Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Wibu? Cari Tahu Penjelasannya Berikut Ini

Kompas.com - 09/05/2022, 13:00 WIB
Apa itu Wibu Sumber Gambar: pexels.com Apa itu Wibu
Rujukan artikel ini:
Boruto - Naruto Next Generation…
Pengarang: Masashi Kishimoto
|
Editor Almira Rahma Natasya

Mungkin sebagian besar dari kita sudah tidak asing lagi dengan sebutan atau istilah wibu, yang menjurus pada seseorang yang teramat sangat menyukai budaya Jepang, seperti anime, cosplay, hingga video game yang dibuat oleh Negeri Matahari Terbit tersebut.

Tidak mengherankan memang jika negara Jepang selalu mampu menciptakan karya dan budaya yang bisa menghipnotis orang-orang di seluruh dunia, karena memiliki keunikan tersendiri yang membuat sebagian besar orang sampai fanatik memuja budaya Jepang ini.

Orang-orang yang fanatik inilah yang kerap disapa sebagai seorang wibu yang bisa dibilang secara mati-matian sangat mengagumi dan memuja budaya Jepang, hingga memengaruhi kehidupan pribadi mereka.

Namun, apa sebenarnya seorang wibu itu sendiri?

Apa Itu Wibu?

Sebutan wibu sendiri ternyata berasal dari bahasa Inggris, yaitu daru kata “weeaboo” atau “webs” yang berarti seseorang yang sangat memuja atau terobsesi dengan budaya dan kultur Jepang.

Para wibu ini bukanlah masyarakat Jepang itu sendiri, melainkan orang-orang dari luar Jepang yang begitu terobsesi dengan budaya Jepang.

Para wibu ini sudah memasuki taraf adiktif dalam menyukai budaya Jepang hingga mempengaruhi kehidupan pribadi mereka.

Para wibu ini juga rela mengeluarkan kocek yang besar hanya untuk memenuhi hasrat mereka akan hal-hal yang berbau Jepang, mulai dari komik, action figure, video game, hingga kostum cosplay sesuai dengan karakter yang mereka sukai.

Tingkat kecintaan mereka terhadap hal-hal yang berbau Jepang ini juga terlihat ketika mereka sampai berimajinasi mengenai fantasi mereka tentang Jepang.

Orang-orang yang dipanggil wibu ini pun kerap lebih memilih menghabiskan waktu bersosialisasi mereka dengan komunitas yang berisi sekelompok orang yang memiliki minat yang sama terhadap kebudayaan Jepang.

Mereka lebih merasa nyaman ketika bisa berbincang dengan orang yang memiliki kesamaan minat dan hobi, ketimbang orang biasa yang tidak tertarik pada budaya Jepang sama sekali.

Taraf kecintaan mereka terhadap budaya Jepang sudah melewati batas atau bisa dibilang terlalu obsesif.

Ciri-Ciri Seorang Wibu

1. Memakai Produk-Produk Buatan Jepang

Saking suka dan terobsesinya terhadap kebudayaan negara Jepang, seorang wibu biasanya lebih memilih untuk menggunakan produk-produk dari Jepang untuk menunjukkan rasa suka mereka terhadap segala sesuatu yang berbau Jepang.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Bahkan, jika harus mengeluarkan kocek yang jauh lebih besar hanya untuk memakai produk-produk dari Jepang, seorang wibu tidak akan mempermasalahkan hal tersebut.

2. Mengubah Nama Menggunakan Bahasa Jepang

Rasa cinta para wibu ini terhadap kebudayaan negara Jepang tidak hanya ditunjukkan melalui tindakan membeli dan menggunakan produk-produknya saja, tapi juga mengubah nama mereka menggunakan bahasa Jepang agar tampak seperti orang Jepang itu sendiri.

Tidak hanya mengubah, biasanya para wibu ini pun hanya menyematkan nama Jepang di antara nama asli mereka.

Bahkan ada pula yang menuliskan nama tersebut memakai aksara Jepang atau yang biasa disebut dengan hiragana.

3. Meniru Tingkah Laku dan Kebiasaan Orang Jepang

Sudah pasti para wibu ini juga meniru tingkah laku dan kebiasaan orang Jepang untuk lebih menghayati obsesi mereka terhadap kebutuhan Jepang.

Namun, sayangnya tingkah laku dan kebiasaan orang Jepang yang mereka tiru biasanya hanya dilihat dari komik atau anime belaka, sehingga tidak seratus persen valid jika kebiasaan yang mereka tirukan adalah cerminan masyarakat Jepang.

Tentunya masih banyak lagi ciri-ciri wibu lainnya, seperti menggunakan bahasa Jepang dalam interaksi mereka, sangat terobsesi dengan anime, hingga anti sosial.

Kecintaan atau minat seseorang akan suatu hal tidaklah buruk asalkan masih mampu di dalam koridor yang sesuai, sehingga jika ingin menjadi seorang wibu, usahakanlah agar tidak terlalu adiktif akan hal tersebut.

Nah, berbicara soal wibu, tidak lengkap rasanya jika belum memberikan rekomendasi komik yang menarik untuk dibaca, dan komik Boruto dapat menjadi pilihan yang cocok untuk menemani waktu luang kamu.

Sesuai dengan judulnya, komik ini menceritakan tentang anak laki-laki dari Naruto Uzumaki, yaitu Boruto, yang harus menanggung nama besar ayahnya sebagai seorang Hokage.

Setelah perang besar usai, Desa Konohagakure kini sedang dalam masa yang damai dan tenang, tapi Boruto tidak pernah tahu akan ada bencana baru yang harus dihadapi oleh generasinya.

Komik Boruto ini bisa kamu beli dan pesan di Gramedia.com.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau