Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Bunyi Tidak Bisa Didengar di Luar Angkasa? Simak Penjelasannya di Sini!

Kompas.com - 12/11/2024, 16:00 WIB
Mengapa Bunyi Tidak Dapat Didengar di Luar Angkasa  Sumber Gambar: Pexels.com Mengapa Bunyi Tidak Dapat Didengar di Luar Angkasa 
Rujukan artikel ini:
Kosmos
Pengarang: Carl Sagan
|
Editor Laila Wulanalfi

Bunyi adalah salah satu fenomena fisika yang akrab dalam kehidupan sehari-hari kita.

Dari suara percakapan, musik, hingga kebisingan jalanan, bunyi menjadi bagian integral dari pengalaman manusia.

Namun, jika kita keluar dari atmosfer Bumi dan melintasi batas angkasa, kita tidak akan lagi mendengar suara-suara tersebut.

Mengapa demikian? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami bagaimana bunyi bergerak dan apa yang dibutuhkan agar bunyi bisa terdengar.

Bagaimana Bunyi Bergerak

Bunyi adalah gelombang mekanis yang dihasilkan oleh getaran suatu objek.

Getaran ini kemudian menyebar melalui medium, seperti udara, air, atau benda padat, dalam bentuk gelombang.

Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang berarti bahwa partikel-partikel medium bergetar dalam arah yang sama dengan arah perambatan gelombang.

Saat kita berbicara, pita suara kita bergetar dan menciptakan gelombang bunyi yang merambat melalui udara di sekitar kita.

Gelombang bunyi ini kemudian mencapai telinga kita, kemudian diubah menjadi sinyal elektrik yang dikirim ke otak untuk diproses sebagai suara.

Mengapa Bunyi Tidak Dapat Didengar di Luar Angkasa

Luar angkasa adalah lingkungan yang hampir sepenuhnya kosong atau dikenal sebagai vakum.

Konsep vakum ini mengacu pada kondisi di mana densitas materi sangat rendah sehingga hampir tidak ada partikel yang dapat ditemukan dalam ruang tersebut.

Dalam konteks luar angkasa, vakum tidak sepenuhnya kosong, tetapi partikel-partikel yang ada sangat jarang dan tersebar.

1. Densitas Partikel yang Sangat Rendah

Di luar atmosfer Bumi, ruang angkasa memiliki densitas partikel yang sangat rendah.

Misalnya, di sebagian besar bagian ruang angkasa terdapat sekitar 1 hingga 5 partikel per sentimeter kubik.

Bandingkan ini dengan udara di permukaan Bumi yang memiliki jutaan partikel per sentimeter kubik.

Densitas yang rendah ini berarti bahwa ada sangat sedikit molekul atau atom untuk mentransfer energi getaran dari satu tempat ke tempat lain.

2. Ketiadaan Medium untuk Perambatan Gelombang Bunyi

Karena bunyi memerlukan medium untuk merambat, ketiadaan medium yang memadai di ruang angkasa membuat perambatan bunyi menjadi tidak mungkin.

Gelombang bunyi bergerak melalui interaksi partikel-partikel dalam medium, seperti udara, air, atau benda padat.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Tanpa partikel-partikel ini, gelombang bunyi tidak dapat bergerak atau mentransfer energi getaran.

Ini adalah alasan utama mengapa di luar angkasa tidak ada suara yang bisa didengar.

3. Perbedaan dengan Medium Bumi

Di Bumi, medium seperti udara, air, dan benda padat memungkinkan gelombang bunyi merambat dengan efisien karena ada cukup banyak partikel yang dapat saling berinteraksi.

Misalnya, di udara gelombang bunyi bergerak dengan kecepatan sekitar 343 meter per detik pada suhu kamar.

Dalam air, kecepatan ini meningkat menjadi sekitar 1.480 meter per detik, sedangkan dalam benda padat seperti logam, kecepatan bunyi bahkan bisa lebih dari 5.000 meter per detik.

Namun, di ruang angkasa yang tanpa medium maka gelombang bunyi tidak memiliki jalur untuk merambat.

4. Contoh dan Misinterpretasi dalam Media Populer

Dalam film dan media populer, sering kali kita melihat efek suara seperti ledakan atau tembakan di luar angkasa.

Ini adalah contoh dari fiksi ilmiah dan tidak mencerminkan kenyataan fisik luar angkasa.

Representasi ini bertujuan untuk meningkatkan efek dramatis dan menarik perhatian penonton, tetapi dalam kenyataannya, di luar angkasa suara seperti itu tidak akan terdengar karena ketidakhadiran medium yang diperlukan.

5. Kebisingan Kosmik dan Gelombang Lain

Meskipun tidak ada bunyi yang dapat didengar di luar angkasa, itu tidak berarti bahwa luar angkasa sepenuhnya sunyi.

Ada fenomena lain seperti gelombang elektromagnetik, radiasi kosmik, dan sinyal radio yang dapat dideteksi oleh alat-alat khusus.

Gelombang elektromagnetik, termasuk cahaya dan radio, tidak memerlukan medium untuk merambat dan dapat bergerak melalui vakum ruang angkasa.

Nah, itulah penjelasan mengapa bunyi tidak dapat didengar di luar angkasa.

Dengan ketiadaan medium yang memadai seperti udara, gelombang bunyi tidak bisa merambat di ruang kosong yang hampir sepenuhnya kosong tersebut.

Jika kamu tertarik untuk mendalami ilmu tentang alam semesta, buku Kosmos yang ditulis oleh Carl Sagan bisa menjadi buku referensi yang sangat berguna.

Buku ini menjelaskan mengenai berbagai bidang sains mengenai alam semesta, menelusuri 14 miliar tahun evolusi kosmik, asal-usul kehidupan, macam-macam planet dan bintang, alur hidup tata surya dan galaksi, sampai awal dan akhir alam semesta.

Tidak hanya itu kosmos juga memberikan sudut pandang alam semesta melalui ilmu biologi, antropologi, sejarah, filsafat dan seni.

Beli dan dapatkan segera buku Kosmos di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau