Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Usul Masuknya Olahraga Bulu Tangkis Ke Indonesia

Kompas.com - 06/12/2022, 14:30 WIB
masuknya bulu tangkis ke indonesia Sumber: freepik masuknya bulu tangkis ke indonesia
Rujukan artikel ini:
Opera Bulu Tangkis 1995
Pengarang: Titi Ngiung
|
Editor Rahmad

Jika membahas tentang sejarah bulu tangkis, itu adalah hal yang sangat menarik untuk dibahas. Pasalnya, bulu tangkis adalah salah satu cabang olahraga yang sangat populer untuk dimainkan bahkan, menjadi salah satu olahraga yang sering mendulang beragam prestasi di berbagai ajang bergengsi internasional.

Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang cukup disegani dalam ajang bulu tangkis tingkat internasional. Indonesia juga sering bersaing dengan beberapa negara-negara besar, seperti Jepang, China, dan juga Korea dalam hal perebutan sebagai juara bulu tangkis internasional.

Melalui cabang olahraga bulu tangkis, Indonesia juga semakin dikenal di mata dunia. Lantas, seperti apa sejarah bulu tangkis di Indonesia sebelum menjadi populer seperti saat ini? Berikut rangkumannya.

Sejarah Bulu Tangkis di Indonesia

Bulu tangkis adalah olahraga yang berasal dari India di abad ke-19 yang dikenal dengan nama poona. Lalu, pada zaman penjajahan Inggris di India, tentara Inggris membawa budaya bulu tangkis ke negara asalnya, lalu semakin berkembang.

Lalu, di Indonesia sendiri bulu tangkis mulai dikenal di tahun 1930-an pada masa penjajahan Belanda. Sebelumnya, dua negara tetangga yaitu Malaysia dan Singapura sudah terlebih dahulu diperkenalkan oleh Inggris olahraga bulu tangkis ini.

Setelah itu, tiga tahun berselang, didirikanlah organisasi bulu tangkis untuk pertama kalinya di Indonesia, tepatnya di Jakarta yang dinamakan sebagai Bataviase Badminton Bond dan Bataviase Badminton League.

Keduanya juga bergabung dan membentuk suatu organisasi bulu tangkis di Indonesia. Di tahun 1934, sejumlah kejuaraan bulu tangkis pun diadakan di Pulau Jawa, Sebagian besar berpusat di kota Bandung.

Sejarah perkembangan bulu tangkis di Indonesia juga sangatlah pesat sampai akhirnya Indonesia membentuk suatu naungan organisasi yang menaungi olahraga bulu tangkis ini pada tahun 1951, yaitu PBSI atau Persatuan Bulu Tangkis Indonesia. Kemudian setelah itu, Indonesia resmi menjadi anggota dari IBF di tahun 1953.

Setelah terbentuknya PBSI, kongres pertama PBSI ini digelar dalam hal membahas aturan serta arah bulu tangkis yang ada di Indonesia. Setelah PBSI berdiri, olahraga ini berkembang dengan sangat pesat di Indonesia.

Sangat banyak turnamen di tingkat internasional yang diikuti oleh para atletnya. Tidak hanya sekadar mengikuti turnamen, tetapi, para atletnya pun sering membawa pulang gelar juara.

Bahkan, Indonesia juga menjadi negara yang paling sering menjuarai kompetisi-kompetisi bergengsi, salah satunya adalah kompetisi All England. Secara keseluruhan, terdapat 48 gelar yang berhasil dibawa pulang oleh para atlet Indonesia dari turnamen itu, sampai akhirnya berhasil menduduki peringkat keempat dengan gelar terbanyak.

Hingga saat ini, Indonesia masih menjadi negara yang disegani dalam olahraga bulu tangkis di kelas Internasional. Sebelumnya, Indonesia juga menjadi tuan rumah dalam turnamen bulu tangkis termegah di dunia, yaitu HSBC BWF World Tour Finals 2021.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Prestasi Indonesia Dalam Bulu Tangkis

masuknya bulu tangkis ke indonesia masuknya bulu tangkis ke indonesia

Dalam hal prestasi, Indonesia sudah berhasil mengukir prestasi dalam berbagai ajang internasional bergengsi sejak tahun 19650-an. Indonesia sempat menorehkan catatan yang tidak kalah mentereng di ajang olahraga dunia.

Indonesia sudah berhasil menorehkan medali emas pertama kalinya pada cabang olahraga bulu tangkis pada Olimpiade Muenchen tahun 1972. Di mana, Indonesia berhasil meraih medali emas yang berhasil diraih oleh legenda pebulu tangkis yang berasal dari Surabaya, yaitu Rudy Haryanto.

Bahkan Rudy Haryanto masuk ke dalam Guinness Book of Records dengan status pemegang gelar All England terbanyak, yaitu sebanyak 8 kali. Rudy Haryanto juga sudah 4 kali menjuarai Piala Thomas serta mendapatkan medali emas pada Asian Games tahun 1970 di Bangkok, Thailand.

Berkat pencapaiannya, sudah berhasil dicapainya dan berhasil membawa pengaruh pada bulu tangkis Indonesia. Pengaruhnya sendiri dalam bulu tangkis Indonesia berhasil membawa namanya masuk ke Hall of Fame BWF di kemudian hari.

Sejarah bulu tangkis di Indonesia juga bisa kamu nikmati kisahnya melalui novel Opera Bulu Tangkis 1995 karya Titin Ngiung. Di mana novel ini mengisahkan tentang Bajang Kirek, seorang pemain bulu tangkis yang memiliki asal usul misterius, sekaligus mempunyai gaya bermain yang eksentrik.

Kehadirannya dalam bulu tangkis ini membawa angin segar untuk bulu tangkis di Indonesia, tetapi dengan imbas yang tidak kalah besarnya bagi percaturan politik dunia. Di dalam novel ini, pertarungan bulu tangkis digambarkan dengan begitu baik. Berbagai dama di dalam maupun di luar lapangan menunjukkan betapa beratnya kehidupan dari para atlet.

Novel tersebut bisa kamu pesan dan beli melalui gramedia.com.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau