Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyintas dari Diusik dan Dikendalikan Teknologi Informasi

Kompas.com - 21/02/2022, 12:00 WIB
Sumber Gambar: Dok. Bhuana Ilmu Populer
Rujukan artikel ini:
Informatika Sosial
Pengarang: Bambang N. Prastowo
|
Editor Ratih Widiastuty

Review Buku Informatika Sosial

Buku oleh Bambang Nurcahyo Prastowo terbaru berjudul Informatika Sosial, dengan subjudul Mengendalikan Teknologi untuk Tatanan Masyarakat yang Lebih Baik, merupakan buku lintas disiplin yang sangat menggelitik untuk dibaca.

Terutama di kala teknologi informasi saat ini mulai mengusik banyak segi kehidupan, dan interaksi sosial kita terusik (disrupted) hingga ke desa-desa di lereng gunung, hingga ke kamar-kamar tidur kita.

Diperkuat lagi saat pandemi COVID19 menyerang dunia, sejatinya teknologi informasi & komunikasi juga ikut memberikan dampak terhadap sekolah, kantor, pasar, toko kelontong, cara kita berbelanja, belajar, bekerja, dan intinya cara kita berinteraksi sosial.

Buku setebal 244 halaman ini dibagi dalam 12 Bab ditambah 2 Lampiran tentang Ngobrol dengan Robot, serta coding dari scam dan tipu-tipu.

Buku ini membahas mengenai banyak hal, antara lain: Aspek Sosial Pertumbuhan Teknologi Informasi; Komunikasi Digital; Usikan pada Sistem Pendidikan; Pergerakan Ekonomi yang ditimbulkan oleh internet, uang crypto dan NFT (Non-Fungible Token); Sifat Penggunaan Jejaring Sosial; Permasalahan Media Sosial termasuk hoax dan bingkai kebenaran berita; Pengembangan Lingkungan Cerdas seperti Cyber Physical System dan Internet of Things (IoT); Etika Komunikasi di Media Sosial; Informatika Sosial; dan Bagaimana Menyongsong Masa Depan.

Tak ketinggalan pula pembahasan mengenai pekerjaan di masa depan, serta mata pencaharian yang sedang atau akan berubah karena komunikasi sosial dan integrasi sistem informasi.

Sang penulis Bambang Nurcahyo Prastowo adalah seorang pakar teknologi informasi yang sudah malang melintang di dunia teknologi canggih ini sejak awal tahun 1980-an.

Beliau bahkan boleh dibilang sebagai salah seorang pionir di dunia jejaring internet Indonesia.

Pria asal Yogya lulusan Queens University Canada ini adalah dosen UGM (Universitas Gajah Mada) yang juga sudah mendidik dan menginspirasi ratusan atau bahkan ribuan mahasiswa dan pembaca tulisan-tulisannya.

Sebagai pendidik, Prastowo dapat menguraikan hubungan interaksi sosial dengan ilmu informatika dalam bahasa yang inspiratif, renyah, mudah, mengalir deras, sekaligus lengkap.

Buku ini cukup komprehensif dan terkini dalam memaparkan dampak teknologi informasi terhadap kehidupan sosial kita semua, seperti dampak positif maupun negatif saat ini, serta potensi usikan di masa depan karena lompatan perubahan tak terduga.

Saya merasa tercerahkan dan teredukasi setelah membaca buku ini.

Pandangan penulis cukup lugas, tajam, jeli, dengan perspektifnya yang unik.

Komentarnya sering menggelitik intelektualitas pembaca.

Seperti kritiknya tentang arah riset sains dan teknologi, “Suatu gambaran yang menurut saya tidak cantik dan sepertinya bukan seperti yang kita harapkan. Kita harus memikirkan dan melakukan sesuatu untuk mengubah arah pengembangan teknologi agar masa depan manusia bisa lebih baik”. Dengan kemajuan dunia digital, ia tetap menganggap pentingnya interaksi sosial secara fisik, “Varietas manusia yang berbangsa-bangsa dan bersuku-suku itu terjadi karena dinamika silaturahmi yang pastinya tidak lewat Zoom. Oleh karena itu, meskipun mungkin mahal dan makan energi besar, mobilitas fisik manusia harus tetap difasilitasi sebaik-baiknya” (Hal. 199).

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Sambil menganalisa tajam, Prastowo juga mengedukasi tentang istilah yang kerap kita dengar dan jumpai saat ini dalam dunia teknologi informasi dan Internet. “Banyak benda-benda yang beroperasi dengan komputer tertanam di dalamnya. Saat ini komputer paling sederhana pun sudah dilengkapi dengan modul koneksi ke Internet, baik secara langsung dengan protokol Internet maupun dengan perantara telepon pintar dengan koneksi bluetooth. Belum ada istilah khusus untuk benda-benda yang berinternet ini dalam bahasa Indonesia yang diterima luas masyarakat. Kebanyakan masyarakat masih menggunakan istilah dalam bahasa Inggris, yakni Internet of Things (IoT). Istilah ini pertama kali disebutkan oleh Kevin Ashton untuk situasi pertumbuhan data di Internet selain yang didapat dari kegiatan manusia secara langsung” (Hal. 166).

Buku ini bisa menjadi pemicu diskusi polemik, sekaligus meningkatkan literasi kita pada perkembangan terbaru dalam dunia informatika yang semakin canggih, rumit, dan membaur dengan kehidupan sosial.

Kini manusia semakin mengedepankan super-ego sebagai yang paling benar dan pintar, dengan menghabiskan waktu sebagai avatar di dunia metaverse yang dianggap selaras dengan dunia nyata.

Penjelasan tentang uang crypto, blockchain, NFT yang sedang panas, merupakan arus utama menuju perubahan metaverse.

Perkembangan dunia digital membawa harapan sekaligus kabar mengerikan, seperti datangnya halilintar.

Pada saat ini, orang-orang sudah mulai gandrung pada mainan baru yang merambah sosial virtual reality, yakni suatu jagad (universe) “sempurna” di mana sang lakon bisa melakukan apa saja di dunia virtualnya tersebut.

Termasuk di antaranya meraup untung milyaran dari investasi maya di dalamnya.

Dari segi kombinasi perangkat keras dan lunak yang akan menjadi hal biasa seperti (ro)bot dan Artificial Intelligent (AI), penulis bahkan melampirkan dialognya yang unik dengan sebuah robot bernama Emerson AI.

Dari dialog yang unik tersebut, Prastowo menyisipkan komentar dan penilaiannya atas pemrograman robot itu.

Juga tak kalah pentingnya tawaran Prastowo untuk melihat dampak sosial karena adanya usikan (disruption) pada sistem pendidikan.

Hal ini rupanya dianggapnya cukup penting sehingga dibahasnya dalam satu bab tersendiri, Bab 4, hal 59 - 82.

Diulas juga bagaimana rumor politik dan bias informasi, yang menimbulkan polarisasi di masyarakat akibat manipulasi kampanye politik itu ternyata merupakan gejala global yang tidak hanya terjadi di Indonesia saat pemilihan Presiden.

Juga tentang arah pergerakan ekonomi, permasalahan dan etika media sosial, hoax, sampai kepada pengembangan ekosistem cerdas yang akan berperan penting dalam perubahan sosial ke depan.

Hal menarik adalah saat penulis mengangkat nilai-nilai ilahiyah dari Al-Quran yang dijadikannya sebagai acuan dan panduan, sembari menuliskan “tafsiran” seorang saintis terhadap ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan fenomena alam dan sosial.

Saya merekomendasikan buku ini untuk para pengguna IT dan untuk para calon pelaku perubahan sosial di era digital.

Buku ini bisa didapatkan dalam versi E-book melalui aplikasi Gramedia Digital dan sudah terbit pada 14 Februari 2022.

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com