Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Hewan Buas Paling Berbahaya yang Mematikan dan Harus Dihindari!

Kompas.com - 29/12/2022, 13:30 WIB
hewan buas Photo by blende on Pixabay hewan buas
Rujukan artikel ini:
Temukan Fakta Penting Binatang Buas
Pengarang: Sally Morgan
|
Editor Rahmad

Karakter hewan buas yang hidup di alam bebas tentu akan berbahaya bagi manusia. Apalagi jika habitatnya terancam, maka bisa sangat mematikan. Ada beberapa hewan buas paling berbahaya yang perlu kamu ketahui agar selalu berwaspada.

Hewan Buas Paling Berbahaya

Berikut ini daftar hewan buas paling berbahaya yang bisa sangat mematikan dan mengancam manusia:

1. Hiu

hiu hiu

Meski hiu bisa menyerang manusia, tetapi sebenarnya mereka jarang menyerang. Hewan ini mencatat enam kematian dalam satu tahun.

Pada tahun 2014, hanya ada tiga kematian terkait serangan hiu di seluruh dunia, dibandingkan dengan enam kematian pada tahun 2015, yang merupakan angka rata-rata.

2. Serigala

serigala serigala

Berdasarkan tinjauan serangan serigala menemukan bahwa hanya ada sedikit serangan seperti itu di Eropa dan Amerika Utara selama periode 50 tahun.

Namun, beberapa ratus serangan telah dilaporkan di seluruh India selama dua dekade terakhir, yakni dengan jumlah kematian rata-rata hampir 10 per tahun.

3. Singa

singa singa

Dijuluki "raja hutan", hewan liar ini juga tercatat menyerang manusia. Sebuah studi tahun 2005 menemukan bahwa singa telah membunuh 563 orang di Tanzania sejak tahun 1990, dengan rata-rata kematian sekitar 22 orang per tahun.

Ini adalah predator karnivora yang tangguh. Ini berburu hewan pengerat, kerbau Afrika, kuda nil, rusa kutub dan zebra. Singa termasuk dalam keluarga Felidae, keluarga kucing besar kekar dengan ukuran tubuh terbesar kedua setelah harimau.

Hewan-hewan ini aktif di malam hari dan lebih menyukai padang rumput, sabana, semak belukar, dan hutan terbuka. Secara historis, singa tersebar di sebagian besar Eropa, Asia, dan Afrika. Namun, singa kini tersebar luas di beberapa bagian Afrika sub-Sahara.

4. Gajah

gajah gajah

Perhatikan bahwa serangan gajah terhadap manusia jauh lebih sedikit daripada perburuan gajah terhadap manusia. Menurut National Geographic, 500 orang terbunuh oleh serangan gajah pada tahun 2005. Itulah sebabnya gajah masuk hewan buas paling berbahaya.

5. Kuda Nil

kuda nil kuda nil

Selain gajah, kuda nil mencatat sekitar 500 kematian per tahun. Faktanya, kuda nil dianggap sebagai salah satu hewan paling berbahaya dan mematikan di Afrika dan dikenal agresif terhadap manusia.

6. Buaya

buaya buaya

Diperkirakan buaya menyebabkan sekitar 1.000 kematian setahun. Buaya merupakan jenis reptil besar yang hidupnya di air. Hewan ini termasuk amfibi yang umumnya berukuran besar. Hewan ini termasuk karnivora yang memburu hewan lain seperti ikan dan reptil.

Buaya dapat menjadi predator perairan dan sering menyerang manusia. Salah satu buaya yang terkenal sebagai predator paling mematikan adalah spesies Crocodylus palustris yang ditemukan di Asia.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Dengan lapisan pertahanan dan gerakan cepat, buaya di Asia sepuluh kali lebih kuat saat menyerang dengan cepat.

7. Ular

ular ular

Pada 2015, lebih dari 100.000 orang meninggal akibat gigitan ular setiap tahun. Angka yang sangat tinggi ini menjadikan ular sebagai salah satu hewan paling berbahaya. Faktanya, ular sering berkeliaran di sekitar manusia.

8. Komodo

komodo komodo

Komodo merupakan salah satu hewan karnivora yang termasuk dalam golongan kadal besar. Ia termasuk satwa liar yang dilindungi karena populasinya mulai berkurang. Komodo mengandalkan cakar, gigi, dan ekornya sebagai senjata untuk menyerang mangsanya.

Ia memiliki 5 cakar yang tajam dan dapat memotong kulit hewan lain. Struktur gigi komodo mirip dengan gigi hiu, tajam. Selain itu, air liur hewan ini mengandung 60 bakteri mematikan dan berbahaya.

9. Gorila

gorila gorila

Gorila adalah herbivora yang cukup damai, tetapi tidak akan segan-segan menyerang jika kedamaian keluarganya terancam. Gorila yang marah sama menakutkannya dengan predator besar mana pun.

Berdasarkan daftar World Conservation Union (IUCN), spesies Gorila beringei termasuk dalam Red List of Endangered Species. Jadi, hewan ini masuk dalam daftar yang harus dilindungi oleh penduduk.

10. Harimau

harimau harimau

Harimau terancam punah di seluruh dunia, terutama harimau sumatera yang masuk dalam kategori Critically Endangered di IUCN Red List.

Harimau adalah karnivora dan predator teratas dalam rantai makanan. Dia memakan semua yang ada di sekitarnya seperti babi hutan, rusa, burung, rusa roe, beruang madu dan sebagainya

Hewan ini termasuk dalam kategori hewan buas paling berbahaya karena tidak segan-segan menyerang manusia ketika merasa terancam dan kedamaiannya terganggu.

Buku Temukan Fakta Penting Binatang Buas yang ditulis Sally Morgan bisa kamu jadikan referensi untuk lebih mengenal hewan buas. Termasuk hewan buas paling berbahaya dan apa yang membuatnya sangat mematikan.

Buku ini bisa kamu pesan dan beli di Gramedia.com!

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon



Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau