Kegiatan “Dari Buku Turun ke Hati, edisi Taman Ismail Marzuki” berlangsung di Galeri Emiria Soenassa, Ahad (3/9).
Acara yang dipandu oleh Aninta Mamoedi selama satu setengah jam ini, mengarahkan para peserta yang hadir untuk membaca buku yang telah dibawa oleh masing-masing peserta.
Pada sesi ini, kegiatan baca bareng dilakukan dengan menggunakan konsep intimate.
“Memang acaranya tuh konsepnya intimate. Jadi, kaya membaca buku bersama-sama kurang lebih 30-50 menit. Lalu nanti para audiens yang hadir mereka akan berbagi apa sih yang dia baca. Kalau di sini kita berbagi isi bukunya apa sih. Tapi kadang kita ngadain kuis gitu,” ungkapnya.
Sebagai fasilitator, Aninta menyampaikan bahwa buku itu suatu medium yang personal.
Kita melakukan aktivitas membaca dengan sendirian.
Tapi, di dalamnya terdapat banyak sekali insight, banyak yang membuka perspektif sehingga menurutnya, hasil bacaan yang kita dapat menjadi suatu topik yang menarik untuk didiskusikan dan dibagikan.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
“Nah jadi di ajang ini kita pengen membuat orang-orang pembaca yang hadir saling jatuh cinta dengan satu sama lain. Saling meracuni judul buku yang dibaca,” ungkap Aninta ketika melakukan sesi wawancara bersama Kru.
Selain menanyakan perihal apa yang didapatkan dari hasil bacaannya, Aninta juga mencoba memancing para pembaca untuk menceritakan kenapa mereka tertarik untuk membaca buku itu, bagaimana perasaan mereka ketika membaca, hingga pada pertanyaan apakah buku yang mereka baca itu bisa direkomendasikan kepada orang lain.
Menurut observasinya, kegiatan bulanan Gramedia Pustaka Utama ini sangat efektif dalam menarik minat baca seseorang.
“Karena kegiatannya tuh kolektif dan performatif. Jadi kelihatan kalau misalkan orang lagi jalan bolak-balik ini lagi ngapain, pasti ada rasa penasaran. Aku tuh pernah di sesi ini, ngeliat orang-orang bener penasaran lalu nyamperin aku, kak lagi ngapain, aku suka baca buku, tapi aku nggak tahu nyari temen baca di mana. Jadi selain bisa menarik perhatian orang-orang dengan membaca, bisa juga menghubungkan orang-orang dengan minat yang sama.”
Di penghujung wawancara, Aninta menyampaikan harapannya agar kegiatan baca bareng seperti ini bisa terus ada di setiap bulannya.
Kemudian diadakan di banyak tempat agar mampu menarik lebih banyak perhatian orang.
Ia menginginkan agar aktivitas membaca itu menjadi hal yang wajar, normal, dan publik, bisa dinikmati semua orang tanpa melihat kelas-kelas sosial.