Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian Dataran Rendah, Ciri-Ciri, serta Manfaatnya yang Perlu Kamu Tahu

Kompas.com - 16/01/2023, 11:06 WIB
Pengertian Dataran Rendah Sumber Gambar: Freepik.com Pengertian Dataran Rendah
Rujukan artikel ini:
Pintar Membuat Kompos dari Sampah…
Pengarang: Ir. Norbertus Kaleka
Penulis Okky Olivia
|
Editor Puteri

Keberadaan tenaga pembentuk muka bumi (endogen dan eksogen), telah menyebabkan munculnya relief di permukaan bumi.

Secara garis besar, relief adalah perbedaan tinggi rendahnya bentuk-bentuk yang ada di bumi, yang nantinya terbagi lagi menjadi relief daratan dan relief lautan.

Relief daratan mempunyai beberapa macam bentuk, yakni tonjolan, cekungan, dan daratan yang luas.

Salah satu jenis relief daratan yang memiliki bentuk daratan luas adalah dataran rendah, yang biasanya ada di beberapa titik di dekat pantai.

Dalam objek studi Geografi, dataran rendah ini mengacu pada daerah datar dengan sedikit atau bahkan tanpa adanya ketinggian.

Dataran rendah merupakan tempat yang paling padat penduduknya di dunia karena mampu memberikan kemudahan terutama untuk sarana transportasi dan juga untuk pembuatan lahan pertanian.

Untuk penjelasan selengkapnya, berikut ini adalah pengertian, ciri-ciri, serta manfaat dataran rendah yang perlu kamu ketahui.

Pengertian Dataran Rendah

Dataran rendah merupakan suatu hamparan tanah lapang dengan ketinggian yang relatif rendah, yakni tidak lebih dari 200 meter di atas permukaan laut.

Di Indonesia sendiri, sebagian besar dataran rendahnya berupa dataran alluvial, yang sebelumnya telah dibentuk oleh sedimentasi sungai di daerah dataran banjir dalam periode waktu yang sangat lama.

Saat sungai mengalir menuruni gunung atau bukit, air sungai akan mengangkut sedimen yang dihasilkan dari erosi dan akhirnya terbawa menuju dataran rendah.

Dengan tidak adanya tekanan, sungai-sungai lebih mencari jalur alternatif dengan kapasitas saluran yang lebih tinggi, sehingga sungai akan mengalir menuju saluran baru sehingga nantinya akan membentuk dataran alluvial.

Selain di Indonesia, Dataran Indo-Gangga di India dan Lembah Po di Italia juga termasuk contoh dataran alluvial.

Ciri-Ciri Dataran Rendah

1. Terkenal Lebih Subur

Dataran rendah pada umumnya memiliki tanah yang subur, sebagai akibat dari adanya proses sedimentasi sungai.

Hal inilah yang membuat sebagian besar masyarakat memilih untuk menempati dataran rendah karena lebih mudah untuk bercocok tanam dan bertahan hidup.

2. Suhu Berkisar 23-28 Derajat Celcius

Dari segi iklim, dataran rendah ini memiliki curah hujan yang cukup tinggi, dengan suhu berkisar antara 23 sampai 28 derajat celcius.

Hal ini tentunya menyebabkan udara setempat menjadi sedikit lebih hangat, dibandingkan dengan dataran tinggi yang identik dengan suhu dingin.

Suhu yang cenderung hangat di dataran rendah serta tanah yang subur tentunya akan membuat masyarakat merasa betah menempati dataran rendah.

3. Berada di Dekat Sungai atau Pantai

Adanya proses sedimentasi membuat tanah di dataran rendah menjadi subur terutama untuk lahan pertanian.

Hal ini tentunya tidak bisa dipisahkan dari bentang alam yang biasanya ada di dekat dataran rendah, seperti sungai, pantai, hilir sungai, danau, dan lain sebagainya.

4. Berada di Ketinggian 200 Meter

Dataran rendah adalah bagian dari permukaan bumi yang berupa tanah lapang dengan ketinggian yang relatif rendah, yakni tidak lebih dari 200 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Manfaat Dataran Rendah

1. Permukiman

Daerah yang relatif datar tentunya sangat memudahkan aksebilitas masyarakat, sehingga cocok untuk dijadikan sebagai daerah permukiman penduduk.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Suhu yang tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas di dataran rendah bisa menyebabkan tanaman tumbuh dengan subur, memudahkan akses sumber air, dan memudahkan juga bagi sarana transportasi.

2. Sawah Irigasi

Sawah irigasi merupakan sawah yang sumber air utamanya berasal dari hasil irigasi, dan biasanya cocok dilakukan di dataran yang rendah.

Sawah irigasi ini juga sangat cocok bagi tanaman yang harus terus menerus mendapatkan pengairan dari air hujan maupun air sungai atau waduk.

Proses irigasi yang efektif akan mempengaruhi seluruh proses pertumbuhan tanaman, sehingga sawah bisa tumbuh dengan subur dan nantinya bermanfaat bagi kehidupan manusia.

3. Sawah Tadah Hujan

Sawah tadah hujan merupakan jenis persawahan yang sumber air utamanya bergantung pada air hujan.

Berbeda dengan sawah irigasi, proses pengolahan sawah tadah hujan biasanya dilakukan ketika musim penghujan tiba.

Sawah tadah hujan ini berfungsi untuk menampung dan menyangga genangan air saat musim hujan, dan bisa dikembangkan bagi kelangsungan hidup masyarakat.

4. Peternakan

Dataran rendah yang identik dengan tanah yang tumbuh dengan subur, tanaman yang melimpah, serta udara yang cenderung hangat juga sangat cocok bagi kehidupan hewan peternakan.

Hewan ternak yang biasanya ada di daerah dataran rendah adalah sapi, kambing, kerbau, ayam, angsa, bebek, dan masih banyak lagi.

Kelompok hewan tersebut akan menghasilkan produk susu, telur, serta daging yang kaya akan protein dan tentunya diminati juga oleh masyarakat luas.

Demikianlah penjelasan lengkap terkait dengan pengertian, ciri-ciri, serta manfaat dataran rendah bagi kehidupan manusia.

Dapat disimpulkan kembali bahwa daerah dataran rendah sangat identik dengan kesuburannya dan suhu yang hangat sehingga banyak penduduk lebih memilih untuk tinggal di dataran rendah, dibandingkan dengan dataran tinggi.

Dari penjelasan di atas, diketahui bahwa pertanian dan peternakan merupakan 2 contoh kegiatan yang umum dilakukan oleh penduduk yang tinggal di dataran rendah.

Perlu dipahami juga bahwa kedua kegiatan tersebut tentunya menghasilkan sampah atau limbah yang tidak sedikit, yang jika tidak diurus maka akan mengotori lingkungan.

Selain pembakaran atau pembuangan, masih ada banyak alternatif lain yang bisa digunakan untuk memusnahkan sampah yang menggunung, misalnya dengan membuat kompos.

Untuk lebih jelasnya, kamu bisa membaca buku Pintar Membuat Kompos dari Sampah Rumah Tangga, Limbah Pertanian, & Peternakan.

Buku ini akan menjelaskan bagaimana proses pengomposan terjadi dan cara membuat kompos dari limbah yang tidak terpakai.

Kompos yang telah dibuat ini nantinya bisa digunakan lagi untuk mengembangkan perkebunan mandiri di rumah sendiri, atau bisa juga digunakan untuk memperbaiki struktur tanah pertanian, dan meningkatkan produksi pangan.

Buku ini cocok sekali untuk dibaca semua kalangan, terutama bagi mereka yang ingin membuat pupuk kompos dengan bahan yang mudah ditemui.

Tak hanya proses pembuatannya, buku ini juga akan menjelaskan peluang usaha apa saja yang bisa didapatkan dengan mengolah kompos, yang nantinya juga bisa menghasilkan cuan.

Jika tertarik untuk membacanya lebih lanjut, buku ini bisa kamu dapatkan di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com