Kemiskinan ekstrem adalah kondisi ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar, mulai dari makanan, air bersih, sanitasi layak, tempat tinggal, kesehatan, pendidikan, dan akses informasi terhadap pendapatan dan layanan sosial.
Orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrem sering kali menghadapi tantangan besar dalam mendapatkan akses terhadap sumber daya yang diperlukan untuk bertahan hidup dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Secara global, standar yang digunakan untuk mendefinisikan kemiskinan ekstrem adalah hidup dengan kurang dari $1,90 per hari menurut Bank Dunia.
Angka ini mencerminkan garis batas minimum yang dianggap perlu untuk memenuhi kebutuhan dasar di berbagai belahan dunia.
Namun, kriteria ini tidak bersifat universal dan dapat bervariasi di setiap negara tergantung pada tingkat harga dan standar hidup setempat.
Di beberapa negara, garis kemiskinan ekstrem mungkin ditetapkan sedikit lebih tinggi atau lebih rendah, disesuaikan dengan kondisi ekonomi dan sosial yang berlaku.
Kriteria utama untuk mengidentifikasi kemiskinan ekstrem adalah pendapatan harian individu atau keluarga.
Jika pendapatan mereka kurang dari $1,90 per hari, mereka dikategorikan sebagai sangat miskin.
Di Indonesia, BPS menetapkan garis kemiskinan dengan menggunakan nilai yang disesuaikan dengan kondisi lokal.
Orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrem sering kali tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi minimum.
Kondisi ini tentu saja dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan atau kekurangan gizi.
Jika hal ini terjadi pada anak-anak maka akan sangat memengaruhi tumbuh kembang anak karena anak mengalami kekurangan berat badan.
Kekurangan gizi ini juga dapat membuat lemahnya kekebalan tubuh sehingga membuat rentan sakit.
Individu atau keluarga dalam kemiskinan ekstrem seringkali tinggal di tempat yang tidak layak, seperti gubuk atau tempat tinggal sementara yang tidak memiliki fasilitas dasar seperti air bersih, sanitasi, dan listrik.
Anak-anak dari keluarga miskin ekstrem cenderung tidak memiliki akses ke pendidikan yang layak.
Ini disebabkan oleh kurangnya dana untuk membayar biaya sekolah, membeli buku, atau seragam, dan kebutuhan lain yang terkait dengan pendidikan.
Akses terhadap layanan kesehatan adalah salah satu indikator utama kemiskinan ekstrem.
Mereka yang berada dalam kategori ini seringkali tidak mampu membayar biaya perawatan medis atau membeli obat-obatan, yang menyebabkan mereka lebih rentan terhadap penyakit.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Ketidakmampuan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak adalah salah satu penyebab utama kemiskinan ekstrem.
Kurangnya keterampilan, pendidikan, dan akses terhadap pasar kerja memperparah kondisi ini.
Pendidikan yang rendah atau tidak adanya akses terhadap pendidikan berkualitas membatasi kesempatan seseorang untuk meningkatkan taraf hidupnya.
Pendidikan yang rendah juga seringkali terkait dengan pekerjaan berupah rendah dan ketidakstabilan ekonomi.
Ketimpangan distribusi pendapatan di dalam masyarakat dapat menyebabkan sebagian besar kekayaan terkonsentrasi pada kelompok tertentu, sementara yang lainnya hidup dalam kemiskinan.
Masalah kesehatan yang kronis dapat menguras sumber daya finansial dan menyebabkan seseorang jatuh dalam kemiskinan.
Kurangnya akses terhadap layanan kesehatan memperburuk situasi ini.
Kondisi lingkungan seperti bencana alam dan konflik sosial juga dapat mendorong orang ke dalam kemiskinan ekstrem.
Kehilangan tempat tinggal, aset, dan sumber penghasilan akibat bencana atau konflik dapat mengakibatkan kemiskinan mendalam.
Nah, itulah beberapa gambaran tentang kriteria kemiskinan ekstrem dan berbagai faktor yang memengaruhinya.
Kita bisa melihat bahwa kemiskinan ekstrem bukan hanya soal kurangnya uang, tapi juga soal akses ke kebutuhan dasar yang sangat penting.
Mulai dari makanan, tempat tinggal, hingga pendidikan dan kesehatan, semuanya berperan dalam menentukan kualitas hidup seseorang.
Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk keluar dari kemiskinan, salah satunya yaitu dengan mengubah pola pikir.
Pola pikir sangat memengaruhi seseorang dalam berbuat dan berpikir untuk menyelesaikan suatu masalah, diharapkan dengan pola pikir yang tepat seseorang dapat menemukan jalan keluar untuk masa depan yang lebih baik.
Buku Mindset yang ditulis oleh Carol S. Dweck, Ph.d. menjelaskan bagaimana keyakinan atas kemampuan yang kita miliki sangat berpengaruh terhadap cara kita belajar dan menentukan pilihan di dalam kehidupan.
Buku ini juga mengajarkan bahwa pola pikir kita bukan hanya akan menentukan apa saja yang ingin kita capai, tetapi juga bagaimana respons dan sikap kita terhadap suatu tantangan, kesulitan, serta kegagalan.
Tidak hanya teori, buku ini juga memberikan panduan praktis tentang bagaimana mengubah pola pikir dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dapatkan bukunya segera hanya di Gramedia.com.