampaknya terhadap kemanusiaan.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Contohnya adalah ledakan bom atom pada tahun 1945 yang merupakan momen terpenting dalam 500 tahun sejarah ini.

Sebuah kapal perang modern dapat menghancurkan kapal-kapal Columbus dalam hitungan detik.

Satu komputer dapat menyimpan semua data dari dunia abad pertengahan, bahkan masih banyak data penyimpanan yang tersisa.

Pada tahun 1500, kota rata-rata memiliki 100.000 penduduk dan pada hari ini mereka menampung jutaan.

Menurut Harari semua perubahan ini terjadi karena revolusi ilmiah.

Ini mengungkapkan bahwa ada perbedaan pandangan manusia sebelum dan sesudah revolusi ilmiah.

Menurut pendapat Harari, sebelum revolusi ilmiah, manusia berpegangan terhadap tradisi seperti agama, bahwa mereka mengetahui hal-hal penting tentang dunia dari kitab-kitab suci.

Sebaliknya, sains modern berasumsi bahwa manusia tidak tahu apa yang penting tentang dunia.

Salah satu pandangan lain yang berbeda adalah bagaimana para ilmuwan sekarang melihat kematian bukan sebagai sesuatu yang tidak terelakan.

Mereka melakukan berbagai penelitian terhadap biologis, genetis dan DNA agar seseorang dapat memperpanjang masa hidupnya atau bahkan menghindari kematian.

Sangat kontras berbeda dengan pandangan manusia di masa lalu yang menganggap luhur sebuah kematian sehingga harus dipersiapkan.

Harari berpendapat, sains didasarkan pada gagasan bahwa manusia tidak mengetahui aturan, mereka harus menemukannya melalui pengamatan, dan mereka dapat menggunakan wawasan ini untuk mendapatkan kekuatan.

Bahkan negara menggunakan topeng mempelajari hal ilmiah secara mendalam tentang dunia sebagai upaya mereka untuk melakukan kolonisasi.

Sebagai contoh ekspedisi ilmiah seorang ilmuwan Charles Green pada tahun 1700-an.

Dia ditugaskan untuk mengukur transit Venus melintasi matahari dari pasifik selatan.

Perjalanan ini akhirnya membuat kapten kapal James Cook merebut Australia dan Selandia Baru untuk kekuasaan Inggris.

Selain itu, sikap ilmiah dalam membangun pengetahuan dengan menggali, mempelajari dan menemukan fakta baru tentang dunia membuat umat manusia beralih ke pola pikir yang meyakini masa depan akan lebih baik dari masa kini.

Pemikiran ilmiah telah mengalir ke semua aspek masyarakat, seperti praktik ekonomi.

Di masa setelah revolusi ilmiah, manusia mulai menemukan agama baru yaitu kapitalisme, liberalisme dan kapitalisme.

Buku Sapiens

Penasaran dengan isi lengkap dari buku Sapiens karya Dr. Yuval Noah Harari sang ahli sejarah? Kalian bisa membeli bukunya di Gramedia.com.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, borong semua buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau