Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Literasi Keuangan Dimulai dari Keluarga

Kompas.com - 04/07/2024, 10:52 WIB
Buku Kamu Tidak Sendirian: Sharing dari Dua Ayah Milenial tentang Cara Mengajarkan Uang pada Anak Sumber Gambar: Gramedia.com Buku Kamu Tidak Sendirian: Sharing dari Dua Ayah Milenial tentang Cara Mengajarkan Uang pada Anak
Rujukan artikel ini:
Kamu Tidak Sendirian: Sharing dari…
Pengarang: Agung Setiyo Wibowo &…
|
Editor Ratih Widiastuty

Belakangan ini masyarakat dikejutkan dengan tingginya kredit macet di kalangan milenial.

Berdasarkan temuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah pinjaman macet lebih dari 90 hari di industri financial technology peer-to-peer (P2P lending), atau yang dikenal dengan sebutan “pinjol” untuk kategori perseorangan telah mencapai angka Rp1,73 triliun per Mei 2023.

Menariknya, generasi milenial atau mereka yang berusia 19-34 tahun menjadi "penyumbang" terbesar dari kredit macet tersebut.

Berbagai pakar menyebutkan bahwa generasi milenial terlilit utang karena fenomena Fear of Missing Out (FOMO) alias ikut-ikutan tren agar merasa tidak "ketinggalan".

Sebagian pakar lain beranggapan bahwa literasi keuangan mereka rendah.

Menurut penulis Kamu Tidak Sendirian: Sharing dari Dua Ayah Milenial tentang Cara Mengajarkan Uang pada Anak, Agung Setiyo Wibowo, keduanya benar.

Generasi "Zaman Now" harus kita akui memang cenderung terimbas "virus" FOMO sebagai imbas masifnya penggunaan media sosial.

Di sisi lain, literasi keuangan masyarakat Indonesia dapat dikatakan rendah.

Mengapa itu bisa terjadi?

Karena pendidikan finansial tidak diajarkan di sekolah.

Padahal, siapa pun yang bekerja sebagai karyawan maupun yang berbisnis ingin mendapatkan apa yang disebut dengan kesuksesan.

Sayangnya, mereka harus otodidak untuk mengelola keuangan.

Entah mengikuti kursus, mendaftarkan diri pada program seminar ataupun mengikuti sertifikasi perencanaan keuangan.

Perencanaan keuangan merupakan salah satu pilar untuk mewujudkan generasi yang mandiri dan berdaya.

Rendahnya literasi keuangan hanya menjadikan generasi kita tidak dapat mewujudkan mimpi-mimpinya.

Mulai dari membeli rumah, menyekolahkan anak-anak ke jenjang tertinggi, membeli produk asuransi, berinvestasi, bahkan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Untuk meningkatkan literasi keuangan, keluarga memegang peranan vital.

Oleh karena itu, para orang tua perlu mengedukasi keuangan kepada putra-putrinya sesuai dengan tahapan perkembangannya.

Nah, bagaimana cara mengedukasi keuangan yang efektif kepada buah hati kita? Berikut sejumlah strategi yang dapat diterapkan.

Cara Mengajarkan Uang pada Anak

1. Diskusikan Topik Keuangan secara Terbuka

Ketika anak-anak kita sudah cukup besar untuk meminta uang, inilah saatnya untuk berbicara dengan mereka tentang realitas keuangan.

Dengan membahas apa artinya menabung, membelanjakan, menyumbang, dan berinvestasi, kita akan membantu mereka mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang cara kerja uang di dunia nyata.

Kita juga dapat mengajari mereka tentang penganggaran dengan mengatur jumlah uang saku mingguan atau bulanan yang harus mereka pertahankan.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Membahas uang saku mingguan atau bulanan sebagai imbalan untuk pekerjaan rumah tangga adalah cara yang bagus untuk memulai anak kita dengan uang untuk dibelanjakan, dan pengetahuan tentang nilai Rupiah.

Kita perlu memastikan bahwa diskusi tersebut tetap informatif dan positif sehingga mereka dapat mengingat pesan diskusi tersebut di sepanjang hidup mereka.

2. Mencotohkan Kebiasaan Baik

Anak-anak belajar dari contoh, jadi penting bagi kita untuk menunjukkan kepada mereka kebiasaan belanja yang dapat mereka pelajari.

Kita dapat menjelaskan mengapa kita membeli sesuatu dan kapan waktu yang tepat untuk membeli secara impulsif atau menunggu sampai uang mereka terkumpul.

Dengan menunjukkan kepada anak-anak kita bagaimana mengembangkan kebiasaan belanja yang baik, kita dapat memberi mereka kepercayaan diri yang mereka butuhkan untuk sukses dengan uang dan mengembangkan literasi keuangan di kemudian hari.

Anak-anak yang belajar keterampilan keuangan praktis di usia muda cenderung merasa nyaman membuat keputusan moneter yang lebih besar sendiri sebagai orang dewasa.

3. Mengajari Anak Membuat Keputusan yang Bijak

Mengajari anak-anak kita kekuatan pengambilan keputusan yang bijak adalah cara yang bagus untuk memastikan kesuksesan mereka dalam masalah keuangan di kemudian hari.

Menjelaskan konsep seperti penundaan kepuasan, berinvestasi untuk masa pensiun, dan memahami risiko versus imbalan akan membantu mereka memahami tidak hanya cara membuat keputusan yang cerdas, tetapi juga mengapa keputusan itu harus dibuat.

Ketika kita meluangkan waktu untuk menunjukkan kepada mereka bagaimana menilai pengeluaran mereka dengan hati-hati dan merencanakan kebutuhan masa depan mereka, itu akan memberi mereka landasan yang kuat untuk mengelola uang mereka sendiri di masa dewasa dan meningkatkan literasi keuangan mereka.

Mengajari anak-anak tentang manajemen keuangan yang bertanggung jawab dapat membantu mereka memahami pentingnya menyimpan uang daripada membuangnya.

4. Memberikan Tanggung Jawab atas Uang Mereka Sendiri

Mengambil kepemilikan atas dana mereka sendiri dapat memberi anak rasa kemandirian dan membantu memperkuat pelajaran dari percakapan di rumah tentang pengelolaan uang.

Kita dapat memulai dengan menentukan tunjangan mingguan atau bulanan yang adil.

Anak-anak dapat memperoleh uang saku dengan melakukan pekerjaan rumah tangga, mengasuh adik, atau membantu tugas-tugas lain di rumah.

Selanjutnya, kita dapat meminta mereka membuka rekening tabungan.

Kita mendorong mereka untuk memasukkan uang saku ke dalam rekening tabungan.

Anak-anak kemudian dapat melihat cara kerja perbankan, serta belajar menabung.

Mengajari anak-anak kita keterampilan literasi keuangan dasar seperti membuat rencana pengeluaran, menabung, dan berinvestasi dapat membantu memastikan bahwa mereka membuat keputusan yang tepat ketika tiba waktunya untuk mengelola uang mereka sendiri.

Selain itu, memberi contoh akan menunjukkan kepada anak-anak kita betapa bermanfaatnya praktik keuangan yang baik dalam jangka panjang.

Dengan kesabaran dan dedikasi, nantinya kita dapat mewujudkan generasi yang bertanggung jawab secara finansial.

Bagi Anda yang ingin menyuntikkan literasi keuangan pada anak sejak dini, tidak ada salahnya untuk membaca buku Kamu Tidak Sendirian: Sharing dari Dua Ayah Milenial tentang Cara Mengajarkan Uang pada Anak yang kini sudah beredar di jaringan toko buku Gramedia di seluruh Indonesia.

Buku ini tidak hanya membeberkan cara mengajarkan keuangan pada anak sesuai tahap perkembangan (usia), namun juga menguraikan secara komprehensif strategi menyiapkan dana pendidikan anak dari PAUD sampai perguruan tinggi.

Dapatkan bukunya di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Menemukan Ketenangan dalam Sejenak Jeda dari Gegap Gempita Dunia 

Menemukan Ketenangan dalam Sejenak Jeda dari Gegap Gempita Dunia 

buku
Mendengar Suara Si Kecil: Sebuah Renungan Inner Child

Mendengar Suara Si Kecil: Sebuah Renungan Inner Child

buku
Tanpa Ayah, Tanpa Arah

Tanpa Ayah, Tanpa Arah

buku
Buku Aku Dengar Nasihat Mama – Berbakti Kepada Orang Tua, Nominasi 5 Besar Buku Islam Terbaik Kategori Bacaan Anak dalam Islamic Book Fair Award 2025

Buku Aku Dengar Nasihat Mama – Berbakti Kepada Orang Tua, Nominasi 5 Besar Buku Islam Terbaik Kategori Bacaan Anak dalam Islamic Book Fair Award 2025

buku
Anak Kurang Diperhatikan Keluarga, Terbitlah Buku Aku Sayang Keluargaku

Anak Kurang Diperhatikan Keluarga, Terbitlah Buku Aku Sayang Keluargaku

buku
Dari Jemaah Islamiyah Kita Belajar

Dari Jemaah Islamiyah Kita Belajar

buku
Kembali ke NKRI

Kembali ke NKRI

buku
Book Talk & Poetry Open Mic Bersama Chacha Thaib: Saat Luka dan Puisi Bertemu di Gramedia Jalma

Book Talk & Poetry Open Mic Bersama Chacha Thaib: Saat Luka dan Puisi Bertemu di Gramedia Jalma

buku
9 Elemen Business Model Canvas yang Perlu Kamu Ketahui

9 Elemen Business Model Canvas yang Perlu Kamu Ketahui

buku
Isi Hati yang Tak Pernah Tersampaikan, Hal-Hal yang Ingin Kukatakan pada Diri Sendiri

Isi Hati yang Tak Pernah Tersampaikan, Hal-Hal yang Ingin Kukatakan pada Diri Sendiri

buku
Takopi’s Original Sin: Sebuah Perjalanan Mencari Senyuman di Tengah Gelapnya Dunia

Takopi’s Original Sin: Sebuah Perjalanan Mencari Senyuman di Tengah Gelapnya Dunia

buku
Stop Boros! Ini 5 Cara Mengatasi Gaya Hidup Konsumtif yang Bisa Kamu Coba

Stop Boros! Ini 5 Cara Mengatasi Gaya Hidup Konsumtif yang Bisa Kamu Coba

buku
Ayah, Benarkah Cintamu Sering Kali Membisu? Aku Ingin Mendengar Cintamu, Ayah!

Ayah, Benarkah Cintamu Sering Kali Membisu? Aku Ingin Mendengar Cintamu, Ayah!

buku
Dalam Hati Seorang Hamba: Sebuah Perjalanan Jiwa Menuju Rabb-nya

Dalam Hati Seorang Hamba: Sebuah Perjalanan Jiwa Menuju Rabb-nya

buku
6 Tahapan Design Thinking untuk Menggali Ide Usaha

6 Tahapan Design Thinking untuk Menggali Ide Usaha

buku
Public Speaking 360: Jago Berbicara, Bukan Jago Ngomong

Public Speaking 360: Jago Berbicara, Bukan Jago Ngomong

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau