Secara umum, rangkaian listrik adalah suatu rangkaian yang terdiri dari berbagai elemen listrik pasif seperti kapasitor, resistor, trafo, induktor, sumber arus, sumber tegangan, dan saklar.
Selain itu, secara umum, jenis rangkaian listrik terdiri dari dua jenis yaitu rangkaian seri dan rangkaian paralel. Tetapi ada juga kombinasi dari dua jenis sirkuit, yang disebut sirkuit campuran.
Berikut ini jenis rangkaian listrik utama dan rangkaian dan gabungannya:
Jenis rangkaian listrik pertama adalah rangkaian seri. Model ini mungkin merupakan bentuk yang paling sederhana dibandingkan model lainnya. Hal ini karena dalam rangkaian seri, semua komponennya tersusun berurutan dan dalam satu garis lurus.
Jadi, pada rangkaian ini anda tidak akan menemukan susunan cabang pada instalasinya. Beberapa ciri yang biasa terdapat pada rangkaian seri adalah seperti berikut ini:
Model instalasi listrik berikutnya adalah rangkaian paralel. Dalam hal pemasangan paralel, metode pengaturan juga ditempatkan berdampingan. Perbedaannya, bagaimanapun, adalah bahwa seri ini memungkinkan untuk banyak titik percabangan.
Meski susunannya tidak sesederhana sambungan seri, tetapi sistem paralel ini memiliki keunggulan lebih dari versi sebelumnya. Oleh karena itu, penggunaannya lebih populer dan meluas. Ciri-ciri rangkaian paralel antara lain:
Rangkaian campuran dapat digambarkan sebagai kombinasi inovatif dari dua jenis sirkuit sebelumnya. Jadi, versi ini adalah kombinasi dari koneksi seri dan paralel.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang rangkaian jenis ini, pertimbangkan beberapa sifat dari rangkaian campuran berikut:
Sumber listrik arus searah (DC) adalah sumber energi listrik yang mampu menghasilkan arus listrik yang arahnya selalu tetap (konstan) dari muatan listrik potensial tinggi rendah.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Arus searah ini biasanya ditemukan pada aplikasi tegangan rendah seperti baterai dan sebagian besar rangkaian elektronik yang juga memerlukan sumber daya atau arus searah (DC).
Dalam rangkaian arus searah (DC), tegangan dan arus biasanya konstan. Namun, dengan rangkaian AC, nilai sesaat dari tegangan arus, dan karenanya daya, terus berubah karena dipengaruhi oleh input.
Dapat disimpulkan bahwa ketika terjadi reaktansi pada rangkaian AC, maka terdapat komponen daya akibat medan magnet/listrik yang ditimbulkan oleh komponen tersebut.
Hasilnya adalah daya ini, berbeda dengan komponen resistif murni, disimpan dan dikembalikan ke suplai saat bentuk gelombang sinus menyelesaikan siklus periodik.
Jadi, penarikan arus rata-rata dari suatu rangkaian adalah jumlah arus yang disimpan dan dikembalikan selama satu siklus penuh.
Sistem tenaga rangkaian 1 phase dan 3 phase mengacu pada unit yang menggunakan arus bolak-balik (AC). Adapun yang membedakan keduanya adalah kontinuitas catu daya AC.
Nilai maksimum sistem AC fase tunggal adalah 90⁰ dan 270⁰, dengan putaran penuh 360⁰. Dengan lonjakan dan penurunan ini, daya tidak disalurkan dengan laju yang konstan.
Dibutuhkan 2 kabel agar lampu menyala, satu kabel netral dan yang lainnya kabel hidup. Dua kabel terhubung dari lampu ke papan suplai utama.
Kabel merah digunakan untuk tegangan dan kabel hitam digunakan untuk netral. Saklar, digunakan untuk mengontrol rangkaian listrik dengan menghidupkan dan mematikannya, ditempatkan pada kabel langsung antara suplai dan beban utama.
Buku Rangkaian Listrik yang ditulis Tri Arief Sardjono ini bisa kamu jadikan referensi mempelajari berbagai jenis rangkaian listrik.
Buku ini membahas rangkaian listrik dc termasuk rangkaian RLC dengan segala karakteristiknya dengan penjelasan yang jelas dan ringkas. Apakah kamu tertarik untuk membeli buku ini? Kamu bisa pesan dan beli di Gramedia.com!