Semua umat muslim berkewajiban untuk mematuhi Syariah dan perintah Allah. Perintah-perintah ini berfungsi untuk memvalidasi ibadah kita di mata Allah SWT. Beberapa perintah Allah juga termasuk bersuci sebelum beribadah.
Salah satu perintah Allah yang harus dilakukan setiap Muslim adalah mandi wajib yang juga dikenal sebagai mandi besar atau mandi Junub. Ini adalah perintah Allah untuk mensucikan diri dari semua hadas, baik hadas kecil atau besar.
Hadas sendiri adalah keadaan najis bagi umat Islam yang menahan diri dari melakukan shalat, thawaf dan ibadah lainnya. Hadas dapat dibagi menjadi Hadas kecil dan Hadas besar.
Dalam keadaan berhadas inilah kamu permu mengetahui kapan harus mandi wajib untuk mensucikan diri kembali.
Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tata cara mandi wajib yang benar dan sesuai aturan. Termasuk waktu kapan harus mandi wajib karena belum terbiasa, atau sebab lainnya. Padahal, mandi wajib merupakan cara untuk mensucikan diri dari hadas besar.
Mandi wajib ini bisa dibilang berbeda dengan mandi yang biasa di masyarakat. Dengan kata lain, mandi yang biasa kamu lakukan untuk menghilangkan kotoran dan menyegarkan tubuh adalah mandi biasa secara umum.
Mandi wajib adalah mandi yang harus dilakukan dengan tujuan menghilangkan hadas besar karena keluarnya mani atau persetubuhan. Dua hal ini disebut al-jinabat dalam bahasa Fiqih. Selain itu, ada hal lain yang menyebabkan seorang muslim harus melakukan mandi wajib.Hal inilah yang menunjukkan kapan kamu harus melakukan mandi wajib.
Namun, bagi sebagian orang masih ragu apa penyebab seseorang harus mandi wajib, sehingga mereka tidak mengetahui kapan harus mandi wajib. Oleh sebab itu, seorang muslim harus mengetahui hal-hal apa saja yang mengharuskan dirinya untuk mandi wajib agar bisa suci dalam melakukan ibadah
Ketahui hal yang membuat kita harus mensucikan diri dengan mandi wajib. Alasan berikut inilah yang menunjukkan kapan harus mandi wajib:
Setelah bersetubuh atau berhubungan intim, seorang muslim tidak dapat melakukan ibadah. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan sebelum mandi wajib, seperti shalat, membaca Al-Qur'an, tawaf. Dalam catatan al-Munawi, kedua hadas itu disebut jinabat.
Hal ini karena mereka jauh dari suci dan bisa menjadi murni kembali hanya setelah mandi wajib. Bersetubuh yang dimaksud di sini adalah bertemunya dua khitan, yakni kemaluan laki-laki dan perempuan yang memasukkan hasyafah dalam faraj.
Anjuran setelah bersetubuh harus mandi wajib ini sudah diriwayatkan oleh Nabi Muhammad SAW: “Apabila bertemu dua khitan, maka sesungguhnya wajib mandi” (H.R Ibnu Majah).
Ada pula hadits Abu Hurairah, dimana Nabi SAW bersabda: "Jika seseorang duduk di antara empat anggota badan istrinya, lalu bersungguh-sungguh kepadanya, maka wajib baginya mandi" (HR. Bukhari, no. 291 dan Muslim, no. 348).
Ejakulasi yang dimaksud disini adalah keluarnya cairan dari alat kelamin laki-laki atau perempuan karena mimpi basah atau dipermainkan, dan juga akibat terbangunnya pikiran dan penglihatan.
Keluarnya air mani harus mandi wajib disebutkan dalam Surat Al-Maidah ayat 6 berikut ini:
وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا
Artinya, "Dan jika kamu junub, maka mandilah" (QS. Al-Maidah: 6)
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Allah SWT berfirman di dalam Surah Al-Baqarah ayat 222 yang artinya:
“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: “Haid itu adalah suatu kotoran”. Oleh karena itu, jauhilah wanita yang sedang haid dan jauhilah mereka sampai mereka bersih. Setelah mereka membersihkan diri, bergabunglah dengan mereka di mana Allah telah memerintahkan padamu.”
Dalam penafsiran, kata suci dalam ayat tersebut berarti menjadi suci dengan mandi wajib setelah darah berhenti keluar, Nabi SAW bersabda:
"Apabila kamu datang haid hendaklah kamu meninggalkan shalat. Apabila darah haid berhenti, hendaklah kamu mandi dan mendirikan shalat" (HR. Bukhari, no. 320 dan Muslim, no. 333).
Sama seperti haid, darah nifas dan nifas juga harus dibersihkan. Biasanya, nifas memakan waktu 40 hari, maksimal 60 hari. Ketika pendarahan pasca persalinan berhenti, seorang wanita harus mandi wajib.
Jika seorang wanita melahirkan secara normal, ia harus mandi, meskipun persalinannya masih berupa gumpalan darah dan daging. Persalinan caesar, di sisi lain, tetap kontroversial di kalangan ilmuwan.
Beberapa orang menganggap mandi sebagai kewajiban, yang lain menganggapnya tidak perlu.
Orang yang baru memeluk agama Islam atau mualaf harus mandi wajib sebelum mereka menjalankan ibadah seperti shalat, puasa, dan lainnya. Keharusan mualaf mandi wajib disebutkan dalam hadits Qais bin ‘Ashim berikut ini:
أَتَيْتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- أُرِيدُ الإِسْلاَمَ فَأَمَرَنِى أَنْ أَغْتَسِلَ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ.
Artinya: "Aku pernah mendatangi Nabi SAW dan aku ingin masuk Islam. Lantas beliau memerintahkan aku mandi dengan air dan bidara" (HR. Abu Daud, no. 355; Tirmidzi, no. 605; dan An-Nasa'i, no. 188)
Muslim yang meninggal tanpa syahid harus mandi wajib sebelum dimakamkan. Jenazah harus mandi wajib disebutkan dalam hadits Ummu ‘Athiyyah berikut ini:
دَخَلَ عَلَيْنَا النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- وَنَحْنُ نَغْسِلُ ابْنَتَهُ فَقَالَ « اغْسِلْنَهَا ثَلاَثًا أَوْ خَمْسًا أَوْ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ إِنْ رَأَيْتُنَّ ذَلِكَ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَاجْعَلْنَ فِى الآخِرَةِ كَافُورًا
Artinya: "Nabi SAW mendatangi kami dan ketika itu kami sedang memandikan puteri beliau, lalu beliau perintahkan, 'Mandikanlah tiga atau lima atau lebih daripada itu. Jika memang perlu dengan bidara dan di akhirnya diberi kapur barus" (HR. Bukhari, no. 1196 dan Muslim, no. 939)
Buku Panduan Fiqih Ibadah & Muamalah Terlengkap yang ditulis Haidar Musyafa bisa dijadikan sumber belajar fiqih sehari. Termasuk tentang bersuci, sehingga kamu tidak lagi ragu kapan harus mandi wajib dan fiqih ibadah lainnya.
Buku ini bisa kamu pesan dan beli di Gramedia.com!
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.