Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Ki Hajar Dewantara, Sosok Bapak Pendidikan Nasional

Kompas.com - 27/04/2023, 13:30 WIB
biografi ki hajar dewantara Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id biografi ki hajar dewantara
Rujukan artikel ini:
Pendidikan Karakter Ki Hadjar Dewantara
Pengarang: Sita Acetylena
|
Editor Rahmad

Kita tentunya sudah familiar dengan nama Ki Hajar Dewantara, sosok Bapak Pendidikan Nasional yang tentunya memiliki jasa yang sangat besar dalam memberikan akses pendidikan kepada kaum pribumi yang ada di Indonesia pada zaman penjajahan Belanda.

Ki Hajar Dewantara sangat aktif dalam menyuarakan pendapatnya melalui sebuah tulisannya yang bergaya komunikatif mengenai gagasan antikolonial.

Sepanjang hidupnya, beliau sudah aktif menjadi aktivis dari pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan juga pelopor pendidikan untuk kaum pribumi pada saat zaman penjajahan Belanda.

Bahkan, dirinya mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta yang mampu memberikan akses Pendidikan kepada seluruh rakyat pribumi.

Atas dedikasinya dalam pendidikan itulah, Ki Hajar Dewantara diberi julukan sebagai Bapak Pendidikan Nasional, di mana hari lahirnya tersebut ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Semboyan yang diciptakannya yaitu Tut Wuri Handayani juga digunakan oleh Kementerian Pendidikan Indonesia.

Berikut adalah biografi Ki Hajar Dewantara secara singkat untuk mengenal sosok Bapak Pendidikan Nasional lebih dalam.

Biografi Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara lahir dari sebuah keluarga bangsawan. Selain memiliki fokus ke Pendidikan, dirinya juga berkecimpung di dunia jurnalisme sebagai penulis dan juga wartawan. Berikut biodata tentang Ki Hajar Dewantara

  • Nama: Ki Hajar Dewantara
  • Alias: Bapak Pendidikan Indonesia, Pendiri Taman Siswa, Pelopor Pendidikan Indonesia, Pahlawan Revolusi Kemerdekaan, Raden Mas Soewardi Soerjaningrat
  • Tempat tanggal lahir: Pakualaman, 2 Mei 1889
  • Orang tua: Pangeran Soerjaningrat dan Raden Ayu Sandiah
  • Pendidikan: Europeesche Lagere School (ELS), STOVIA

Masa Muda Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Ia lahir di keluarga bangsawan Yogyakarta, yaitu bangsawan Kadipaten Pakualaman.

Ki Hajar Dewantara menamatkan Pendidikan dasarnya di Europeesche Lagere School, lalu melanjutkan sekolah kedokterannya di STOVIA.

Sayangnya, pendidikannya di STOVIA harus berhenti karena mengalami kondisi kesehatan yang buruk.

Awal Karir dengan Jurnalisme dan Boedi Oetomo

Ki Hajar Dewantara mulai menggeluti dunia jurnalisme dengan dirinya bekerja sebagai jurnalis di surat kabar Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara.

Selain itu, Ki Hajar Dewantara juga terlibat dalam sebuah organisasi sosial dan politik.

Dirinya aktif berperan dalam seksi Propaganda Boedi Oetomo yang berfungsi untuk menyadarkan rakyat Indonesia akan pentingnya persatuan dalam berbangsa dan bernegara.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Perjungannya Melalui Indische Partij

Ki Hajar Dewantara bersama dengan Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangunkusumo mendirikan partai politik pertama di Indonesia yang dinamai dengan Indische Partij.

Partai ini dibentuk pada tahun 1912 dengan aliran nasionalisme Indonesia.

Partai ini sempat ditolak oleh pemerintah Kolonial Belanda karena dianggap memiliki potensi untuk membangkitkan semangat seluruh rakyat Indonesia dalam memberontak serta melawan pemerintahan Belanda.

Membangun Taman Siswa dan Menjadi Ki Hajar Dewantara

Sekembalinya Ki Hajar Dewantara ke Indonesia di tahun 1919, dirinya bergabung dengan sebuah sekolah binaan saudaranya untuk mengajar.

Pengalaman inilah yang digunakannya untuk membangun konsep mengajar di Lembaga Pendidikan yang akan Ki Hajar Dewantara dirikan.

Bersama dengan teman seperjuangannya, akhirnya beliau mendirikan sebuah perguruan nasional yang diberi nama Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa) pada 3 Juli 1922.

Pendirian Lembaga ini adalah bentuk cintanya Ki Hajar Dewantara kepada Pendidikan untuk mengembangkan pendidikan untuk masyarakat pribumi.

Taman siswa ini dibentuknya untuk menanamkan rasa kebangsaan kepada para peserta didik, agar mereka semua bisa mencintai bangsanya sekaligus memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Saat mendirikan Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara telah berusia 40 tahun dan memutuskan untuk mengganti nama menjadi nama yang saat ini kita kenal, yaitu Ki Hajar Dewantara dari nama sebelumnya yaitu Raden Mas Soewardi Soerjaningrat.

Untuk mengetahui sejarah lebih dalam mengenai Taman Siswa yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara, kamu juga bisa membacanya melalui buku yang berjudul Pendidikan Karakter Ki Hadjar Dewantara karya Sita Acetylena.

Buku ini akan menjelaskan lebih lengkap tentang sejarah dan perkembangan Taman Siswa sebagai sebuah perguruan nasional pertama kalinya Yang berwawasan kemerdekaan serta kebangsaan.

Salah satu hal terpenting yang ada di dalam buku ini adalah pamong dan kepamongan memiliki posisi yang strategi dan pendting dalam hal ketamansiswaan, terutama dalam pembentukan karakter.

Buku ini sangat bermanfaat untuk kamu yang sedang ingin mempelajari Pendidikan karakter.

Selain itu, sosok Ki Hajar Dewantara juga mampu memberi dampak baik untuk pendidikan nasional, sehingga bisa kamu implementasikan di kehidupan sehari-hari.

Buku ini bisa kamu dapatkan melalui gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Terjebak dalam Kengerian: Mengatasi Trauma Medusa dan Mencari Cahaya di Kegelapan

Terjebak dalam Kengerian: Mengatasi Trauma Medusa dan Mencari Cahaya di Kegelapan

buku
Jangan Sampai Tertukar! Berikut Perbedaan Hukum Pidana dan Perdata yang Harus Dipahami

Jangan Sampai Tertukar! Berikut Perbedaan Hukum Pidana dan Perdata yang Harus Dipahami

buku
Mengapa Kegemaran atau Hobi Orang Berbeda-Beda? Ini Alasannya!

Mengapa Kegemaran atau Hobi Orang Berbeda-Beda? Ini Alasannya!

buku
Kumpulan Resep Makanan dari Tepung Ketan yang Menggoda

Kumpulan Resep Makanan dari Tepung Ketan yang Menggoda

buku
5 Camilan Khas Jepang Paling Enak, Mudah untuk Dibuat di Rumah

5 Camilan Khas Jepang Paling Enak, Mudah untuk Dibuat di Rumah

buku
Perbedaan Antara House dan Home dalam Bahasa Inggris

Perbedaan Antara House dan Home dalam Bahasa Inggris

buku
Kriteria Kemiskinan Ekstrem: Definisi dan Faktor Penyebab Kemiskinan

Kriteria Kemiskinan Ekstrem: Definisi dan Faktor Penyebab Kemiskinan

buku
Singkong sebagai Pengganti Nasi, Ini Alasannya!

Singkong sebagai Pengganti Nasi, Ini Alasannya!

buku
Daftar Makanan Oriental dan Asal Negaranya, Kaya Rasa dan Menggugah Selera

Daftar Makanan Oriental dan Asal Negaranya, Kaya Rasa dan Menggugah Selera

buku
Luar Biasa, Berikut 5 Bangunan yang Terlihat dari Luar Angkasa 

Luar Biasa, Berikut 5 Bangunan yang Terlihat dari Luar Angkasa 

buku
Tetap Semangat, Berikut 5 Cara Bangkit dari Keterpurukan Mental

Tetap Semangat, Berikut 5 Cara Bangkit dari Keterpurukan Mental

buku
Aura Kharismatik adalah Kepercayaan Diri dan Kecerdasan Emosional, Kenali Tanda-Tandanya Berikut Ini

Aura Kharismatik adalah Kepercayaan Diri dan Kecerdasan Emosional, Kenali Tanda-Tandanya Berikut Ini

buku
7 Arti Bunga Lavender, Ciri-Ciri, dan Manfaatnya untuk Kehidupan

7 Arti Bunga Lavender, Ciri-Ciri, dan Manfaatnya untuk Kehidupan

buku
7 Camilan Khas Bali Paling Enak, Wajib Coba saat Berkunjung ke Pulau Dewata

7 Camilan Khas Bali Paling Enak, Wajib Coba saat Berkunjung ke Pulau Dewata

buku
4 Bahan Pengganti Tepung Maizena dalam Masakan

4 Bahan Pengganti Tepung Maizena dalam Masakan

buku
Apa Perbedaan Antara Etika dan Etiket? Simak Jawabannya di Sini

Apa Perbedaan Antara Etika dan Etiket? Simak Jawabannya di Sini

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau