Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Ciri Khas Pantun Jawa Lucu dan Contoh yang Bikin Ngakak

Kompas.com - 28/03/2023, 08:30 WIB
pantun jawa lucu Photo by Jorge Alvarez Lecaros on Pexels pantun jawa lucu
Rujukan artikel ini:
Parikan Pantun Jawa
Pengarang: Koesalah Soebagyo Toer
|
Editor Rahmad

Pantun Jawa adalah salah satu bentuk puisi rakyat yang berasal dari Jawa, Indonesia.

Pantun Jawa memiliki ciri khas dalam bentuk dan maknanya, yang terdiri dari empat baris dengan rima a-b-a-b. Setiap baris terdiri dari delapan atau sepuluh suku kata.

Sejarah pantun Jawa tidak diketahui secara pasti.

Namun, pantun Jawa diyakini berasal dari tradisi lisan masyarakat Jawa, yang pada awalnya digunakan sebagai sarana hiburan dan pengiring acara sosial seperti pernikahan, kelahiran, atau bahkan saat sedekah bumi.

Pantun Jawa juga menjadi sarana untuk menyampaikan pesan moral dan kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, pantun Jawa memiliki banyak variasi, tergantung pada tema dan konteks penggunaannya.

Pada masa lalu, pantun Jawa juga digunakan sebagai media untuk mengungkapkan perasaan cinta atau ungkapan kebahagiaan dalam kehidupan sosial masyarakat Jawa, termasuk berkomedi dengan pantun lucu.

Saat ini, pantun Jawa masih terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Jawa sebagai warisan budaya yang sangat berharga.

Hingga saat ini, pantun jawa atau parikan yang masih populer adalah pantun jawa lucu dengan berbagai fungsinya.

Ciri Khas Pantun Jawa Lucu

Pantun Jawa adalah salah satu jenis pantun yang berasal dari budaya Jawa, Indonesia.

Ciri khas pantun Jawa yang lucu dan bikin ngakak terletak pada gaya bahasanya yang kocak dan cenderung mengandung unsur humor atau sindiran.

Berikut adalah beberapa contoh ciri khas pantun Jawa yang lucu dan bikin ngakak:

1. Menggunakan Kosakata yang Tidak Umum

Ciri khas ini bahkan terdengar lucu saat diucapkan, misalnya: "Sing kalih pitik keneh jenggotnya ngembang" (yang kedua punya ayam jenggotnya mengembang) atau "Sangkuriang melu ndadak bawa tabung gas" (Sangkuriang tiba-tiba membawa tabung gas).

2. Menggunakan Permainan Kata

Selain menggunakan permainan kata, pantun jawa lucu biasanya juga menggunakan kalimat yang ambigu. Ini tentu akan mengundang tawa dari pendengarnya.

Misalnya: "Koyo nangkane kembang tresno, ngguyu tansah dijupukono" (seperti bunga cinta, kalau dijepit selalu terkoyak-koyak) atau "Awakmu tansah ngomong, tapi kok kepala ngisor" (kamu selalu bicara, tapi kepalamu terus ke bawah).

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

3. Mengandung Sindiran atau Kritik Sosial yang Disampaikan

Ciri khas ini biasa disampaikan secara halus melalui bahasa pantun, misalnya: "Aja melek wae tansah duduk, sing njomplang luwe ngarep pangling" (jangan hanya duduk diam, yang berdandan berlebihan berharap dipandang).

4. Mengandung Unsur Kejadian Sehari-hari

Isi pantun jawa yang lucu bisa ditemukan di lingkungan sekitar, seperti kegiatan di pasar atau kegiatan masyarakat desa, misalnya: "Sepurane sing nggon pendhakane, wedhuse ngguyu awakmu kewan" (seperti kereta yang melintasi rel, hatimu selalu berputar-putar).

Itulah beberapa ciri khas pantun Jawa yang lucu dan bikin ngakak beserta contohnya.

Selain itu, pantun Jawa juga sering digunakan dalam berbagai kesempatan seperti acara pernikahan, pertemuan keluarga, dan acara-acara resmi lainnya.

Fungsi pantun jawa lucu ini jadi sebagai bentuk hiburan atau mencairkan suasana saat acara tersebut. Itulah sebabnya pantun jawa lucu masih banyak digunakan hingga sekarang.

Meskipun sudah ada sejak lama, tetapi eksistensi pantun Jawa masih terlihat sampai sekarang.

Di masyarakat Jawa, pantun masih sering digunakan dalam berbagai acara tradisional seperti pesta pernikahan, upacara adat, dan pertemuan formal.

Pantun juga masih menjadi bahan ajar di sekolah-sekolah dan dijaga kelestariannya melalui kegiatan seni dan budaya di komunitas Jawa.

Selain itu, pantun Jawa juga masih dikenal dan dikagumi oleh masyarakat luas di Indonesia.

Beberapa penyair dan seniman Indonesia seperti W.S. Rendra, Sitor Situmorang, dan Goenawan Mohamad juga terkenal karena kecintaan mereka pada pantun Jawa dan keahlian mereka dalam menulis pantun.

Di era digital seperti sekarang, pantun Jawa juga tetap ada di media sosial dan platform online lainnya.

Banyak pengguna media sosial yang membagikan pantun Jawa untuk mengungkapkan perasaan mereka atau untuk menghibur teman-teman mereka.

Hal ini menunjukkan bahwa pantun Jawa masih relevan dan berharga bagi masyarakat Jawa dan Indonesia secara umum.

Buku Parikan Pantun Jawa yang ditulis Koesalah Soebagyo Toer bisa kamu jadikan referensi mengetahui lebih banyak tentang pantun Jawa lucu yang bikin ngakak.

Selain menjelaskan tentang parikan yang merupakan pantun Jawa, buku ini juga memberi banyak contoh.

Buku ini bisa kamu pesan di Gramedia.com!

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau