Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Mengenai Revolusi Pertanian Berdasarkan Buku Sapiens

Kompas.com - 12/01/2022, 10:00 WIB
Sumber Foto: Canva Pro
Rujukan artikel ini:
Sapiens
Pengarang: Yuval Noah Harari
Penulis Renny Novita
|
Editor Almira Rahma Natasya

Revolusi pertanian diperkirakan terjadi sekitar 12.000 - 10.000 tahun yang lalu setelah revolusi kognitif yang membawa perubahan besar dalam sejarah manusia.

Sebelum revolusi kognitif, spesies manusia tidak ada bedanya dengan hewan lain, hanya saja kita mempunyai otak lebih besar dan tidak lagi mempergunakan tangan untuk berjalan.

Dengan tubuh tegak, spesies manusia bisa mengawasi buruan atau musuh.

Sementara fungsi tangan digunakan untuk melakukan tugas yang rumit seperti misalnya membuat dan menggunakan perkakas untuk berburu.

Walaupun begitu, kita tetap berada di posisi tengah rantai makanan.

Sejak adanya revolusi kognitif yang terjadi pada Homo Sapiens, memungkinkan manusia menciptakan bahasa yang lebih kompleks dibandingkan bahasa binatang dan spesies manusia lainnya.

Perkembangan kognitif manusia tidak hanya berhenti di situ saja, Homo Sapiens mempunyai kemampuan belajar yang membuat mereka bisa menciptakan perahu untuk mengarungi samudra ke benua lain.

Selain itu, mereka dapat mendokumentasikan bahasa menjadi tulisan tangan dan menggunakan bahasa untuk menciptakan mitos dan kepercayaan yang bisa mengatur orang dalam jumlah banyak supaya tidak terjadi konflik.

Jika spesies lain berburu dalam kelompok kecil, Sapiens dapat berburu dalam kelompok dari kawanan yang berbeda-beda.

Mereka juga mulai mendomestikasi hewan pertama, yaitu anjing sebagai teman berburu.

Di masa itu kebanyakan kawanan Sapiens hidup berkelana, berpindah dari satu tempat ke tempat lain demi mencari makanan.

Namun hal ini berubah di masa revolusi pertanian

Kehidupan Manusia pada Revolusi Pertanian

Awalnya para pemburu yang hidupnya berpindah-pindah mulai menetap di daerah dekat dengan sumber makanan dan kemudian berpindah ketika sumber makanan habis atau ketika cuaca berubah.

Namun ketika mereka menemukan cara untuk bercocok tanam dan mendomestikasi hewan seperti kambing, sapi dan ayam, mereka mulai menetap di satu tempat dengan maksud untuk mempermudah kehidupan mereka.

Menurut Harari, usaha untuk mempermudah malah menyulitkan kehidupan Sapiens.

Populasi yang tadinya kecil dan sangat sedikit menjadi membesar, sehingga membutuhkan sumber makanan yang lebih banyak.

Hal ini mengharuskan Sapiens untuk bekerja lebih keras dan sedikit waktu untuk beristirahat.

Mereka juga mulai merasakan stres ketika panen gagal sehingga terjadi kelaparan.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Sebagai dampak hidup menetap, mereka juga rentan terkena penyakit menular dan menyebabkan tingginya angka kematian.

Dengan semakin kompleksnya permasalahan dibandingkan sebelumnya, mulai ada kepercayaan yang menjadi mulanya animisme.

Kepercayaan dan Sistem Sosial yang Terjadi

Revolusi pertanian berdampak tidak hanya pada kehidupan manusia yang berimbas kepada kehidupan kita sekarang, tetapi juga pada tanaman dan hewan.

Umur tanaman dan hewan yang didomestikasi menjadi lebih pendek dibandingkan umur seharusnya.

Dari pertanian ini berkembang lebih besar lagi ke transportasi hasil panen, membuat munculnya berbagai macam pekerjaan dan keterampilan.

Populasi yang semakin besar diikat dalam mitos dan kepercayaan agar semua orang dapat bekerja sama dengan baik.

Harari berpikir bahwa menulis itu sangat esensial untuk menciptakan mitos karena memungkinkan orang untuk mendokumentasikan aturan dalam masyarakat.

Sistem kemudian dibuat agar kehidupan masyarakat berjalan baik, namun terkadang ini malah mengeksploitasi mereka yang berada di kasta terbawah dalam masyarakat.

Sejak revolusi pertanian juga, hampir semua kalangan manusia mengadopsi patriarki.

Mereka cenderung menempatkan pria di puncak hierarki sosial.

Ini didukung dengan berbagai teori yang menyarankan bahwa pria secara biologis lebih superior dibandingkan kaum perempuan.

Harari selaku penulis tidak setuju dengan pemikiran ini.

Menurutnya tidak ada hubungan antara gender dengan kompetensi.

Seperti juga di bab sebelumnya tentang revolusi kognitif, Harari banyak memberikan sudut pandangnya tentang manusia yang menarik dan membuka wawasan baru bagi pembaca.

Buku Sapiens

Sampai di bab kedua ini, kita akan mendapat banyak informasi yang sebelumnya mungkin kita belum tahu dan menjawab beberapa pertanyaan tentang kebiasaan manusia zaman modern yang ada hubungannya dengan kehidupan manusia purba.

Kamu bisa mendapatkan buku ini di Gramedia.com dan selamat mempelajari hal baru!

Dapatkan Diskonnya! Dapatkan Diskonnya!

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku Sapiens dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau